rasa takut

19.2K 930 34
                                    

Happy reading<3

"Hallo" Ucap vena pada seseorang di telfonnya.

"Eh iye, lo dateng ye ntar sama fresya, jangan bilang kalo lo lupa gue mau kawin"

"Bawel lo, gue pasti dateng kali" Vena berucap malas pada temannya yang selalu bawel memintanya untuk datang menemaninya H-1 sebelum pernikahannya dengan erfan.

"Nginep ye, temenin gue sebelum gue memulai hidup baru sama bebep"

"SUAMI GUE GIMANA?!" ujar vena terkejut saat lidya yang memintanya untuk menginap juga.

"Nginep juga lah, daren juga nginep, nanti alvin sama daren sekamar, kita bertiga juga sekamar, IYE GA ANJING?!"

"IYE BACOT, dah ah gue matiin ya" Vena memutar bola matanya malas walau sebenarnya ia merasa antara senang dan sedih atas pernikahan sehabatnya ini.

"Eh tapi ntar pas lo kerumah gue, gue mau minta ajarin"

"Ajarin apaan?" Tanya vena bingung.

"Tentang anuan ah aduhh malam pertama gaisss"

"GILA LO, DAH AH" Vena membulatkam matanya terkejut karena penuturan lidya barusan, haruskah ia menjawab jika sehabatnya itu benar benar menanyakannya? Itu privacy hei! Sungguh gila.

"Iya jeyeng mwahh babaiiii"

"Hm" Vena mematikan telfonnya duluan, ia memikirkan kenapa sehabatnya yang satu ini sangat gilaa? Berbeda dengan fresya yang hanya diam dan sepertinya bijak. Ah tapi bagaimana pun vena tetap menyayangi mereka.

Vena menaruh ponselnya di meja, hari ini vena tengah duduk di atas kasur kamarnya, Ya! Vena telah keluar dari kerumah sakit beberapa bulan lalu. Tetapi alvin masih tetap melarangnya untuk melakukan pekerjaan rumah.

Sedangkan vena hanya mendengus malas setiap alvin yang menceramahinya karena ia mengerjakan sesuatu yang mungkin sedikit berat. Jika alvin berada dirumah mungkin vena tak masalah jika suaminya itu melarangnya melalukan perkerjaan.

Tapi bagaimana jika alvin sedang kuliah atau di kantor ayah? Seperti sekarang, contohnya. Lelaki itu sedang ada kelas di kampusnya hari ini.

Setelah melamun dan berfikir cukup lama akhirnya vena memutuskan untuk menonton drakor sambil menunggu alvin pulang. Dulu,vena memang suka menonton drakor tapi semenjak menikah, entah kenapa ia malah benar benar lupa pada drakor.

Vena mengambil laptop yang berada di meja tempat ia dan alvin belajar. Laptop itu jarang terpakai, alvin hanya memakainya jika butuh saja sedangkan vena sama sekali tak minat untuk memakainya, kecuali sekarang.

Vena menonton drakor tentang sebuah rumah tangga yang hancur seketika karena orang ketiga, sialan. Drakor ini sangat menyayat hati, perasaan sesama wanita yang menyatu ketika melihat sang istri dalam drakor itu tersakiti.

Kecuali si pelakor, vena sama sekali tak berminat untuk menyatukan perasaan sesama wanita dengannya. Lagipula, pelakor mana punya perasaan. Jika pelakor punya perasaan tentu mereka akan berfikir sejuta kali untuk melakukannya. Iblis tak berhati itu, ah sial.

"Goblok lu pelakor anjing, sini ribut lawan gua ama anak gua, de bantuin mama ya" Vena berbisik sambil mengelus perut nya yang membesar.

"Kaga jadi ah, anak gua kan ganteng nanti diembat gimana?" Gumam vena sendiri, Ya anak alvin dan vena memang berjenis kelamin laki laki saat di USG.

Dan, tiba saat nya dimana si pelakor benar benar mengambil suami orang itu, istrinya menangis sedangkan sang suami dan pelakor mencaci maki, sungguh kejam. Vena ikut merintihkan air mata saat ini, vena juga membayangkan jika ia yang berada di posisi sang istri dalam drakor, alvin yang pergi dengan wanita lain.

THE COLD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang