napaleD

21.4K 1.9K 180
                                    

"Om Jerry?" lirih Lea.

Bukan apa-apa, ia hanya merasa kecewa. Pria itu melarangnya berdekatan dengan pria lain, bahkan marah saat Stev menciumnya. Namun, mengapa Jerry sendiri yang malah melakukan hal itu.

Mendengar lirihan sang putri, Arga berbalik. Ia berjalan mendekati Lea, tangan lebarnya menangkup dua pipi sang anak. "Lea jangan salah paham, dia kakaknya Om Jerry."

Dua alis Lea menyatu bingung. "Kakak? Mamanya Luna itu kakaknya Om Jerry? Tapi kenapa Mama Luna gak tinggal sama Om Jerry kayak Lea dengan Abang?"

"Sebenarnya mereka udah terpisah lama, dari sebelum Lea lahir dan baru sekarang ketemu lagi," jelas Arga.

Lea diam, memperhatikan lamat-lamat wajah Mama Luna. Semakin lama gadis itu jadi tersadar.

Mengapa ia baru sadar jika vwajah Mama Luna sama dengan foto yang di pajang Aldo. Hanya saja wajah itu lebih dewasa dari foto tersebut, mungkin itu diambil saat Mama Luna masih muda.

"Jadi Mama Luna yang bunuh Oma?"

Perkataan Lea berhasil membuat semua bungkam, termasuk Jerry yang kini melepas pelukannya seraya menunduk dalam.

"Uncle Aldo, orang yang ada di foto waktu itu Mamanya Luna, kan?" tanya Lea pada Aldo untuk memastikan.

Aldo mengangguk mantap, masih menatap tajam wanita yang menangis menutupi wajahnya itu.

"Iya, Lea jangan dekat-dekat dia. Pembunuh brengsek kayak dia pantas dibenci! Gak ada kata kasihan untuk orang yang udah tega membunuh Ibu dari kekasihnya sendiri dan mengarang cerita palsu! Mami kamu menderita karena dia! " sinis Aldo.

"Clarissa gak salah!" sela Jerry. Ia berbalik dengan nafas memburu, tangannya mengepal kuat mendengar Kakaknya dihina sebegitu parahnya. Ia yakin Kakaknya telah berubah, Clarissa tak akan sejahat dulu lagi.

Aldo tertawa sinis. "Lalu siapa yang bersalah?! Kamu?!" Senyum miring seketika tercetak jelas di wajahnya. "Saya gak tau siapa di antara kalian yang harus mempertanggung jawabkan semuanya, karena memang kalian sama! Sama-sama pembunuh!"

"Abang!" sentak Rena. Ia berjalan cepat menarik tangan Aldo untuk menjauh dari Jerry dan Clarissa, Mama dari Luna. "Kita udah pernah bicarakan ini sebelumnya, kenapa masih diungkit-ungkit, sih?!"

"Karena dia berani muncul di depan Abang! Andai dia pergi jauh sejauh jauhnya mungkin hal ini gak akan terjadi! Jujur, Abang belum sepenuhnya ikhlas dengan kepergian Mama. Masih ada rasa pedih saat tau Mama udah ninggalin kita semua meski itu terjadi bertahun-tahun yang lalu!" cecar Aldo.

Rena mengusap wajahnya frustasi. "Ini masalah yang gak akan ada habisnya kalau masih terus diungkit. Pliss, kita omongin ini secara baik-baik aja ya, Bang?" bujuk Rena.

"Mami, siapa yang udah bunuh Oma? Apa benar Tante itu?" tunjuk Lea ke arah Clarissa.

Jerry dengan cepat menggeleng. "Bukan, bukan dia!" elaknya. Pria itu berjalan mendekati Lea kemudian menggenggam kedua tangan gadis itu. "Maaf karena Om gak pernah jujur sama Lea, tapi tolong setelah Om cerita yang sebenarnya Lea jangan marah. Om gak akan sanggup ditinggalkan Lea, Om sayang Lea," jelasnya.

Jerry tau Lea pasti akan marah, ia paham dengan perasaan gadis itu. Air matanya kembali jatuh saat tak mendapat respon apa-apa dari Lea, hanya tatapan kosong seakan menunggunya untuk menjelaskan semua perbuatannya.

"Jerry, Lo jangan gila! Ingat pesan Papa Stevano!" geram Rena.

"Gak, Ren! Lea harus tau, cepat atau lambat segalanya pasti akan terungkap. Gue siap menerima konsekuensinya kalau sampai hal yang Lo pikirkan itu terjadi. Yang penting gue udah jujur dan lega, ini bukan sepenuhnya kesalahan Clarissa," tolak Jerry.

Arga mengangguk mencoba memberi pengertian pada sang istri. Ini pilihan Jerry, pria itu pasti bisa mengatasi segalanya.

"Lea, Om yang sudah bunuh Oma. Om yang tusuk perut Omanya Lea pakai pisau sampai meninggal. Setelah itu Om lari dan membiarkan Mami kamu yang dituduh sebagai pembunuhnya, Om yang seharusnya di hina, bukan Mamanya Luna."

"Bodoh!"

***
Gadis itu masih sesenggukan di pelukan sang Kakak. Masih tak menyangka dengan apa yang telah terjadi, mengapa Jerry bisa sejahat itu.

"Udah, jangan nangis lagi. Lea bisa sakit lagi kalau begini," bujuk Leo.

Lea menggeleng, menenggelamkan wajah basahnya di dada Leo. Meski ia ingin berhenti, air matanya tetap akan terus keluar. Rasa sesak akan kekecewaannya terhadap Jerry masih mendominasi.

"Kenapa harus Om hiks, Lea benci Om Jerry! Lea gak mau hiks ketemu Om Jerry lagi."

Tangan Leo bergerak mengusap punggung sang adik menenangkan. Selimut ia naikkan sebatas leher untuk menghangatkan tubuh mungil itu. Lea sudah terlalu banyak menangis hari ini, itu tak baik untuknya.

"Om Jerry udah dihukum, dia udah menebus semua kesalahannya. Om Jerry sempat di penjara beberapa tahun, setelah bebas dia tinggal di rumah kecil dalam perkampungan sendirian karena gak punya uang. Om Jerry bahkan menghabiskan masa mudanya dengan bayang-bayang kesalahan yang sudah ia perbuat di masa lalu. Om Jerry udah banyak tersiksa," jelas Leo berharap adiknya bisa mengerti.

Leo tau segalanya sebab Rena yang bercerita. Sudah pernah ia katakan jika ia sedang insomnia hanya Rena lah yang bisa mengobatinya. Dan di saat itu pula Leo meminta sang Ibu untuk menceritakan sebuah kisah tentang masa lalunya.

"Ohya?! Jadi Om Jerry sudah di hukum?" tanya Lea di sisa tangisnya.

Leo mengangguk. "Semua bukan kesalahan Om Jerry, Tante Clarissa juga bersalah. Jadi Lea jangan benci Om Jerry, Abang tau Om Jerry pasti sedih dijauhin Lea."

Lea diam, pikirannya berkecamuk antara memaafkan pria itu atau tidak. Tapi jika saja Om Jerry tak membunuh Oma, pasti sekarang Oma masih hidup dan bisa memeluk dirinya.

"Sekarang Lea tidur, ya. Malam udah larut, Abang bakal jagain Lea sampai tidur," putus Leo.

Mereka kini berada di rumah, Lea memutuskan untuk pulang dan kembali tinggal bersama orang tuanya. Setelah Jerry menyatakan segalanya, gadis itu sudah tak ada semangat lagi untuk bertemu sang Om.

"Om Jerry tetap jahat! Benar kata Uncle Aldo, orang jahat memang pantas dibenci!"

Jangan lupa votemen 🌟
Untuk kali ini Jerry sama Lea pisah dulu ya🤣🤣
Thanks 😉

Salam
Rega♥️

8 Juni 2020

Why You, Om? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang