Kejutan Permintaan

249 15 4
                                    

Semburat oren muncul dari atas sana. Dia senja, temanku . Aku suka mengeluh padanya, karena Ia hanya sesingkat aku menarik nafas .

Saat ini diruangan operasi Arkhan sangat serius . Keringatnya bercucuran, Ia kerja keras menyelamatkan Kucing yang tertusuk ranting kayu sehingga kakinya sulit digunakan berjalan .

Beberapa minggu ini memang jarang operasi, Alhamdulillah . Tinggal, beberapa hewan didalam klinik yang masih ada ditahap pemulihan . Setelah semuanya selesai, sambil menunggu pasien baru maka klinik akan dijaga oleh asistennya . Dan pak dokter itu sebagaimana mestinya menepati janji untuk menjadi guru privat sella .

Tiap hari perempuan itu menghubungi Arkhan, sekedar bertanya materi awalnya dan sekarang Ia pun dengan beraninya basa basi mengenai hal sepele pada Arkhan

" Hai, Kak . Udah makan ? " Itu pesan terakhir dari Sella yang hanya dibaca oleh Arkhan

Ia malas membalas yang tak penting seperti itu, lebih tepatnya ingin menjaga hatinya .

Kini, tiba saatnya Ia menjemput Chika di sekolah, entah kenapa selama ini Ia merasa dekat dengan Khadijah . Namun, getaran aneh sering muncul ketika mereka berhadapan . Rasanya, sungkan bicara namun tak mau menyianyiakan kesempatan .

" Hmm, saya panggilny apa ini ya ? " Aku menengok, ku rasa lelaki itu sedang bicara padaku

" Nama saya Khadijah Ufaira. Terserah mau dipanggil apa, asal jangan bu ya " Senyum tipis berhasil muncul, kenapa situasi ini menjadi canggung

" Oke, saya panggil Faira ya " hmmh, kenapa seakan akan tiap orang itu mau berbeda memanggilku sih . Kan lebih enak kalau semuanya manggil Dijah atau apa itu . Dandi pun sama, Aira adalah panggilan khusus untuknya . Dan sekarang pak dokter, Oh Ya Allah..

Dihadapannya aku hanya menunduk dan mengangguk tanda persetujuan panggilannya itu . Aku sudah mengetahui perihal Ia menjadi guru privat, karena kadang kala . Tidak, hanya pernah sehari seorang perempuan datang untuk mengambil Chika dan ketika ku tanya ternyata dia adalah murid lesnya Pak dokter

Mobil milik Arkhan sudah melaju jauh, setelah mengangkat telpon Ia tiba tiba bergegas dengan laju kendaraan yang lumayan kencang, ketika itu pula aku menerima telpon

" Assalamu'alaikum mba, Mbaa cepet pulang Ibu mba Ibu " salah seorang dari sekian kamar kos menghubungiku dengan terbata bata dan suara yang sangat khawatir . Degupan jantungku sudah mulai tak terarah akupun segera berlari mencari angkot atau taksi lalu menuju rumah sakit tempat dimana Ibu kos dirawat

Sesampainya disana, mereka semua memelukku . Akupun bertanya bagaimana kronologi kejadiannya bisa sampai seperti itu . Fina, kamar sebelahku pun mulai menceritakan

" Jadi gini mba, hari ini kan kita semua kesekolah terus pas pada pulang si Gita ngeliat pintu rumah Ibu kebuka . Kan biasanya Ibu duduk nih sambil ngeliat TV, jadi dia iseng mampir eh ternyata Ibu udah tergeletak dilantai mba " Penjelasannya itu disertai tangis . Aku menenangkan mereka semua padahal dilubuk hatiku cemas secemas cemasnya . Mana lagi, bapak sedang berada diluar kota .

Aku belum sempat melihat keadaannya, karena dihadang oleh anak anak kos yang ramai . Jadi, kami hanya diperbolehkan menunggu di lobi rumah sakit . Fina yang peka akhirnya menyuruhku untuk ke dalam melihat kondisi Ibu secara langsung

" Loh " tunjukku padanya

" Ngapain ? " Tanyaku, wajahnya muram tak seperti tadi .

" Beliau itu bude saya " Jleb, jadi yang waktu itu menelpon adalah Ibu . Dan masakan kemarin, apa jangan jangan untuk..

Jegrek..

Dokter yang telah memeriksa Ibu pun keluar, dan kami langsung meminta hasil dari pemeriksaannya tadi . Aku dan Arkhan menghadap dokter untuk diberikan penjelasan

" Jadi, Pasien sebenarnya sudah lama mengidap penyakit stroke . Bagian kanan tubuhnya sudah tak sekuat dahulu bahkan jika tadi tak dibawa secepat itu bisa saja bagian tubuh kanannya tak bisa difungsikan lagi . " Kami masih belum bisa menghela nafas lega, walaupun begitu tetap saja itu penyakit berbahaya . Dan Ibu juga belum sadar .

Air mataku menetes satu demi satu dihadapannya . Lelaki itu setia menemani wanita paruh baya yang dipanggilnya ' bude ' . Ia terus mengelus tangan Ibu dan berharap akan kesadaraannya . Beberapa menit, jari Ibu bergerak . Dan kami segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaannya lagi

" Alhamdulillah, pasien baik baik saja . Namun beberapa hari ini harus dirawat dirumah sakit untuk pemulihannya "

" Baik, terimakasih dok " Kataku dan Arkhan bersamaan

" Sayang, kamu disini ? " Suara ringkihnya memaksa mulutnya bicara

" Iya bude. Cepet sembuh, Arkhan gak mau bude kenapa napa " Nada itu sangatlah lembut dan penuh makna . Perlahan, aku berjalan untuk keluar ruangan . Takut mengganggu interaksi keduanya . Tapi tiba tiba

" Khadijah " panggilnya, akupun terhenti tepat didepan pintu. Lalu berbalik badan menatap wajah orang yang sudah berbaik hati padaku selama ini

" I-iya, Bu . " Aku menghampirinya, lebih mendekatkan diri ke keranjang tidurnya

Perempuan itu memegang tanganku dengan gemetar, dan tangan satunya masih menggenggam tangan Arkhan .

" Ini permintaan Ibu, bisa saja yang terakhir , uhuk uhhukk, Menikahlah " batuk masih mendominasi, karena mungkin ternggorokannya kering

Jleb!!

Bagai sambaran petir di hari panas, aku dan Arkhan tak bisa berkata apa apa . Bagaimana bisa Ibu mengatakan hal seperti itu . Aku dan pak Dokter tidak mungkin bersama

" Tolong, Nak . Ibu gak pernah kan minta apapun sama kalian . Lagipula, Ibu tau kalian itu berjodoh . Allah sudah memilih Bude untuk mengatakan ini Arkhan . " Suara serak itu tercampur dengan batuk . Aku tak tega mendengarnya, sesegera mungkin aku mengambil minum

" Ibu, tapikan ak.. " Bahkan, ketika ingin bicara Ibu selalu saja menghalanginya

" Ta'aruflah, Ibu mohon . Kamu berhak menolaknya jika tak mau . Dan Arkhan, Khadijah adalah wanita yang cocok bersanding denganmu, percayalah " Beliau memejamkam mata, tertanda bahwa obat yang diberikan perawat tadi bereaksi . Arkan dan aku keluar dari ruangan itu tanpa suara, keadaannya juga sangat canggung. Kakiku secepat mungkin berjalan menjauh dari pak dokter, akupun pamit pulang pada bude yang sudah tertidur . Dan menemui teman teman se kosan untuk pulang bersama . Aku masih tak menyangka dengan pernyataan bude itu .

OMG!! Kasian Doi yang berada dikalimantan:(

Heyyu!! Jangan lupa ketuk tombol paling kiri alias Vote yaa..
Terimakasih:)

Doctor's Feeling 'END'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang