artxE traP

30.4K 2K 90
                                    

Acara sakral itu berjalan lancar, para tamu dan keluarga terlihat berbinar menyambut hari yang penuh kebahagiaan ini.

Lea si mempelai wanita tak henti-henti menatap berbagai hidangan manis di meja yang cukup jauh dari tempatnya berdiri. Mata bulat itu akan sangat tajam jika menyangkut makanan kesukaan.

Rena yang sedari tadi berdiri di samping sang putri sudah beberapa kali menegur Lea agar tetap fokus pada para tamu undangan, tapi rupanya gadis itu masih tak mendengar.

Mereka kini tengah berada di atas pelaminan minimalis modern sesuai permintaan Jerry dan Lea. Awalnya mereka sempat berdebat, Lea ingin yang berwarna pink tapi Jerry menolak, bisa-bisa hanya dijadikan tempat bermain anak-anak nantinya.

Setelah berdiskusi serta diiming-iming coklat, akhirnya gadis itu menurut juga.

Jerry yang sedari tadi memperhatikan istrinya kini mulai sadar jika gadis itu menginginkan sesuatu yang ada di meja sana. Ia pun menggenggam tangan Lea, membuat sang pemilik menoleh padanya dengan mata membulat.

"Ada apa, Om?" tanyanya.

"Mau itu?" tanya Jerry menunjuk makanan di sana dengan lirikann matanya.

Lea mengangguk jujur, bibirnya ia gigit sebab takut. Pasti Jerry pun akan marah seperti Maminya.

Tapi ternyata itu hanyalah perkiraan, buktinya Jerry sekarang malah menariknya menuju meja tersebut tanpa peduli panggilan Rena.

Untung gadis itu tak jadi memakai gaun pengantin milik Rena lantaran terlalu besar dan panjang untuk Lea. Jika mengenakan baju itu Lea harus memakai heels tapi Jerry menolak sebab kaki Lea pernah patah, ia tak ingin mengambil resiko hanya karena sebuah gaun.

Gaun yang Lea pakai untuk pernikahannya memang tak semewah gaun milik Rena, tapi gaun tersebut lebih nyaman digunakan oleh gadis yang tak bisa anteng macam Lea ini.

"Om Jer, mau?" tawarnya sambil mencomot satu cupcake di sana.

Jerry menggeleng seraya memasang senyum bahagianya. Pria itu masih tak bisa menyangka jika Lea sudah benar-benar ia miliki, rasanya baru kemarin pria itu melihat gadis kecil ini bergelayut di kakinya dan merengek meminta permen loli dengan suara cadel menggemaskan.

Tapi kini gadisnya sudah tumbuh dan menjadi pendamping hidup Jerry sekarang. Tidak ada lagi yang Jerry inginkan di dunia ini. Leandra sudah lebih dari apapun dan ia bersyukur akan hal itu.

"Sudah," tegur Jerry saat istri kecilnya akan mengambil cupcake yang kelima. "Sekarang kita ke sana lagi, yuk," ajak Jerry.

Lea menghela nafas pasrah, kakinya berbalik menuju ke pelaminan kembali bersama Jerry yang masih setia memeluk pinggangnya.

"Lea!"

Lea menoleh mencari orang yang tengah meneriakkan namanya. Ternyata itu Sheila bersama Dino, keduanya dengan antusias berjalan mendekati Lea.

"Le, foto, yuk," ajak Sheila seraya mengambil ponselnya dari dalam tas yang ia kenakan.

"Ayuk," terima Lea.

Dengan cepat Dino berdiri di sebelah gadis itu, sedangkan Sheila kini mengambil alis posisi Jerry hingga pelukan pria itu terlepas.

"Om Jer, potoin dong?" pinta Sheila.

Nasib.

Jerry meraih ponsel Sheila, sambil menunggu mereka mengatur posisi pria itu malah sibuk memotret sang istri. Meski tak sadar saat difoto, Lea tetap cantik dalam kondisi apapun.

"Hitung ya, Om," ucap Sheila.

"Hmm," balas Jerry fokus menatap foto-foto Lea yang ia ambil dari ponsel Sheila.

Why You, Om? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang