Aku merasakan adanya perbedaan dibeberapa hari ini, kejadian itu membuatku dan Arkhan semakin jauh . Kami tak saling bicara, mungkin terhitung sudah 2 hari ini . Aku bingung harus menjelaskan apa lagi, pernah terlintas dalam benakku untuk kabur dan pergi dari rumah . Tapi, seperti kekanakan .
" Nduk, ini Chika mau ke paud. Bulek berangkat dulu ya " Ini masih pagi, dan tiap pagi Chika diantarkan Bulek hanum ke Paud seberang desa. Berbeda dengan tempat bekerjaku karena aku takut wali murid berkomentar yang tidak tidak lagi
" Iya bulek, hati hati ya "
" Umma.. Dadaaa " lambaian tangan mungil gadis kecil itu sampai meraba dipipiku. Seolah dia tau masalah yang sedang ku lalui . Anakku memang pintar, dia mandiri sejak dini, orangtuanya pasti bangga disyurga sana melihat anak nya seperti ini
Aku nekat . Mulai malam ini aku akan tidur dengan Chika, aku tak kuat jika terus didiamkan oleh Arkhan. Sedangkan, hubunganku dengan Dandi sudah terputus sejak lama. Sekarangpun, sejak hari itu Dandi tak lagi muncul dikehidupanku . Ntah, mungkin dia sudah lelah atau sudah mendapatkan yang lain. Arrrghh, masalah ini membuat kepalaku seakan mau pecah. Ya Allah, mau berapa hari lagi aku seperti ini ? Atau malah selamanya . Tidak! Aku harus segera membereskan ini .
Kakiku mulai melangkah keluar rumah, menaiki salah satu dari 2 mobil milik Arkhan, tentu saja ada pak Dewo yang mengantarku . Biasanya, mas Arkhan yang mengantarku langsung tapi Ah sudahlah .
" Liat deh dijah, muka nya lesu beberapa hari ini. Kenapa ya ? " Bu sekar dan Bu ratmi berbisik dari ruang A . Mereka ingin menanyakan langsung pada Khadijah tapi waktu nya dirasa belum tepat .
" Assalamu'alaikum " Ucapku pada beberapa guru yang ada dikantor .
" Waalaikumussalam Umma " Jawaban dari mereka
Hariku berantakan, mengajarpun aku tak sesemangat waktu itu . Ini kacau, tapu sebagai pendidik aku harus konsisten dan profesional pada pekerjaanku . Anak anak disini semuanya ceria dan tak sedikit yang mengundang gelak tawa karena tingkahnya
Seperti dulu, aku pulang sore hari . Menjaga balita, batita dan bayi yang dititipkan . Dengan telaten aku menggendong mereka yang menangis, membuatkan susu, menidurkan dan tentu saja dibantu oleh bu Sekar .
Tiba tiba dia menyenggol siku ku
" Heh, Kamu ada masalah ? "
" Eng... "
" Yaudah, Kalo gak mau cerita . Ibu ngerti " Dia merangkulku, tiba tiba air mataku menetes . Gagal sudah aku menahan, selalu saja Bu sekar bisa membuat mulut yang sudah ku bungkam ini bicara terus terang
" Khadijah, yang namanya rumah tangga pasti ada masalahnya dan kamu harus menyikapinya dengan dewasa dan penuh kesabaran . " Beliau mengelus elus punggungku lembut, sampai aku malu diliatin beberapa anak yang sedang ku asuh. Mereka menatapku bingung .
" Bu, terimakasih udah sedikit nenangin . Gak etis padahal aku nangis ditempat kerja "
Ragaku telah sampai diruangan yang kini hampa, rumah seorang dokter hewan yang juga suamiku . Aku merasa tak pantas lagi menapaki inci ruangan ini, ada satu ruangan yang lama tak ku kunjungi. Aku menyandarkan diri di sofa ruang tengah, suasana rumah sepi" Chika ? Umma pulang nih . Buleekk ? "
Sepi banget sih gak kayak biasanya
" Bulek ? Chika sayang ? Umma uda pulang nih "
Ah, mungkin Bulek Hanum sedang mengajak Chika jalan jalan. Aku lelah, aku akan merebahkan diri sebentar dikasur. Jugaan, mas Arkhan gak akan pulang jam segini kan . Dia juga uda nggak peduli sama aku, ya Allah beranikan diriku. Bismillah, hari ini aku harus maksa mas Arkhan dengerin penjelasanku! Yakinku dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Feeling 'END'
General FictionArkhan Hamid, Seorang Dokter hewan yang mengabdikan diri di sebuah klinik miliknya, hingga Ia bertemu seorang gadis bernama Khadijah Ufaira seorang guru anak usia dini yang berlokasi didaerah yang sama Bagaimana mereka bisa bertemu dan saling menge...