" Bude, kita mau bicara bentar boleh ? " Arkhan memasuki rumah, saat itu pak Cokro sedang ke dokter untuk menebus obat
" Opo ? Tentang persiapan ? Bude udah nyiapin tempat sama ketring lho Khadijah, jadi kamu tinggal ngurus baju aja sama Arkhan. Soal Fotografer dan lainnya udah di siapin sama Mama Papamu " Cerocos Bude tanpa henti, padahal tadinya mau ngomongin Chika . Tapi ga enak kalo mau nyela orang tua
" Oh, i-iya Bu.. " Padahal dalam hati, aku bergumam . Aku sudah menyiapan itu, utung aja belum deal. Semisal Ibu kos gak bilang hari ini mungkin bakal double itu orang yang ngurusin
" Khadijah, Arkhan . Mulai sekarang panggil kami Ibu dan Bapak ya . Gak mau lagi dipanggil Bude atau Bu kos . Kalian itu anak kesayangan Ibu " Aaaa, kami terharu . Sejenak terdiam, Arkhan pun kembali bicara setelah tadi mengurungkan karena didahului .
" Bu.. sebenernya kita kesini mau bilang, Chika boleh ngga dirawat Ibu dulu soalnya ada sedikit masalah disekolah " Kata Arkhan
" Weh, iya to nduk ? Ya Alhamdulillah lah, Ibu ada temen disini . Gak papa, berati mulai besok Chika ku sayang bawa kesini aja ya . Jangan lupa kamu Arkhan, beli susu. Ntar lupa lagi "
" Iya Bu, jadi gini.. Beberapa wali tu takut aku cuma prioritasin Chika aja soalnya dia kan calon keponakan ku "
" Ya Allah, yaudah kalo gitu . Mulai besok Chika disini aja, ntar kan anak anak Kos kalo siang pulang jadi bisa mainan sama dia juga " Kami lega Ibu tak keberatan, Arkhan pamit pulang begitupun denganku . Rasanya sangat capek harus mengerjakan ini itu selama beberapa hari ini
⌚🕛⌚
Tubuhku kini sudah berhiaskan gaun dengan manik manik putih berseri tak lupa penutup kepala yang masih bisa diterawang . Make Up ku cukup simpel, aku sama sekali tak memakai bulu mata palsu bukan hanya tak boleh tapi juga bulu mataku rentan, salah sedikit akan rontok .
Mungkin kalo jantungku diluar degupan ini akan sangat terlihat dan akan mengerikan. Aku sangat gugup, apa kabar juga dengan Arkhan, pasti dia tengah berlatih melafalkan Qabul .
" Sayang, Cantik bangeet " dari tadi Mama memujiku, aku sangat malu . Selama ini aku jarang berdandan mungkin hanya menggunakan lipstik dan bedak saja .
Sebelumnya, Aku sepakat meminta mahar agar dibacakan surah al Waqiah . Entah mengapa dari dulu aku menyukai surah itu, Aku suka semua surah yang ada didalam Al Qur an terlebih Ar rahmah, Al Mulk dan Al Waqiah. Mereka adalah penenang dikala aku gundah, Mas Arkhan menyanggupinya dan kini Ia tengah melantunkan dengan indah perayat dari surah itu . Aku mendengarkan tepat disebelahnya agak berjauhan, sengaja aku meminta ia membacakan mahar sebelum akad .
Tubuhku bergetar mendengar suara merdunya, hingga para tamu hening sehening heningnya . Selesai, MC pun melempar tanya kepada ku dan Arkhan setelah sebelumnya Papa menyampaikan kesan dan pesan pada kami berdua .
" Wah, ini nih pengantin kita . So, mau ngomong apa nih Mas Arkhan kepada Mba Khadijah sebelum resmi jadi istrinya ? " Mc dengan heboh mengucapkan itu, pupil mataku membesar tak kuat menahan tangis lagi
" Khadijah Ufaira, terimakasih telah menerimaku sepenuh hati walau banyak rintangan sebelum ini . Aku memilihmu bukan karena aku ingin, Tapi Allahlah yang menginginkannya . Lalu bagaimana aku menolak ini ? Cinta pertama dan terakhirku . "
Deg!
Apa dia tak malu mengucapkan itu disaksikan oleh tamu undangan . Ya Allah, aku harus jawab apa ini ya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Feeling 'END'
General FictionArkhan Hamid, Seorang Dokter hewan yang mengabdikan diri di sebuah klinik miliknya, hingga Ia bertemu seorang gadis bernama Khadijah Ufaira seorang guru anak usia dini yang berlokasi didaerah yang sama Bagaimana mereka bisa bertemu dan saling menge...