Liburan taun ini terasa membosankan, Dihadapan orangtuanya medadak aku menyinggung soal Arkhan yang tak nampak beberapa hari ini, ntahlah ini perasaan cemas atau apa .
Aku bergegas menuju pintu rumah yang berjarak beberapa langkah dari kamarku, dan kosong tak ada siapapun dirumah itu . Pantas saja, semenjak aku sampai disini lagi, beliau tak sama sekali menyapa ternyata penghuni rumahnya pergi . Apa mungkin ke rumah Arkhan, tapi yasudahlah . Setelah melewati beberapa waktu, aku pun siap menjawab dan ku beberkan pada kedua orangtuaku
" Ma, Pa . Gak baik kan kalo menggantungkan niat baik seseorang "
" Kamu mau jawab sekarang ? Yakin ? " Bukannya mendukung, Mama malah seolah meragukanku . Benar juga sih, aku tak boleh salah dalam bertindak apalagi ini soal masa depanku .
" Iya Ma, Bismillah dengan segenap hati Khadijah nerima mas Arkhan " Lega rasanya, doa doaku telah diijabah dan ini jawabannya . Keyakinan ini, dan keberanian untuk menjawabnya .
" Alhamdulillah sayang, eh gimana Mba ada dirumahnya nggak " Tanya Mama
" Alhamdulillah, anak Papa udah dewasa . Gak rela tu sebenernya Papa melepas anak kesayangan secepet ini " Ia perlahan mendekati, mengusap kepala lalu merangkulku
" Pa, Orangtua Mama dulu juga gitu kan. Dan Mama yakin, Arkhan yang terbaik untuk anak kita "
Mondar mandir diri ini, mencari sendok untuk segera memakan apa yang ku masak barusan
" Oiya Ma, Ibu gaada dirumahnya tu " Perempuan itupun segera menekan tombol ponsel lalu mencari nama Ibu kos untuk menanyakan dimana keberadaannya sekalian memberikan jawaban
Beberapa kali, tak bisa dihubungi dan aku tak lelah . Akhirnya setelah banyak panggilan tak terjawab, Beliau pun angkat bicara
" Iya nak ? "
" Ibu dimana ? Bisa ketemu ? Khadijah mau.......... "
" Tabarakallah, Iya sayang.. kamu mau jawab sekarang ? "
Arkhan sendu, pikirannya masih beradu dengan percakapan empat matanya dengan sahabat Ayahnya . Syukurnya, kesehatan dokter itu kian membaik, mungkin besok Ia sudah beraktivitas seperti biasanya
" Ibu, Bismillah.. Dengan segenap hati dan sama sekali tanpa paksaan Khadijah terima perjodohan ini " senyum mengembang sempurna, suara itu juga didengar oleh Arkhan yang berada disamping . Namun anehnya Arkhan malah
" Maaf " Dia merebut ponsel itu, dengan sayup sayup tersengar Ia mengatakan , bahkan sebelum Ibu kos bicara
" Saya menunda perjodohan ini "
Tutt.. tuuttt.. tuuttt
Ya Allah, kenapa ini sakit sekali . Perempuan itu sudah menerima dan aku malah.. Kata Arkhan sebelum pergi ke kekamarnya
Khadijah mematung seketika, air matanya menetes . Membuat kedua orang tua perempuan itu penasaran dan juga bingung .
Ya Allah, Engkau meyakinkanku hari ini. Tapi Kau patahkan juga detik ini . Astaghfirullah, Ujian apalagi ini -Rintihnya sembari duduk dikursi
Lina dan Endra memeriksa keadaan putrinya, tapi tak mereka dapatkan apa yang terjadi. Khadijah memilih pergi ke teras dan berdiam disana dengan tatapan kosong .
" Khadijah, sayang ada apa ? " Usapan seorang Ibu memang tak ada bandingnya, membludak tangisan itu
Endra yang melihat hanya mampu diam duduk disampingnya sebagai sandaran
" Mas Arkhan... "
" Menunda perjodohan ini "
Dahlah besok lagi, byee..
Heyyu, Jangan lupa ketuk tombol paling kiri alias vote ya. Terimakasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Feeling 'END'
General FictionArkhan Hamid, Seorang Dokter hewan yang mengabdikan diri di sebuah klinik miliknya, hingga Ia bertemu seorang gadis bernama Khadijah Ufaira seorang guru anak usia dini yang berlokasi didaerah yang sama Bagaimana mereka bisa bertemu dan saling menge...