" Assalamu'alaikum kak, Apa kabar ? Maaf ya Dijah baru kesini dari sekian lama karena memang Aku baru tau beberapa bulan setelah kakak pergi, dan juga belum ada waktu berkunjung kerumah baru kakak . Aku kangen banget sama kakak, ini Dijah bawain bunga kesukaan Dijah biar kakak juga inget terus sama aku " Ah, tetesan air mata ini tak terbendung, Mama dan Papa hanya bisa menatap anak perempuan satu satunya dengan rasa bersalah karena tak sedari awal memberi kabar
" Umma, Kok Umma nanis ? Hehhe Umma cengeng, Chika aja dak nanis " Suara cedalnya dan juga elusan lembut dari gadis kecil yang baru saja banyak bicara itu membuat tanganku mengusap pipi
" Enggak sayang, ini tu Om Gio kakaknya Umma. Nanti kita berdoa bersama ya . Chika mau kan ? " Tutur ku rintih padanya
" Okay Umma " Jari telunjuk dan jempolnya menyatu membentuk bulat tanda iya setuju
Kami sepakat berdoa, Arkhan memimpin doa itu . Aku menyuruhnya menyisipkan kerinduan ku pada kakak menggunakan bahasa arab, Mama dan Papa sampai tak sanggup lagi berdialog didepan nisan itu .
Setidaknya, walau tak lama aku sudah lega mengunjungi makam kakak . Berat, meninggalkan nya . Bagaimanapun juga dulu raga kami sangat dekat, dan kini hanya tersisa nisan dan kenangan yang kadang dia mampir di mimpi .
Kami kembali ke hotel, setelah beberapa waktu singgah dirumah nenek dan saudaraku .
" Couple goals banget lho mbak Dijah ni sama pak Arkhan " Ucap salah seorang sepupuku yang masih SMA
" Hahah, Kamu tu ya han bisa aja "
" Fakta lho mbak, ntar aku mau nyusul lah "
" Heh, lulus SMA dulu han kamu " Farhan, sepupu paling akrab denganku yang dengan berani bicara tanpa rasa malu . Padahal jika dibandingkan yang lain dia itu lelaki sendiri, karena rata rata sepupuku adalah perempuan tapi mereka masih sungkan blak blakan . Mungkin karena jarang bertemu
" Kan udah 17+ mbak, beberapa bulan lagi aku lulud ahhaah "
Receh demi recehan kami kumpulkan agar suasana sedikit berwarna, tadi juga aku dan sekeluarga foto bersama untuk kenang kenangan . Umur tak ada yang tau dan juga tak ada yang bisa memastikan kapan aku akan kembali kesini
" Nak, kamu ndak mau makan po ? " Tanya Ibu sembari menawarkan kepada yang lainnya juga . Padahal kami sengaja berhenti direstoran terbaik sebelum menuju hotel
" Gak laper bu. Dijah mual banget, mabuk paleng ya dimobil terus "
" Masa iya nduk, apa jangan jangan kamu.. "
" Udah, Arkhan setelah sampe hotel nanti kalian kerumah sakit ya . Cek keadaan Khadijah, Mama khawatir deh . Eh antara khawatir sama ....... " Lirikan mata Mama langsung mengarah ke Papa yang sedang sibuk telponan dengan rekan kerjanya . Papa membalas lirikan itu dengan senyum yang ' apaan sih ' dalam otakku
" Iya Ma, nanti setelah sampe hotel Arkhan langsung bawa Khadijah kerumah sakit "
" Ehh, apaan sih. Ini tuh cuma mual biasa bu ibu bapak bapak. " Candaku pada kedua orangtua kami
" Husst, Khadijah nurut aja nduk . Bisa jadi lho kamu sama Arkhan dikasih rezeki sama Allah kan " Sahut bapak dari meja paling ujung
Memang si, dari awal keberangkatan aku sudah tak nafsu makan, sering mual tapi tidak keluar muntahan . Argh, aku tak suka ke ambigu an ini .
Arkhan memaksaku makan, Mama Ibu dan bapak bapakpun ikut memaksa. Apalah daya, aku harus menuruti ucapan mereka semua apalagi Chika sedang mencontoh sekeliling. Aku tak mau jika Chika melihatku begini
Telatennya Arkhan menyuapiku dikit demi sedikit, hingga dia kembali menancap gas menuju hotel . Ku tau dia sangat lelah, karena dia menyanggupi menyetir dari awal berangkat hingga pulang nanti. Alasannya Dia tak mau menyusahkan Bapak dan Papa. Padahal bisa saja membawa sopir, tapi Arkhan tetap kokoh tak mau .
" Kita izin ke rumah sakit dulu ya " Ucapku
" Iya sayang, semoga ada kabar baik " Kompaknya mereka menjawab itu, ah sayangku Chika sudah tertidur jadi dia tak mendengar suaraku
Aku deg degan menunggu dokter nya tiba dan memanggil namaku untuk diperiksa, tak berselang lama akhirnya aku masuk ke dalam ruangan
" Saya cek dulu ya bu " Untung saja dokter nya perempuan jadi aku bisa sedikit nyaman
" I-iya dok "
" Udah gak haid berapa bulan ? "
" Oh, Haid ya dok ? Kira kira si 2 bulanan ini si dok. Saya pikir memang siklusnya aja ga normal, soalnya dulu juga pernah begini "
" Hmmmm " Dokter cantik hanya melengkungkan bibirnya
" Pak Arkhan "
" I-iya dok, gimana hasilnya ? "
Aku masih rebahkan diri dikasur pasien dan dokter itu bicara pada Arkhan. Jujur aku takut dengan hasilnya
" Selamat pak, Istri anda hamil 15 minggu"
" Haa ? 15 minggu dok ? " Jujur, kaget iya, seneng iya dan bersyukur pun sangat. Aku tak menyangka dalam perutku ada kehidupan juga yang tak kusadari
" Selamat bu, pak "
" Ya Allah, makasih sayang " saat itu nuga Arkhan langsung memeluk dan mencium keningku tanda rasa syukurnya pada Allah
Arkhan terburu buru ingin segera pulang untuk mengabari yang ada dihotel, dan benar saya sesampainya disana kehebohan pun terjadi. Semua memberikan selamat dan juga wejangan agar nantinya bayi yang ada dikandunganku ini sehat
" Tabarakallah anakku, sehat terus ya nduk . Pokoke ibu bakal selalu jagain kamu " semuanya tertawa, Papa sudah sibuk meminta waktu pada Rekan kerjanya agar rehat telponan sejenak demi mendengarkan aku bercerita perihal tak sadarnya diri ini . Ah, dasar aku aneh .
Sudah lelah diperjalanan, kami menuju kamar masing masing . Kali ini Chika tidur bersama eyangnya alias Bapak dan Ibu soalnya dia sudah nyaman digendongan Ibu
" Sayang, makasih banyak . Bismillah, kita jaga dan kita rawat rezeki dari Allah sampe dia menatap indahnya ciptaan Allah yang sementara ini ya " Ucap Arkhan sambil mengusap perut ku
" Iya mas, aku mau anak kita tahfidz seperti kamu " Aku mencubit pipi pak dokter yang menggembung kala aku bilang anaknya harus sama seperti dia
" Jangan sayang, kalo bisa dari didalam perut kita kenalkan dia sama Al Qur'an. Kalo aku dulu kan niat ngehafalin pas smp "
" Baiklah, mas dokter hewan kesayangan kita didik anak kita dengan baik. " Tekat kami malam itu kuat, untuk selalu melibatkan Allah dan meminta agar anak kami kelak pecinta Al Qur'an . Tak hanya menghafal, semoga yang teraamiinkan agar Ia bisa mentadabburi dan mengamalkan apa yang ada dalam kitab suci Allah dikehidupan sehari harinya
End.
.
.Heyyu!! Jangan lupa ketuk tombol paling kiri alias vote ya.. Terimakasih
.
.
Eh, jadi gimana akhir ceritanya ? Butuh ekstra partkah atau cukup disini aja ? Komen dong . Insyallah, aku bakal buat part terakhir bgt!
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Feeling 'END'
Ficção GeralArkhan Hamid, Seorang Dokter hewan yang mengabdikan diri di sebuah klinik miliknya, hingga Ia bertemu seorang gadis bernama Khadijah Ufaira seorang guru anak usia dini yang berlokasi didaerah yang sama Bagaimana mereka bisa bertemu dan saling menge...