Dandi sudah sampai dipelataran rumahnya, kedua orangtua dan adik tercinta menyambut pulangnya si sulung . Tak banyak cakap, dimeja makan Dandu segera menyampaikan isi kepala yang selalu mengganggunya
" Bah " sendok yang ditangan Ia letakkan, Abahnya hanya mendongak penasaran
" Setelah ini, Dandi mau bicara sama Abah sama Ibu " Baiklah, ucapan gemetar itu dijawab anggukan oleh keduanya . Adik perempuan, hanya diam tak mengerti
Selesai makan, Ibu dan Adiknya masih membereskan meja dan mencuci piring yang kotor. Heni pun disuruh Ibunya untuk melanjutkan cuci piring, soalnya sudah ditunggu dan terlihat sangat serius
" Bismillah, Abah, Ibu.. Dandi mohon izin untuk melamar seorang gadis " Berhasil membuat orangtuanya terkejut, namun rasa syukur menyelimuti keluarga itu. Pasalnya, memang inilah yang dinanti oleh semuanya . Akhirnya, putra sulung sudah meniatkan diri untuk menyempurkan agama
" Alhamdulillah, tabarakallah nak. Memangnya siapa perempuan itu ? Apa Ibu kenal ? "
" Kenal kok, dia deket sama Dandi sejak SMA . Besok, kita kesana ya.. temani Dandi melamar gadis pujaan "
" Ya Allah, anak Abah. Abah kira gak ada yang deket sama kamu lho Dan. Ternyata, diam diam kamu nyimpan rasa sama dia . Memangnya, kamu udah mantap milih dia ? Dia udah tau niat baikmu ini ? "
" Hmmm, belum si Bah. Tapi, Sebelum ke kalimantan itu Dandi sempet nyuruh dia nunggu dan bilang kalo setelah selesai pekerjaan disana aku bakal ngelamar dia " Suasa hening, dari pinggiran dinding Heni adiknya mendengarkan percakapan antara kakak dan kedua orangtua nya . Dia merasa senang akan memiliki kakak baru, ah sampai tak sabar mendengar kabar bahagia nantinya
" Yaudah, bismillah aja. Jangan lupa terus berdoa, jika kalian berjodoh in sya Allah akan di dekatkan " Lembutnya tutur Ibu sedikit meredakan ketegangan antara mereka, Dandi pamit menuju kamar .
⌚🕛⌚
Biarlah rasa ini bertemu denganmu, hanya rasa tak apa. Nantinya, kamu akan menjawab walau aku tak tau itu membahagiakan atau sebaliknya . Aira, aku mencintaimu
Dandi membuang nafas kasar nya berulang kali, gugup . Yaiyalah, ini pertama kali seumur hidup nya dan cara mencintainya juga berbeda. Dia lebih memilih datang kerumah tiba tiba, mungkin normalnya yang terjadi kaget .
" Masuk " Asisten rumah tangga baru mempersilahkan mereka, Nyaring suara Perempuan paruh baya itu memanggil kedua majikannya yang sedang memberi makan ikan dikolam belakang
" Oh, duduk pak bu.. ada apa ya ? "
Degupan jantung Dandi semakin berpacu, setenang mungkin wajah sudah Ia tampakkan .
" Begini, perkenalkan saya Eko, ini istri saya Sri dan anak kam... " Dandi menepuk pelan paha Abahnya
" Saya Dandi Saputra, Om. Teman Khadijah sejak SMA dan beberapa kali saya pernah berkunjung kesini "
Firasat buruk memenuhi otak Lina dan Endra namun, mereka masih berpikir positif akan kedatangan Dandi
" Oh, iya nak. Ibu Ingat, dulu sering sama Ergi juga kan " Alhamdulillah, kata Dandi ternyata Bu Lina masih mengingat aau kejadian sudah lama
" Jadi, ada apa nih.. Mari pak, Bu sambil di makan dan diminum.. Maaf ya, soalnya nggak tau kalo mau datang kemari jadi gam nyiapin apa apa ? "
" Nggak Pak, nggak papa. Terimakasih "
" Hmmm, Om, tante.. Jadi kedatangan Dandi kemari itu, sebenarnya berniat ingin melamar Khadijah Ufaira "
Deg!!
Benar dugaan mereka, lelaki ini datang untuk meminang Khadijah yang kini sudah menjadi istri Arkhan . Waduh, bagaimana cara menyampaikannya ya . Berulang kali tatapan penuh bingung muncul diantara Lina dan Endra. Ini demi kebaikan, Endra memberanikan diri menyanggah
" Maaf nak, apa sebelumnya kamu tidak tau kalau Khadijah sudah menikah ? Bahkan sekarang mereka sedang libura "
Boom!! Menikah!!
Hancur berkeping hati seorang Dandi, dia menanti perempuan itu lama namun apa akhirnya, kenapa dia yang tersakiti. Bagaimana bisa Khadijah setega itu tidak mengabari soal hal sebesar ini padanya . Padahal, sebelum itu Dandi sudah mengatakan bahwa akan melamarnya . Bodohnya, kenapa Ia tak melamar gadis iru sejak dulu . Dan apa ini ? Perempuan yang dicintai sudah milik oranglain . Untuk apa bekerja mati matian memenuhi tabungan nikah jika gadis pujaan udah pergi . Gak, nggak ini pasti mumpi. Dandi terus memaki dirinya sendiri, walau dalam hati kegeramannya sangat nampak jelas , rahangnya sudah mengeras .
" M-maaf, Om. Saya tidak sedang bermimpi kan ? "
" Nggak, nak. Khadijah sudah menikah sekitar 5 hari lalu "
" S-ssiapa suaminya ? " Suara sudah serak, rasanya Dandi tak bisa berkutik lagi
" Suaminya Arkhan Hamid, memang mereka menikah tanpa pacaran dan itu terjadi sangat singkat "
Hah, tanpa pacaran . Dan aku yakin, pasti Khadijah belum mencintai lelaki itu. Mereka belum saling mengenal dan juga aku jauh lebih dekat dengan Khadijah. Lihat saja, aku akan mendapatkanmu lagi Aira. Aku janji
Seolah itu hanya permainan, Dandi semakin yakin dia akan berusaha mendapatkan Airanya kembali. Anggapnya, Khadijah pasti belum mencintai laki laki yang baru dikenal . Pasti masih ada kesempatan untuk Dandi, pikir otak liciknya .
Teruntuk lelaki,
Jika ingin mendapatkan wanita yang kamu idamkan. Maka Rayulah dulu penciptanya, niatkanlah dalam diri, Aku mencintai karena Allah bukan karena nafsu yang mengatasnamakan cinta .
Lihat, betapa menyedihkannya lelaki yang menyuruh wanitanya menunggu malah sendirinya ditinggalkan. Ups, bukan .
Pada dasarnya mereka tak ada ikatan, yang memberi harap akan kalah dengan yang tanggung jawab . Begitulah Allah, Ia datangkan lelaki baik untuk perempuan yang sedang belajar menjadi baik . Tak ada yang salah, hanya saja waktu memberikan sekat antara menunggu dan menerima . Pilih yang pasti, bukan sekedar janji tapi lama ditepati . ~ Cerry ~Gimana ya rasanya jd seorang Dandi ?
Heyyu!! Jangan lupa ketuk tombol paling kiri alias Vote ya.. Terimakasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Feeling 'END'
General FictionArkhan Hamid, Seorang Dokter hewan yang mengabdikan diri di sebuah klinik miliknya, hingga Ia bertemu seorang gadis bernama Khadijah Ufaira seorang guru anak usia dini yang berlokasi didaerah yang sama Bagaimana mereka bisa bertemu dan saling menge...