Bentuk Cinta

190 14 2
                                    

Aku ingat. Arkhan pernah bilang padaku bahwa Ia akan mengajakku menemui Mama dan Papa kala aku sedang berada di bandung bersamanya . Ingin sekali mengingatkannya, tapi suasana baik baru saja cair masa mau di ganggu lagi . Lagipula rencana mengunjungi makam Kakak dan orang tua Arkhan saja belum terlaksana. Huah, betapa banyaknya keinginan kita yang masih tertunda

" Sayang " Lirihnya

" Iya, Mas ? " Sontak, semuanya mengarah ke kita berdua. Setelah penjelasan singkat tadi aku dan Arkhan keluar dari kamar Chika dan kembali bersama dengan keluarga yang hadir

" Oiya nak, kami pulang dulu ya, ini sudah larut malam besok Mama sama Papa juga kerja " Sahut Mama yang sudah bersiap

Aku menyalimi tangan dan memeluk kedua orangtuaku, padahal belum lega rasa rinduku tapi waktu berjalan sesingkat ini

" Hey, Gw pulang juga ya . Sehat sehat disini " Pamit Kak Ergi, semenjak aku menikah dia mengurangi kejailannya . Biasanya dia mengacak ujung kepalaku ketika akan pulang tapi kali ini dia hanya mengumbar senyum dan menangkupkan kedua tangannya kepada ku dan Arkhan

Semua tamu pamit. Kini hanya tinggal aku, Arkhan, Ibu Bapak yang menginap dan juga Chika yang sudah terlelap digendongan Bulek .

" Khadijah Ufaira " Lirihnya lagi, padahal masih dipintu melihat keluarga yang perlahan keluar dari gerbang

" Ihh, apa si mas " Aku kesal, sedikit. Tapi gemas dengan raut wajahnya yang memelas

" Maafin aku " Dia membawa coklat besar berbentuk Love dengan pita merah mengikat diatasnya . Aah lucu, tapi aku sedikit jual mahal. Beberapa hari ini dia sudah bersikap buruk padaku walau endingnya ku akui aku bahagia .

" Mas, Aku malem ini tidur sama Chika ya " Dia mengelus dada, menangkap tanganku yang hampir saja pergi darinya

" Maaf, besok kita ke makam Ayah sama Bunda deh . Janji, sepulang kerja ya sayang " Sepertinya dia membaca pikiranku tadi . Dasar, bisa saja dia ini mengacaukan rencanaku

" Bener ya ? Besok ? " Sudahlah, aku memang tak bisa lama lama cuek dengan Arkhan

" Iya sayang "

" Yaudah " Aku pergi dari hadapannya dan menuju kamar anakku yang tidur lelap

Diam diam pak dokter itu ternyata mengikutiku

" Lah, ngapain ? "

" Mau tidur sama anakku lah, kenapa memang ? "

Hiihh!! Aku diam, tetap saja berjalan . Ah, tak apalah jarang jarang kami menjaga Chika semalaman suntuk . Karena memang Chika jarang menangis dimalam hari, kecuali ketika dia sedang sakit

" Yaudah, nanti malem kalo kamu mau tahajjud bangunin aku ya, mas. "

" Iya, istriku yang udah 22 tahun hahaha "

Diumurku yang terbilang muda aku sudah memantapkan diri untuk menikah. Yaa, walaupun bisa dikatakan kami berdua mapan dan tak akan kekurangan uang tapi disisi lain kami masih sangat perlu belajar bagaimana caranya menjadi orangtua sambung dan menghadapi persoalan mulai dari yang sepele hingga berat . Siapapun juga tak ada yang mau punya masalah, tapi kami tak bisa menghindari itu .

" Soal, Dandi besok aja ya " Kami sudah memejamkan mata . Tapi telingaku masih jelas mendengar suara Arkhan

" Iya mas, kamu capek kan. Tidur nyenyak ya "

" Kamu juga, Besok kerja . Arrgghh, pasienku lumayan banyak besok. Ada anjing yang tertabrak sepeda dan tulangnya patah "

" Udah mas, tidur ah. Bismillah, Allah selalu kasih kesehatan dan kekuatan untuk amanah juga tanggung jawab sama pekerjaan kita . Have a nice dream mas Arkhan "

Tak ada jawaban darinya . Berati sudah menuju ke alam mimpi, Aku menatap wajah teduh yang beberapa hari ini dingin . Tutur lembutnya nyaman didengar, tak pernah membosankan . Kadang aku rindu saat dia berisik mengomentari makananku yang kelewat enak katanya, terkesan lebay bagiku. Tapi, ku rasa itu adalah salah satu caranya untuk membuatku tak bisa sedetikpun lupa akan dirinya . Sama halnya seperti dia yang mengajariku agar mencintai Allah sepenuhnya dan cinta padanya seperlunya

Teruntuk kamu yang baca part ini, siapapun dan kapanpun

' Terkadang hatimu tak selaras dengan otakmu . Mereka ingin berpisah, tapi raga menyatukan . Hingga, titik temu dan jalan tengah hadir diantaranya . Menyeimbangkan segala gundah, walau seharusnya tak terarah . Ku katakan, cukuplah kata sebagai perantara rasa. Tak usah disibuk menata, kalau akhirnya Allah yang memilihkannya untukmu '
~Cerryladiaaa~

Heyyu! Jangan lupa ketuk tombol paling kiri alias vote ya.. Terimakasih:"

Doctor's Feeling 'END'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang