Pendidikan Anak Usia Dini

1K 37 2
                                    

Hari yang cerah untuk memulai aktifitas, lafadz bismillah selalu mengawali langkahku melakukan segalanya .

Setelah resmi menyandang gelar sebagai guru pendidikan anak usia dini beberapa bulan kemudian aku diterima disebuah taman kanak kanak yang letaknya agak jauh dari rumah . Alhasil, aku harus menyewa kos untuk tinggal disana, beruntungnya aku juga sudah tercatat sebagai Pegawai Negara Sipil (PNS) .

Dengan telaten seluruh guru disini mendidik dan merawat anak anak, memang sudah keharusan sih . Tiap harinya aku berangkat pukul 07:00 pagi dan untuk menghemat biaya hidup aku sengaja puasa senin kamis agar uang bisa ku tabung untuk masa depan

Aku mengajar di kelas A, dimana dikhususnya anak anak batita dan balita yang dititipkan orangtuanya . Tak hanya menyuapi makan, aku juga mengajari mereka sedikit demi sedikit untuk membaca dan juga menulis, yaa walaupun mereka juga belum paham. Setidaknya ada sedikit wawasan .

" Assalamu'alaikum, Umma . Saya titip anak ya, nanti sore pulang kerja saya kesini lagi . Ini susunya ya, soalnya dia gak bisa minum susu lain " Kata Ibu batita itu

" Waalaikumussalam, Bunda. Iya, sini Naira sama Umma yaa.. Bunda mau kerja dulu, anak pinter yuk " Akupun menggendong Naira untuk diletakkan di ruangan khusus bermain mereka

Orangtua anak itu bergegas pergi untuk bekerja, ada sekitar 5 anak yang dititipkan disini . Dan ntah mengapa aku sangat suka hal ini, terkadang jika tak ada anak yang dititipkan akupun mengajar dikelas TK besar

Tepat setelah aku menidurkan mereka, datanglah seorang anak batita yang cantik dan menggemaskan . Sepertinya dia baru disini, aku sama sekali tak mengenalinya

" Assalamu'alaikum pak, Anaknya ? " Tanya seorang guru pada laki laki itu dengan raut bingung dan penasaran . Bagaimana tidak, Dokter itu terlihat masih muda namun sudah menggendong anak berusia batita

Aku tak perdulikannya, dan terus memperhatikan anak anak yang sedang tertidur .

" Bukan Bu, ini keponakan saya . Tapi orangtuanya sudah meninggal dan saya yang ngurusnya . "

Bu Ratmi pun hanya mengangguk , lalu menanyakan beberapa pertanyaan pada laki laki itu .

" Silahkan di isi formulir ini pak " Ucap bu Ratmi

Tangannya lihai menulis, tak sampai 5 menit formulir itu sudah lengkap terisi

" Oalah, Anda Dokter hewan di klinik itu. Baiklah Pak, kami akan menjaga dan merawatnya hingga Anda kembali "

Dokter muda itu hanya tersenyum lalu pergi dan mengucap salam . Dengan hati hati Bu Ratmi menaruh anaknyang sedang tertidur itu didalam ruangan bersama anak anak lainnya .

" Dijah, Itu anakmu . Usia tiga tahun namanya Chika Anida " Ucapnya sambil menulis sesuatu

" Oh, Iya Bu . Oiya, kan ini anak TK udah pada pulang jadi guru yang sudah selesai pekerjaannya boleh pulang bu "

" Iya nak, kami pulang dulu ya . Kamu ditemani Bu Ratmi dan Bu Sekar " Jawab Kepala sekolah

" Hmm, Iya bu .. fii amanilah "

Tiap Bu guru yang pulang selalu berjabatan tangan terlebih dahulu dan saling cipika cipiki, terlihat sangat erat persaudaraan di yayasan TK tersebut . Terlebih, Khadijah adalah satu satunya Guru termuda disana . Kini, Usianya masih 21 tahun tapi sudah bergelar PNS . Itulah yang membuat beberapa Guru senior menganggapnya sebagai anak sendiri

Sekolah ini semakin sepi, hanya tinggal 3 orang dan juga anak mereka yang masih tertidur dan sesekali menangis minta susu .

*DERING TELPON*

Dengan cepat aku menjawab nya, sedikit tersenyum melihat nama kontak itu . Ia adalah Dandi Saputra, Teman dekatku dari SMA . Kita tak pacaran, namun sama sama komitmen untuk bersama hingga saat ini

" Assalamu'alaikum Bu guru cantik "

" Hahah, apaan sih kamu "

" Eh, aku didepan . Keluarlah " Mataku pun melihat kearah depan dibalik kaca tembus pandang sudah terdapat laki laki diatas motor dan telpon disamping telinganya

Kedua Guru seniorku itu sudah paham apa yang akan ku lakukan, jadi mereka dengan senang hati mempersilahkan aku keluar ruangan

" Tadaa, Aku bawain es doger buatmu . Eh, buat guru guru juga " Aku melongo

" Buat guru guru ? Gimana kamu tau kalo masih ada mereka ? " Tanya ku

" Ya tau lah, Kan kamu sering bilang kalo tiap jam segini pasti tinggal bertiga kan "

Aku menepuk jidatku,

" Astaghfirullah, maaf aku lupa Dan . Hehe, kok repot repot sih "

" Pengen aja nganterin, kamu kan udah sering masakin aku . Jugaan ini kan jam istirahat di kantor jadi aku bisa keluar "

Aku ber oh ria disusul pamit oleh Dandi yang akan pergi bekerja lagi . Dia memberikan Tiga Cup es doger yang terlihat segar apalagi cuaca sepanas ini

Tanganku melambai ke arahnya, lalu kembali lagi keruangan itu . Ku lihat Bu Ratmi dan Bu Sekar tersenyum, dahiku sampai mengernyit lalu dengan berani aku bertanya

" Maaf Bu, apa ada yang salah ? Kok tersenyum dari tadi "

" Ndak papa kok, Umma Dijah . Kita seneng aja, semoga kamu cepet nikah ya sama dia . Kalian udah cocok loh "

Deg!! Seketika itu pipiku memerah dibuatnya, untuk mengurangi getaran hati akupun memberikan es doger yang tadi dibelikan oleh Dandi kepada mereka, kami pun sangat menikmati es tersebut

Doctor's Feeling 'END'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang