Kemantapan hati

192 7 0
                                    

Hari sudah mulai gelap, Kami sampai disebuah restoran, setelah melihat menu makanan tiba tiba Chika menunjuk satu gambar yaitu dessert berupa kue coklat . Memang kesukaan anak kecil itu bisa ditebak, kalo nggak permen ya coklat . Lagipula, dari pagi Chika tak mau makan apapun kecuali susu pantas saja jika Ia kelaparan.

Tanpa sengaja, aku bertanya pada dokter itu

" Mas, kayaknya hpnya bunyi . Kok nggak di jawab ? "  Aku mendengar getarannya, gemuruh ditelingaku

" Oh, i-iya.. " Dia pun permisi untuk menjawab telpon

" Sayang, sejak kapan kamu manggil laki laki dengan sebutan itu " senggol Mama dan berbisik

Aku hanya memutar bola mata, tapi kalau dipikir pikir benar juga . Sedari dulu aku tak sekalipun memanggil lawan jenis yang lebih tua dengan sebutan Mas. Paling mentok itu Kak atau bahkan aku memanggilnya nama saja . Ah sudahlah, aku benci jika terus memikirkannya . Lagipula, dia tak berhak berada di alam pikiranku .

Untungnya, semua suka sajian di sini . Akulah yang menyarankan untuk makan ditempat ini, masakan padang yang jaranf ku nikmati ketika sendiri . Lagi lagi, aku teringat kepada Dandi . Apa kabar dia ya, lama sejak itu Ia tak mengabariku lagi . Kesibukannya tak memberiku kesempatan untuk bertukar kabar

Dikit demi sedikit, Khadijah menyuapi Chika dengan tangannya, sunah Rosul katanya makan dengan tangan. Chika lahap mengunyahnya, walaupun hanya beberapa suap saja.

" Umma " panggilnya, kemudian menujuk kearah air minum. Tanganku tak sampai, akhirnya tangan kekar menyodorkan gelas itu untuk Chika

" Kalian sudah pantas loh " Celetuk Mama, seharusnya Ia merahasiakan ini dulu . Tapi terlambat, lama kelamaan Khadijah menyadari bahwa orangtuanya sudah tau

" Apa Ma ? " Aku menutup nutupinya, biarlah ku simpan dahulu . Setelah sampai di kosan akan segera ku tanyakan pada Papa dan Mama

" Hati hati makannya Chika yaa, nak " Lina mulai nyelimur dari pertanyaan anak gadisnya

Buru buru aku menghabiskan makanan, lalu segera pergi dari tempat ini . Aku sudah penasaran dengan jawaban Orangtuaku .
Akhirnya, kami sepakat pulang . Walaupun tujuannya sama, tapi Aku mengajak lebih dulu pergi .

" Khadijah, makasih ya udah ngajak Ibu. Udah lama lho ndak keluar begini "

" Hehe iya Bu, sampe rumah langsung tidur ya bu biar gak kecapekan " Papa pun langsung tancap gas

Dikamar kos, melihat keduanya kelelahan aku tak tega jika menanyakannya sekarang . Lagipula besok agenda nya masih panjang dan energi mereka harus banyak juga  . Dua hari berada disini nampaknya, sudah mengalami hal baru. Terlebih bertemu dengan pak dokter itu . Ntah apa yang sudah Ia katakan pada Mama dan Papa .

⌚⏰⌚

Lama bersiap, inilah saatnya Qtime bersama keluarga . Kami pergi ke beberapa destinasi wisata, salah satunya adalah taman bunga didekat perbukitan yang lumayan jauh . Akupun bilang Ibu kos jika menginap disana semalam, jadi beliau bisa kerumah Arkhan agar tak sendirian .

" Ma, Pa . Ayo foto "

*Cekrek cekrek

Tak lupa, aku menyewa jasa pemotretan agar lebih indah dan juga sekalian dicetak . Suasanya sangat sejuk nan asri, kami sudah menghabiskan banyak waktu menikmati indahnya ciptaan Allah . Villa yang kami sewa juga begitu nyaman, tak sia sia datang dari jauh .

" Hmmm, Ma . Khadijah mau nanya " Pada saat itu tinggal mereka berdua, Endra sedang pergi menemui teman lamanya yang berada didaerah itu

" Apa nak ? "

Aku menatap wajah Mama, suasana serius ada tengah tengah kami

" Mama tau soal perjodohan, hmmm maksudku permintaan Ibu kos ? "

" Ha ? Eh hmmm.. " Wajahnya mulai mencoba tuk biasa saja dan menyembunyikan apa yang diketahuinya

" Ma, Tolong.. Jangan bohongin aku sama halnya ketika pemakaman kakak. Ini wajah yang sama, dan Mama gak bisa lagi bohong sama aku " setitik air mata muncul dari kelopak mataku. Kejadian itu terulang lagi dimemoriku

" Nak, engga.. maksud Mama gak gitu.. Khadijah sayang " Aku sudah memejamkan mata, mencoba melupakannya tetap saja tak bisa

" Ma, Khadijah udah dewasa.. gak perlu Mama bohong lagi kayak gitu Ma " semakin deras air mata mengucur

" Nak, sayang.  Mama sudah tau semuanya, semuanya apa yang belum kamu tau. Jadi tolong.. kasih kesempatan untuk dokter itu mengenalmu lebih jauh " Beliau mengelus elus punggungku, kemudian merangkul dengan penuh kasih sayang . Akupun menarik nafas dalam dalam, lalu menghapus air mataku

" Kamu juga kan yang bilang kalo Arkhan itu serius, maka dia harus menemui kami dulu . Dan dia udah ngelakuin itu, terus apa lagi yang kamu minta "

" Maa, tolong. Ini masa depanku. Gak semudah itu aku nerima laki laki yang baru ku kenal gitu aja . Lagipula aku puny... "

" Khadijah, dengerin Mama . Laki laki itu yang dipegang janjinya dan perkataannya . And see, dia menepati itu semua . Laki laki itu baik nak, dia bisa jadi imam sholeh yang menuntunmu pada kebajikan . Percaya sama Mama ya "

" Aku butuh waktu, Ma " Kakiku melangkah menuju kamar, buru buru ku kunci untuk menumpahkan semua yang ada dalam hatiku . Kemudian, aku mengambil wudhu dan menunaikan sholat malam sebelum tidur dan juga untuk menenangkan pikiranku . Tak lupa, aku juga melakukan sholat istikharah untuk meyakinkan diri ini kedepannya

Heyyu!! Jangan lupa ketuk tombol palong kiri alias vote ya.. Terimakasih:)

Doctor's Feeling 'END'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang