Happy reading <3
Kini, acara pernikahan lidya dan erfan telah selesai, para tamu telah berkurang sedari tadi dan mungkin hanya tersisa beberapa kerabat kerabat dari kedua belah pihak. Fresya dan daren baru saja pulang, dan jangan tanyakan sang pengantin karena tadi keduanya baru saja di antar panitia gedung ke kamar yang telah disiapkan.
"Yu pulang" Ajak vena pada alvin yang sedari tadi merengek meminta pulang.
"Tau ah" Alvin bangkit dari duduknya malas lalu berjalan dengan tatapan datar walaupun tangannya tetap menggandeng tangan vena.
"Dih marah" Tertawa, lalu melirik alvin yang sedang menatap kedepan dengan tatapan datar.
"Sayangggggggg" Vena Berdiri di depan alvin membuat langkah lelaki itu pun terhenti dan menatap vena datar.
Vena merentangkan tangannya meminta alvin untuk memeluknya, Tapi alvin malah diam tak berekspresi Membuat vena memanyunkan bibirnya lalu menurunkan tangannya. Menunduk perlahan, hampir menangis.
Alvin yang menyadari itu pun langsung tertawa pelan lalu membungkuk, mengangkat wajah vena yang tertunduk, lalu mencium bibirnya singkat. Saat ini mereka sudah berada di parkiran, jadi tenang semoga tidak ada yang melihat.
"Kalo manyun jadi mau cium" Ujar alvin pelan di depan wajah vena yang hanya berjarak 3 centi.
Senyum vena mengembang seketika dan malah semakin memanyunkan bibir nya tapi saat alvin ingin menciumnya tangan vena menghalanginya.
"Nanti aja dirumah" Bisik vena tertawa lalu menarik tangan alvin mendekat ke arah mobil mereka sedangkan yang ditarik hanya tersenyum, manis.
***
"Truth or dare" Tanya vena saat botol yang diputarnya menghadap alvin.
Ya setelah selesai membersihkan dirinya masing masing, mereka memutuskan untuk bermain truth or dare, sebenarnya vena agak ragu karena alvin yang mengajaknya duluan.
"Truth" Jawab alvin santai.
"Dih gaberani dare"
"Berani! Siapa bilang gaberani?"
"Yaudah dare dong"
"Truth aja dulu napa sih" Alvin hendak mencium bibir vena tapi vena sudah menutup bibirnya terdahulu.
"Oke truth, siapa cewe yang lo sayang?"
"Bunda" Jawab alvin enteng membuat vena membulatkan matanya, sebenarnya itu jawaban yang benar tapi bukan itu maksud vena.
"Ih yang lain" Vena mendengus.
"Aliza" Jawab alvin dengan senyum meledek karena alvin tau maksud dari istrinya itu.
"Ah tau ah" Jawab vena malas.
"Dih ngambek, kalo ngambek berarti harus di hukum" Ucap alvin menarik tangan istrinya agar berada pada pelukannya.
"Ko ngambek dihukum?!"
"Ya harus dong"
"Yaudah apa hukumannya?"
"Dicium lehernya" Jawab alvin tersenyum smirk membuat vena terkejut.
"Ga, gamau!" Bantah vena cepat.
"Kenapa gamau?" Alvin menaikan sebelah alisnya saat mendengar bantahan vena.
"Gaenak, geli" Ujar vena memelan di akhir kata dan segera membuang muka ke arah lain.
"Gaenak? Serius? Bukannya waktu dilombok malah---"
"Gausah di jelasinnn ihhh" Vena mendorong bahu alvin kencang tapi tetap itu tak mengubah posisi alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE COLD BOY
Teen FictionMenjadi istri seorang most wanted sekolah? Rasanya mustahil, tapi bagaimana dengan vena?seorang gadis cantik yang di jodohkan dengan sang most wanted sekolah. "lo tuh kya es krim ya dingin tapi manis" ucap vena terkekeh lalu tanpa vena sadari lelaki...