Obrolan Pendek

254 20 5
                                    

Ada banyak cara untuk sembunyi dari sebuah derita . Namun, perlu kita ketahui bahwasannya semakin mengingat Allah maka akan semakin lupa pada kisah usang . Terlebih, masa lalu yang menyedihkan .
-Khadijah Ufaira-

Jam Istirahat tiba, semua guru memakan bekalnya termasuk Aku . Anak anak riuh berlarian dan bermain disana, dimana alat alat seperti ayunan dan kuda kuda an berada . Sembari makan, aku juga menyiapkan susu untuk batita dan balita disini, ada beberapa yang sedang menangis dan ditenangkan oleh Bu Ratmi .

" Umma " sebuah tangan kecil menarik ujung kerudungku

" Iya, nak ? "

" Cucu " katanya sambil tertatih berjalan, sepertinya dia mau ditemani minum disana, sebuah kursi empuk khusus yang ditaruh diruangan ini

Memang aku sedang membuatkannya susu, tapi Ia tak sabar dan menghampiriku seperti tadi . Sebotol susu sudah ku berikan padanya, Ia enggan ditinggal . Padahal, aku belum selesai makan bekalku. Tapi, tak apalah aku juga senang berada diantara mereka

Waktu berlalu begitu cepat, 5 kelas mulai kosong ditinggalkan penghuninya . Motor yang ramai terparkir didepan kini perlahan hilang ikut pemiliknya .

" Dijah, Ibu pamit ya . Hati hati kamu " Ucap Bu Sekar disusul oleh usapan lembut dibahuku dari Bu Ratmi

Mereka sudah ku anggap seperti Orangtuaku sendiri, yang kapanpun bisa memberiku nasehat dan motivasi . Tak hanya mereka saja, semua yang ada disekolah inipun sangat baik dan benar kata orang menjadi guru itu tidak mudah . Maka dari itu, aku bersyukur ada guru guru senior yang terus membimbingku

Terkadang banyak yang bertanya, kenapa sekolahnya tutup ketika adzan maghrib tiba ? Jawabannya adalah karena sekolah ini dekat dengan masjid dan satpam penjaga tiap hari sholat dimasjid dan acap kali menutup sekolah ketika pulang dari sana sambil mengecek apakah sekolah itu sudah kosong . Sebenarnya, guru guru juga banyak yang tengah hari bersamaan dengan murid Tk besar dan kecil. Namun berbeda dengan guru guru yang harus mengasuh anak yang dititipkan terlebih dahulu, mereka akan pulang ketika semua sudah diambil oleh orangtuanya .

Lagi lagi, saat semuanya kembali, tersisa Chika disini . Ku rasa pak dokter itu sangat sibuk dengan pekerjaannya. Terlebih, Ia harus merawat hewan hewan yang diperiksa dahulu sebelum pulang, memang begitu resiko menjadi dokter hewan .

" Nak, ayo Umma anter pulang aja ya . Idah sore ini " Aku menggendongnya dengan kerepotan karena membawa beberapa tas dan juga paperbag yang diberikan Dandi tadi

Jika ku biarkan Ia berjalan sendiri akan memperlambat waktu. Tapi, ketika sampai digerbang mobil itu sampai

" Assalamu'alaikum, afwan ya . Saya sibuk banget hari ini, banyak hewan yang sakit beberapa hari ini " Aku menurunkan Chika dari gendonganku, kini lelaki itu sudah ambil alih dan menggendongnya

" Waalaikumussalam, gak apa apa pak. Saya ngerti " Kepalaku masih tertunduk

Kebiasaanku, ketika berbicara kepada laki laki lain aku menundukkan pandangan . Tapi dengan Dandi, aku mendadak tak malu lagi banyak bicara dan bercanda dengannya . Mungkin, itu karena aku sudab lama bersamanya

" Oiya, rumah Bu guru dimana ? Ayo bareng aja biar saya antar sebagai tanda terimakasih " Setelah menaruh Chika didalam, Ia berjalan kearah pintu mobil lalu membukanya dan mempersilahkan aku masuk

" E-eh.. nggak usah, Pak . Saya naik angkot aja "

" Bu, sepanjang jalan saya nggak liat angkot loh . Sepertinya mereka semua sedang istirahat . " Ia terus meyakinkanku untuk ikut bersamanya, aku juga berpikir soalnya dari tadi aku tak melihat angkot yang melintas dan akupun masuk ke dalam mobil itu

Suasana kini hening, Chika kelelahan jadi Ia tidur didalam mobil . Aku berulang kali mengecek hp mungkin saja Mama atau Papa menelpon atau kirim pesan . Tapi ternyata tidak . Aku menunjukkan arah dimana aku tinggal, Ia pun mengikuti arahanku .

" Loh, Ini kan " Lirihnya namun masih ku dengar

" Ada apa pak ? " Penasaranku

" Nggak papa, Bu . " Aku beroh ria lalu menjawab panggilan dari Dandi

Lucunya si Dandi, Ia menelponku hanya untuk menanyakan apakah aku sudah membuka benda darinya atau belum . Senyum ku terukir begitu saja, aku sengaja bicara pelan agar tak terdengar. Namun, tetap saja kedengaran .

" Pacarnya ya Bu ? " Aku terkejut

" Nggak, Pak . Temen saya . " Memang benarkan, dia adalah temanku . Tak ada status diantara kita, yang ada hanyalah komitmen bersama .

Kami sampai dikosan ku, aku menyuruhnya mampir sejenak dan duduk bersama dikursi tamu depan. Tapi Ia tak mau, jadi aku masuk dan mengucapkan terimakasih untuknya . Ia pergi dengan ramah tanpa Chika yang riang menyapaku

Heyyu, ketuk tanda paling kiri ya alias vote!
Terimakasih:)

Doctor's Feeling 'END'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang