Jerry mengusap wajahnya kasar, satu masalah selesai tapi masalah lain datang. Luna sudah ia permalukan di depan orang tuanya, bahkan Clarissa pun tak menyangka dengan sifat putrinya itu.
Alasan Luna hanya karena saat gadis itu menginap di rumah Jerry, pria itu lebih perhatian pada Lea dibanding Luna yang notabenenya adalah keponakan kandungan Jerry. Itulah yang membuat Luna merasa tak suka pada Lea.
Namun, Clarissa lebih tak menyangka lagi melihat kasarnya Jerry melempar keponakannya itu tepat ke hadapan Clarissa. Pria itu sudah tak berperasaan jika menyangkut Lea.
Ia tak peduli, yang jelas Luna sudah mendapat pelajaran.
Dan masalah lain yang ia maksud kali ini adalah Lea. Saat pulang kuliah tadi Jerry yang menjemput gadis itu. Lea sempat ketiduran hingga harus di gendong menuju kamar.
Bangun-bangun gadis itu langsung mencarinya dan langsung menagih cake coklat yang ia janjikan.
Sejujurnya Jerry tak memperbolehkan Lea makan makanan manis terlalu sering. Ia mengiyakan permintaan gadis itu agar segera dimaafkan, dan Jerry bersyukur Lea tidur saat pulang tadi.
Tapi ia tak menyangka jika tunangannya itu masih mengingat janji singkat Jerry, alhasil Lea ngambek dan tak mau berbicara pada Jerry lagi. Membuat pria itu harus berfikir keras untuk membujuk Lea.
Demi mendapat perhatian Lea lagi, Jerry akhirnya meminta salah satu maid untuk membeli donat kesukaan Lea yang biasa gadis itu minta saat berkunjung ke minimarket.
"Lea?" panggil Jerry.
Setelah menemuinya di ruang kerja gadis itu marah saat tau Jerry tak membeli cake coklat yang di minta, Lea akhirnya berbalik dengan wajah tertekuk berjalan ke arah kamar.
"Lea, udah Om beliin. Lea jangan marah lagi, ya?" bujuk Jerry.
"Oh ya?" jawab Lea dengan spontan. "Mana?" Tangannya mengadah dengan mata berbinar.
"Masih di beli maid, tunggu sebentar lagi," tutur Jerry.
"Cake coklat, kan?" tanyanya memastikan.
Jerry menggeleng. "Bukan, cake coklat tempatnya jauh. Om beliin donat warna-warni aja, ya?"
"Banyak?"
Jerry menghela nafas panjang. Cukup berat ia mengatakan ini, rasanya tak rela jika Lea akan fokus pada makanan itu dibanding dirinya. "Iya, banyak."
"Yeyyy," girang gadis itu. "Om Jerry emang terbaik, Lea sayang Om Jer," tuturnya memeluk leher sang Om.
Mendengar perkataan terakhir Lea membuat jantung Jerry seketika berdebar cepat. Ucapan sayang Lea begitu berpengaruh untuk dirinya.
"Om Jerry juga sayang Lea," balas pria itu dengan tulus.
Gadis itu mengangguk-angguk mengerti. "Lea tau, kok. Karena Om Jer sayang sama Lea makanya Lea sayang juga sama Om."
"Oh ya? Buktinya apa kalau Lea sayang Om?" goda Jerry.
Seketika kening gadis itu mengerut bingung. "Bukti apa? Gimana cara buktiin nya?"
"Dengan cinta," balas Jerry.
"Cinta? Begini?" ucap Lea dengan cara menyatukan dua jari telunjuknya hingga berbentuk hati.
Jerry terkekeh gemas. "Bukan, tapi begini." Pria itu segera menangkup dua pipi bulat Lea, dengan penuh cinta Jerry mengecup wajah gadis itu. Mulai dari kedua pipi, dua mata Lea, hidung, kening dan terakhir bibir manis tunangannya itu.
Adik dari Leo itu hanya terkikik kegelian saat Jerry menciumi wajahnya. Sekarang ia sudah mulai terbiasa mendapat ciuman mendadak dari Jerry seperti tadi.
"Jangan jauh-jauh dari Om lagi, ya. Lea milik Om Jerry, artinya orang lain gak bisa miliki Lea. Jangan mau jika disentuh cowok lain selain Om dan keluarga kamu, jangan pernah pacaran lagi atau bahkan dekat-dekat sekalipun, itu sama aja dengan selingkuh, paham?" ungkap Jerry.
Lea mengangguk patuh, matanya menatap mata Jerry yang begitu teduh. "Om Jerry juga, ya? Lea bakal marah kalau Om Jer selingkuh. Kalau mau selingkuh bilang dulu sama Lea."
Tawa pelan Jerry seketika pecah, dibawanya tubuh ringan itu ke atas pangkuannya. Lea dipeluk erat, tapi tak sampai menyakiti gadisnya. "Om gak akan selingkuh, dapetin Lea udah lebih dari cukup," bisiknya tepat di telinga gadis itu.
"Om Jer, jantung Lea tiba-tiba deg-degan cepet banget," bisik Lea juga. "Lea gak sakit jantung, kan?" takutnya.
Mendengar itu Jerry langsung menarik dagu sang tunangan, mencubit hidung mungil Lea dengan begitu gemas. "Itu bukan sakit jantung," jelas Jerry. "tapi reaksi alami Lea kalau lagi deket sama cowok."
"Oh ya? Tapi waktu deket-deket sama Kak Stev, gak gini tuh," elaknya.
Senyum Jerry lagi-lagi terbit, begitu manis sebab hatinya tengah berbunga-bunga hanya karena mendengar perkataan Lea.
"Apa jantung Lea cuma bereaksi kalau lagi sama Om Jerry?" tanya pria itu.
Lea menggeleng, membuat senyum di bibir pria itu menghilang seketika.
"Kalau Lea ketahuan bandel sama Papi, jantung Lea juga gini," tuturnya.
Jerry spontan bernafas lega, ia pikir gadis itu mempunyai pria lain yang ia suka.
Tangan Lea ia genggam, nafasnya ia tarik kemudian dihembuskan lagi. Suasana mendadak hening seiring gugupnya perasaan Jerry saat ini.
"Om Jer tau ini terlalu cepat. Tapi Om takut Lea pergi dari hidup Om. Dulu, disaat Om merasa terpuruk, disaat Om berfikir untuk mengakhiri hidup karena sudah tak memiliki tujuan lagi, Lea datang. Lea peluk peluk dan cium Om, entah kenapa bikin Om jadi tenang, padahal waktu itu umur Lea baru dua tahun, tapi Om udah sayang sama Lea. Sejak itu Om jadi punya tujuan hidup, yaitu untuk mencintai Lea sampai akhir hidup Om," jelas Jerry saat berhasil mengingat memori pertama kali ia mulai menyukai gadisnya ini. "Lea mau kan jadi istri Om Jer?" lanjut Jerry.
"Istri?"
Jerry mengangguk. "Iya, kita menikah dan Lea bakal jadi istri Om."
"Emm, boleh Lea tanya Papi dulu, gak?"
"Boleh, tapi kalau menurut Lea sendiri. Lea mau gak kalau menikah sama Om?"
"Menikah itu seperti pacaran, kan?" tanya Lea memastikan.
Jerry mengangguk mantap. "Iya, menikah itu lebih dari pacaran. Selain Lea jadi anggota keluarga Om Jer dan Om Jer jadi keluarganya Lea, menikah juga artinya mengikat satu sama lain. Setelah kita menikah, kita gak bisa putus gitu aja layaknya Lea sama Stev waktu itu. Kita juga gak boleh pisah rumah lagi setelahnya, apapun yang Om punya itu semua milik Lea dan Lea juga sudah milik Om seutuhnya. Apapun yang Lea mau bisa Om turuti. Gimana, Lea mau, gak?"
Tanpa banyak menunggu gadis itu dengan cepat mengangguk, membuat hati Jerry senang bukan main.
Dikecupnya bibir itu berkali-kali, ia tak tau lagi harus bagaimana menggambarkan perasaannya, yang jelas ia ingin menunjukkan pada dunia jika Lea telah memilihnya.
Akhirnya, penantian Jerry tak sia-sia
END
💌💌💌
Akhirnya cerita ini selesai 🎉
Mohon maaf kalau seandainya kalian kurang puas sama endingnya, tapi hanya segini yang aku bisa🙏Terima kasih juga udah baca dan dukung aku biar tetep lanjut cerita ini♥️♥️♥️ semangat kalian emang yang paling ampuh, gak tau lagi mau ngetik apa, pokoknya love banget akutuh sama kalian semua😍😍😍
Tetap semangat dan sehat selalu ya kalian, jangan lupain Lea loh😂♥️♥️♥️♥️
Btw kalau mau extra part komen di sini 😁
Byee♥️
Salam
Rega💙6 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Why You, Om? (Selesai)
RandomSERIES #4 Highest Rank : #1 of 25 in Sibbling [22/01/22] #44 of 53,1k in teen [16/1/2021] #18 of 36,9k in random [16/1/2021] #213 of 324k in romance [16/1/2021] #143 of 223k in love [16/1/2021] #1 of 5,03k in twins [11/1/2021] Ternyata semua tak sem...