Mobil Arkhan sudah melesat jauh dari pendanganku, Chika yang berada digendonganku pun langsung ku turunkan . Wali murid menatap ku penuh arti, ada sebagian yang mengucapkan selamat dan juga ada yang hanya tersenyum padaku.
" Khadijah, kamu dipanggil Ibu kepala sekolah " bisik Bu Sekar
Ada apa ya, gak seperti biasanya aku dipanggil begini . Masa iya, Bu kepsek mau nyuruh aku masak lagi, rasanya gak mungkin deh .
" Maaf, Ibu manggil saya ? " Ucapku setelah mengetuk seraya masuk dan menghadap nya
" Sebelumnya saya minta maaf ya, Umma Khadijah. Ada beberapa wali yang resah "
" Hah ? Resah kenapa Bu ? " Ia terkejut, pasalnya selama ini walau ada masalah apapun selalu dibicarakan lewat rapat, tapi hari ini kenapa hanya dia yang dipanggil .
" Chika kan disini, dan dia adalah keponakan dari calon suamimu. Takutnya, nanti kamu cuma jagain dia aja tanpa peduli yang lain nya nak. Ini Ibu hanya menyampaikan argumen dari para orangtua lho, kan Ibu tau kamu nggak mungkin seperti itu "
" Ya Allah, Bu . Ya nggak mungkin lah aku gitu, aku anggep mereka udah seperti anakku semua dan ku perlakukan sama . Ya Allah, hmm yaudah Bu.. besok saya bakal bicara sama mas Arkhan biar Chika dirawat sama Budenya dulu ya.. biar gak masalah begini "
" Iya, maaf ya.. Ibu juga hanya menjalankan tugas dari pekerjaan "
Aku keluar dari ruangan itu, aku masih tak menyangka ada yang punya pemikiran sempit seperti itu . Padahal aku selalu menganggap mereka anak anakku dan juga mengurus mereka sebaik mungkin . Tapi apalah daya, penilaian manusia tak sesuai dengan apa yang sebenarnya
Pulang sekolah, aku langsung menelpon Arkhan untuk menjemput Chika . Lagipula, beberapa minggu ini aku bebas dari pulang sore. Pernikahanku akan digelar, jadi aku harus menyelesaikan beberapa persiapan seperti fitting baju, dekorasi, fotografer dan katering . Gaya banget Aku, padahal dulu sempet nolak. Tapi sekarang, bahkan aku juga sering mengunjungi klinik untuk bertemu hewan hewan lucu dan juga mengantarkan makanan untuknya .
" Mas, aku mau bilang sesuatu boleh ? " Saat ini kami berada didalam mobil, dia fokus menyetir
" Iya, apa ? "
" Tadi aku dipanggil kepala sekolah "
" Terus ? " Tiba tiba dia menginjak rem mendadak, aku kaget. Untung saja kepalaku tidak mendarat di dashboard mobil
" Kalo berenti bilang bilang kek. Untung gak kenapa napa. Aku lagi gendong Chika juga lho ini . "
" Hehe, iya iya maaf . Ayo turun, kita ngobrolnya disana aja " Kulihat sebuah cafe klasik, pantas saja buru buru ternyata dia lapar . Huh, tadi juga dia menjawab singkat juga tak fokus karena perutnya keroncongan .
Gak cuma dia sih sebenernya, aku juga laper. Lagian, pagi tadi pake acara kesiangan tidurnya . Kayaknya karena kecapekan nyiapin acara ini, Alhamdulillah Allah masih kasih kesehatan sampe sekarang
" Mau pesen apa ? " Khadijah malah pergi kedepan membawa Chika jalan jalan
" Jadi gimana, Pak ? Mau pesen apa ? " Arkhan menunjuk beberapa menu yang mungkin disukai Khadijah, Diapun menyusul calon istrinya itu
" Chika, sini sama Abi ya.. biar Umma mau makan " Anak kecil itu diam, menatap kami berdua lalu memainkan jarinya dan memasukkan kemulut. Sontak kami mencegahnya lalu membawa chika kembali masuk. Awalnya dia agak rewel tapi lama kelamaan dia diam dan ikut makan
" Ya ampun, lucu sekali anaknya pak,bu.. wajar sih orangtuanya aja ganteng dan cantik " Ucap pramusaji seraya menaruh makanan diatas meja kami, Arkhan menatapku dan aku hanya tersipu dengan apa yanh diucapkan padahal dalam hati masing masing mengaminkan nya, jika kelak memiliki anak yang luar biasa dari Allah .
" Chika, sama Abi dulu ya.. biar Umma makan " what,apa katanya tadi Abi ? Apa dari tadi Ia menyebut dirinya Abi ? Kenapa aku baru sadar sih
" Apa mas ? Abi ? " Dia terkekeh
" Iya, mulai hari ini biar Chika anggep kita kedua orangtuanya ya " Akad belum saja terjadi, tapi Arkhan membuat Khadijah berulang kali tersipu . Khadijah belum tau tentang masa lalu Arkhan begitupula dengan Arkhan yang sama sekali tak mengetahui perihal apa yang terjadi pada calon Istrinya dimasa lalu
" Oiya, mas. Tadi aku mau bilang kalo aku dipanggil kepala sekolah " Tunggu, sejak lamaran itu Khadijah jadi tak sungkan lagi bercerita pada Arkhan. Karena Ia sudah berjanji pada Arkhan untuk saling terbuka. Mereka membuat beberapa kesepakatan untuk hubungannya dimasa depan
" Ada apa memangnya ? "
" Jadi, beberapa wali murid ngeluh mas . Mereka takut aku pilih kasih, soalnya kan Chika itu keponakan kamu yang akan jadi suamiku . " Astaga, aku benar benar mengucap ini. Tak ada malu, secara gamblang aku berkata suamiku padanya
" Ya Allah, beneran ? Yaudah deh, biar besok minta tolong Bude aja buat jagain Chika ya .. jugaan kalo kamu pulang kan bisa ketemu dia juga " Saran itu membuatku tenang, tepat sama seperti apa yang ku pikirkan . Padahal sebelumnya aku masih mau menanyakan hal itu padanya .
" Oke deh, ntar aku ngomong sama Ibu ya "
" Gak usah, abis ini kita langsung mampir aja kerumah Bude biar sekalian kan kamu pulang " aku mengangguk, kembali memakan masakan lezat yang ada didepanku. Walau tak tau spesifiknya, Arkhan mulai mengerti mana yang kusukai .
Hari mulai sore, angin semilir mengikuti kami hingga sampai dikosan . Semuanya berdecak kala melihat Arkhan keluar dari mobil bersama denganku
" Calon pengantin, Pak pokoknya harus jagain mbaku ini ya . Awas aja kalo engga, dikroyok sak kosan " Fina dengan beraninya melontarkan itu pada Arkhan, namun tetap saja dibalas candaan padahal maksud awal itu adalah bentuk intimidasi untuknya .
" Iya, Fina. Saya bakal jagain mbamu ini kok " Bahkan dia sudah menghafal beberapa nama penghuni kos kosan ini. Tak sedikit juga yang bersedih karena nantinya aku tak akan tinggal disini lagi
Pengennya, langsung lanjut si . Tp besok aja lah
Heyyu!! Jangan lupa ketuk tombol paling kiri alias vote ya.. terimakasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Feeling 'END'
General FictionArkhan Hamid, Seorang Dokter hewan yang mengabdikan diri di sebuah klinik miliknya, hingga Ia bertemu seorang gadis bernama Khadijah Ufaira seorang guru anak usia dini yang berlokasi didaerah yang sama Bagaimana mereka bisa bertemu dan saling menge...