Happy reading....
Kevin melepas jas kerjanya, cuaca Makassar hari ini begitu terik dan membuatnya kepanasan seperti ini. Sepuluh menit yang lalu dirinya selesai meninjau lokasi pembangunan hotel yang pernah Devon katakan itu, tak terlalu buruk dan lokasi yang cukup menguntungkan juga.
Kevin menurunkan suhu AC kamar hotelnya agar mampu memberikan hawa dingin, diabaikannya celotehan berupa protestan dari Devon yang nampaknya kurang suka dengan suhu ruangannya. Devon hari ini tak banyak melakukan apa pun, semua Kevin handle sendiri dari mulai meeting kecil, bertemu dengan mandor yang akan membangun hotel dan meninjau lokasi, Devon sama sekali tak membantunya, pria paru baya itu hanya menghabiskan watu di kamar hotel membiarkan dirinya berkelana sendiri, dan hal itu membuatnya kepanasan seperti ini.
Dua kancing kemeja teratasnya Kevin buka, lengannya digulung, sepatu dilepasnya dan aksi leha-leha disofa menikmati terpaan suhu dingin itu menyambut kedatangannya. Dilihatnya Devon yang berjalan menjauh menuju balkon mungkin Papanya memaklumi dirinya yang sedang kepanasan dan memilih keluar menikmati suhu hangat kota Makassar.
Dua hari Kevin tak bertemu Jessica dan dua hari pula istrinya tak bisa dihubungi, Kevin akan menanyakan semua perihal Jessica kepada Devi, setidaknya Jessica tak kemana-mana dan tetap dirumah, itu artinya Jessica tak kecapean.
Kevin menyandarkan kepalanya pada punggung sofa, matanya terpejam sepertinya sore ini adalah waktu yang tepat untuk mengistirahatkan tubuhnya sebentar, ya hanya sebentar karena setelah itu dirinya akan menghubungi Jessica menanyakan kabar istrinya itu, semoga saja Jessica bisa diajak bicara.
Mungkin dua hari ini Jessica masih tak rela dengan kepergiannya, hal itu wajar saja secara Jessica sedang hamil muda sangat muda dan dia tak bisa disisinya, rasa bersalah itu kini terbesit pada pikiran Kevin,namun sebisa mungkin dirinya tahan hingga pikiran-pikirannya itu berhasil membawanya tertidur di sofa.
Secangkir kopi dan sepiring keripik itu menemani Devon di balkon hotel, tiupan angin hangat itu menemaninya, suara kendaraan yang berlalu lalang dibawah sana menjadi backsound suasananya, tentu Makassar dan Jakarta tak sama, semua jelas berbeda kendaraan disini tak sepadat Jakarta.
Tegukan kopi itu disempurnakan Devon dengan memasukkan keripik kedalam mulutnya, matanya masih dimanjakan dengan lampu-lampu gedung, jalan dan juga tumbler yang begitu banyak, pemandangan yang tak buruk. Matanya menatap kebawah tepat didepan hotel ada sebuah taman bunga disana, lalu lalang pemuda juga bisa dilihatnya. Seulas senyum itu terbit membayangkan bagaimana kisah cintanya dulu, dirinya rela kena pukul Papa mertuanya hanya gara-gara menculik Devi dan mengajaknya ke taman bunga.
Sungguh masa mudanya dulu tak seberuntung Kevin, dulu banyak aturan, banyak pantangan dan banyak janji yang harus ditepatinya untuk sekedar mengajak Devi jalan, beda dengan Kevin yang bebas bawa menantunya kemana saja tanpa ada kata-kata larangan yang berat atau ancaman main tangan seperti dirinya. Duh kok jadi flashback gini!!
Devon menajamkan pendengarannya, suara Kevin sudah tak terdengar yang didengarnya kali ini hanya hembusan angin dari benda elektronik itu. Devon mengambil cangkir kopinya yang sudah habis dan juga piring keripik yang masih tersisa. Langkahnya masuk tertahan saat penghuni kamar disampingnya menyapa dengan senyuman dan anggukan kepala.
Devon membalasnya lalu memasuki kamar hotelnya, piring dan cangkir kopinya diletakkan dimeja, matanya langsung menatap putra sulungnya yang sudah terlelap disofa. Langkahnya dipercepat lalu mengguncang pelan putranya.
Sepertinya aksi tersebut sedikit mengejutkan Kevin.Kevin menegakkan tubuhnya dengan kepala sedikit berat, mungkin efek tidurnya yang diganggu Devon, Papanya memang tak bersuara tapi aksinya tersebut sukses membangunkan dirinya dan mengakibatkan kepalanya terasa sedikit pening seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is FAKE 2 (Completed)✓
Narrativa generaleTO READ NOT REWRITTEN!!!!! SO, PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!!!!!! Jatuh cinta bukan karena menemukan orang yang sempurna, melainkan karena melihat kesempurnaan pada orang yang tidak sempurna. Pertemuan adalah permulaan, tetap bersama adalah perkembang...