Pagi-pagi sekali Lea sudah siap untuk berangkat kuliah. Hari ini akan menjadi hari yang berbeda dari hari biasanya, sebab setelah pulang nanti ia akan pergi ke rumah Luna dan makan makanan manis.
"Om Jerry, Ayo berangkat," panggilnya.
"Lea ke meja makan dulu, tunggu Om di sana," balasnya dari dalam kamar mandi.
"Oke," jawab Lea menuruti perkataan Jerry.
Ia meraih tas serta mantel, cuaca pagi hari terasa dingin setelah semalam diguyur hujan yang begitu deras.
Di meja makan sudah ada beberapa maid yang tengah menyusun makanan di sana. Berbagai hidangan lezat sudah tersaji, membuat perut Lea seketika berbunyi. Padahal hanya sarapan, tapi mengapa mereka memasak sebanyak ini.
Tak lama setelah itu, Jerry pun turun dengan pakaian kantornya. Pria itu mengecup kening Lea sebelum duduk di sebelah gadis itu.
Jerry tau jika Lea sudah benar-benar lapar, terlihat jelas dari tatapan berbinar gadis itu setiap para maid membawa makanan menuju ke arah mereka.
Akhirnya Lea berdiri. "Om Jerry mau makan yang mana?" tanyanya.
"Sandwich dan puding vanilla," jawabnya.
Gadis itu mengangguk kemudian mengambil makanan yang diinginkan oleh Jerry. Setelah itu baru ia mengambil makanan untuk dirinya sendiri, pilihannya jatuh pada sereal dengan susu coklat."
"Om Jer, sepulang kuliah nanti Lea mau ke rumah Luna. Kita ada kerja kelompok. Boleh, gak?" izinnya.
"Bener, kan kerja kelompok? Jangan ke mana-mana selain ke rumah Luna, ya? Nanti kirim alamatnya ke Om, biar Om jemput," pesan Jerry.
"Iya, Lea gak kemana-mana, kok. Cuma di rumah Luna," janjinya.
Jerry mengangguk, meminta gadis itu melanjutkan makannya tanpa bersuara lagi sebab tunangannya itu mudah sekali terdesak.
Pikirannya kembali melayang mengingat Luna.
Seketika ia merasa penasaran dengan gadis itu.
***
Pagi ini Leo bangun dengan malas, hari pertamanya tanpa Lea yang akan berisik di pagi hari terasa asing baginya.Cowok itu bangkit, memeriksa jam di ponselnya sekaligus memeriksa pesan terakhir yang semalam ia kirim pada Sabrina.
Me
Good night and i love you
Tak ada balasan, hanya tanda jika Sabrina sudah membacanya.Mungkin gadis itu ketiduran atau memang tak ingin membalas pesannya. Yang jelas gadis itu berubah sejak dua tahun yang lalu.
Awalnya Leo pikir Sabrina seperti itu karena merasa belum terbiasa berpisah dengannya sebab sejak Leo lulus mereka sudah jarang bersama lagi, tapi jika ada waktu luang Leo pasti akan menyempatkan diri ke sekolahnya untuk menemui kekasihnya serta sang adik.
Namun, seiring berjalanya waktu gadis itu tetap dengan sikap diamnya. Sabrina tak pernah berbagi cerita lagi dengan dirinya, bahkan membalas ucapan cintanya pun tidak. Padahal dulu malah sebaliknya.
Leo pernah bertanya tentang perubahan gadis itu, tapi Sabrina menyangkal karena tak merasa dirinya berubah. Meski begitu, Leo yakin ada yang disembunyikan oleh sang kekasih.
Setelah selesai menyegarkan diri, ia turun menemui orang tuanya di meja makan. Paginya terasa monoton tanpa kejahilan Lea. Leo bahkan merindukan perdebatan antara sang Ibu dengan adiknya itu.
Ia menghela nafas pasrah, padahal baru sehari Lea pindah, tapi Leo sudah benar-benar merindukan sang adik.
Selesai dengan makanannya, cowok itu segera berpamitan dan pergi menuju kampus. Keinginannya untuk segera menemui Lea yang membuatnya begitu bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why You, Om? (Selesai)
RandomSERIES #4 Highest Rank : #1 of 25 in Sibbling [22/01/22] #44 of 53,1k in teen [16/1/2021] #18 of 36,9k in random [16/1/2021] #213 of 324k in romance [16/1/2021] #143 of 223k in love [16/1/2021] #1 of 5,03k in twins [11/1/2021] Ternyata semua tak sem...