Absurd

161 8 2
                                    

Hujan rintik turun mewarnai sore yang orang awam biasanya sibuk mencari suasana sejuk tapi karena cuaca buruk jalanan jadi sepi, diayunan gantung aku duduk sendiri . Untuk apalagi menepi, kini aku sudah benar benar diusir . Hello Khadijah, bukankah ini maumu tapi kenapa sekarang kamu seolah enggan merelakan .

" Nak, masuk dingin " Papa nongol dari balik pintu, memegang secangkir kopi sambil melihat keadaan alam yang sama dengan suasana hati putrinya ini

Malas, aku masih diam saja dan menatap wajah Papaku dengan... Yaa.. pasti beliau tau sendiri jawabannya. Aku libur memasak semenjak kedatangan Mama, Esok mereka sudah harus kembali pulang. Ya Allah, bahkan hari hari terakhir liburanku dengan mereka harus begini . Jadi, apa maksud dari Arkhan itu . Seenaknya saja Ia menunda perjodohan ini .

" Ma, Pa.. Gak bisa besok besok aja pulangnya ? "

" Mama sama Papa harus kerja, Nak . Kamu baik baik ya disini, inget jangan terlalu memikirkan hal yang gak penting . Pas kamu masuk kerja nanti, semoga itu bisa sedikit buat kamu bisa lupa ya "

Hangat, kami berpelukan. Sungguh, aku menyayangi mereka lebih dari apapun . Sebetulnya aku masih ingin mereka disini, tapi kewajiban lebih penting daripada menemaniku . Toh, kami sudah menghabiskan waktu bersama selama seminggu itu sudah cukup mengurangi rasa rinduku .

Diselingi sinyal wifi yang ngadat, aku berusaha menelpon Ibu Kos yang mungkin ada bersama dengan Arkhan, namun tak kunjung dijawab . Nekatnya, aku mengajak Mama dan Papa untuk berkunjung kerumah lelaki itu . Untungnya aku tau dimana alamat dokter hewan muda itu dari sekolah .

Aku berada tepat didepan gerbang rumahnya, Mama Papa masih berada didalam mobil . Tiba tiba ponsel Papaku berbunyi, malangnya itu adalah panggilan kerja bertemu klien yang berada didaerah ini . Mau tau mau mereka berdua pergi, padahal jam kerja masih akan dilakukan ketika sampai dirumah sana . Rumah ini agak sepi, namun disana terdapat satu mobil, jika dilihat lihat itu bukanlah mobil Arkhan .

Kakiku gemetar melangkah kedalam, satpam rumah itu mengenaliku sebagai calon istri dari Arkhan . Hah, padahal aku baru saja menerimanya kemarin .

" Assalamu'alaikum, non . Khadijah ya ? Calon Istri den Arkhan ? "

" Waalaikumussalam, bel...  "

" Mari saya antar, sepertinya didalam itu ada pertemuan penting "

Pertemuan penting , haduh jangan sampai itu adalah rekan kerja atau teman temannya, bisa malu aku . Tapi, inilah yang ku pilih untuk memastikan masa depan yang ku pertaruhkan selama beberapa lama ini . Mana mungkin aku membiarkannya, setelah dia membuatku suka padanya . Tunggu, apa kataku tadi suka astaghfirullah ya Allah apa yang ku katakan barusan .

Jantungku terus saja maraton, tanganku sudah siap mengetuk tapi tiba tiba aku mendengar sesuatu, pintu rumah itu terbuka dan tentu saja obrolan mereka akan terdengar

" Baiklah nak Arkhan, jadi kalian akan tunangan minggu depan ya. Pasti disana Ayahmu tersenyum dan bahagia melihat ini "

" Kak Arkhan, aku bakal tampil cantik didepan kakak  "

Jleb!

Duri menusuk, rasanya perih dan sesak . Nafasku tersengal, satpam yang melihatku sempoyongan pun langsung berlari mendekat lalu ke dalam dan memanggil orang orang disana . Aku sudah tak sadarkan diri, tubuhku lemas . Mungkin hari ini aku akan dicap sebagai wanita lemah, sungguh ini menyakitkan sekali

Astaghfirullah, apa Khadijah mendengar semua obrolan tadi . Ya Allah, ampuni hambamu ini dan ku mohon berilah jalan keluar  . Ucap Arkhan seraya mengatur nafasnya yang ikutan sesak melihat Khadijah pingsan didepan matanya

" Lho, Umma Khadijah ngapain disini ? "

" Maaf, Pak Bu sebaiknya kalian menyudahi ini dan kami akan mengurus Khadijah " Sela Bude saat perempuan itu bertanya

Menyadari situasi tak ada kendali, mereka pun pamit pulang walau dibenak Sella ada banyak pertanyaan .

" Arkhan, maafin Bude ya .. hiks.. hikss.. "

" Nggak seharusnya Bude egois, kasian Khadijah "

" Bude nggak salah, Arkhan bahkan cinta sama perempuan pilihan Bude sejak pertama bertemu . Tapi, Allah sedang menguji ini "

" Sella ? Bagaimana pertunanganmu ? Apa kamu tetap mengikuti janji konyol orangtuamu itu tanpa memastikan kebenarannya ? " Tanpa menjawab, Arkhan pergi dengan tangan yang memijat keningnya sendiri . Semua terjadi secara mendadak, kenapa disaat Khadijah sudah menerima Arkhan malah timbul hal semacam tadi .

Ayah, berilah aku jawaban . Apa benar Ayah melakukan perjanjian itu Yah . Ya Allah, mohon berilah petunjuk bagi hambamu ini

Tangan Khadijah tergerak, Bude langsung membantunya untuk duduk dan memberinya minum  .

Aku sama sekali tak melihat Arkhan disana, padahal tadi aku mendengar suaranya samar samar.

" Ibu.. Aku tadi denger kalo...... "

" Hustt, nak.. kamu lelah . Istirahat aja dulu, biar nanti kamu pulang sama Ibu ya "

Nggak, aku gak salah denger. Itu tadi kan Sella, apa mereka mau bertunangan . Ya Allah, bodoh banget aku ini nggak liat gelagat dari Sella sejak awal. Kayaknya perempuan itu suka sama mas Arkhan

" Udah siuman ? " Ucapan itu tak seteduh dulu, suaranya mendadak dingin. Sebenarnya apa lagi yang mau dia sembunyikan, dan untuk apa dia mau menerima perjodohan kalo dia sendiri mau tunangan

" Kamu bisa liat sendiri, Mas " dia hanya bertanya itu lalu pergi, Ya Allah . Apalagi ini ? Apa Engkau menguji kesabaranku lagi..



Parah bgt lu Arkhan😡 Duaduanya disikat,-

Heyyu!! Jangan lupa ketuk tombol paling kiri alias vote ya.. Terimakasih :)

Doctor's Feeling 'END'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang