utaS huluP agiT

22.1K 2K 119
                                    

"Ini gak ada sangkut-pautnya dengan masalah Clarissa di masa lalu!" tajam Jerry.

"Gue gak ngomong soal Clarissa!" balas Arga.

"Perkataan Aldo yang Lo maksud itu menyinggung Clarissa, sedangkan yang bermasalah di sini Luna!" geram Jerry.

Arga tersenyum miring, tubuhnya bersandar santai di sofa dengan wajah angkuh. "Kalau gue bilang Clarissa dan Luna itu sama dengan pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya, gimana?!"

"SUDAH! Kenapa malah jadi ngungkit masa lalu, sih?!" lerai Rena.

"Bukan ngungkit, tapi ini seperti berhubungan. Mulai dari Jerry, Clarissa, sampai dengan Luna! Kamu tau apa persamaan mereka?" tutur Arga.

Mendengar itu dada bidang Jerry bergerak naik-turun dengan cepat, omongan Arga yang sialan benarnya membuat emosi pria itu bangkit.

Ia paham maksud Arga, secara tidak langsung Arga berkata jika keluarganya adalah orang-orang bejat yang memang pantas dibenci.

"Gue tau! Gue ngerti kalau Lo masih gak suka karena perbuatan gue dulu! Tapi tolong jangan bawa-bawa Clarissa, biarkan dia berubah tanpa bayang-bayang kebencian di kehidupannya lagi," pinta Jerry.

"Tapi bener, kan? Lo jadi penjahat karena Clarissa juga. Dia memang harusnya dari dulu musnah!" jawab Arga.

"BRENGSEK!!"

BUGHHH

Tangan Jerry dengan sempurna mendarat di pelipis Arga. Rena hanya diam menatap mereka dengan dua tangan terlipat di depan dada, membiarkan dua pria itu puas dengan kelakuan bodoh masing-masing.

Lagipula Arga juga bersalah, mereka sudah pernah sepakat untuk tak membahas masalah itu lagi tapi Arga malah membeberkan segalanya.

Inilah salah satu alasan mengapa manusia butuh istirahat, tanpa itu semua mereka terkadang tak bisa berfikir panjang lantaran terlalu lelah.

"UDAH CUKUP!" sentak Ibu dari Lea dan Leo itu. "Gue udah capek, ya. Terserah kalian mau ngapain, mau saling bunuh-membunuh pun gue gak peduli lagi! Lanjutin aja sampai kalian benar-benar puas, tapi setelah itu jangan harap kalian bisa ketemu gue lagi! Kelakuan kalian kekanak-kanakan, tau gak! Menjijikkan!" tajam Rena.

Wanita itu berlalu meninggalkan dua orang yang kini terdiam mendengar ucapan menusuk Rena. Lantaran tak ingin berlama-lama bersama Arga di ruangan ini akhirnya Jerry pun turut pergi.

Ia harus segera pulang dan memastikan masalah ini pada Luna secara langsung.

Gadis itu benar-benar memalukan!

***

Mata bulat itu mengerjap lucu saat merasa sinar matahari mulai menelusup di sela jendela.

Ia menoleh ke belakang, menatap seseorang yang tengah memeluknya dengan erat. Lea tersenyum saat menemukan sang Abang yang ternyata masih terlelap dengan nyaman.

Gadis yang awalnya membelakangi sang Abang kini berbalik menghadap cowok itu. Ini masih terlalu pagi untuk bangkit, rasanya masih sangat nyaman berbaring di tempat tidur.

Karena bosan menunggu Leo yang tak kunjung bangun, tangan jail itu tergerak untuk memainkan rambut berantakan sang Kakak.

Mungkin karena merasa terganggu, Leo akhirnya membuka mata. Hal pertama yang ia lakukan adalah menyambut senyum sang adik dengan senyum manisnya.

"Selamat pagi, Abang," sapa Lea.

"Pagi," balas Leo dengan suara teredam akibat wajahnya yang kini tenggelam di leher sang adik.

"Abang, berhubung ini hari libur. Nanti kita jalan-jalan, yuk," ajak Lea.

"Hmm, boleh. Emang Lea mau jalan ke mana?" tanya Leo dengan mata tertutup. Jujur ia masih mengantuk, tapi Lea pasti butuh teman bicara.

"Ke mana aja yang penting gak di rumah, Lea gak mau ketemu Papi sama Om Jer. Lea gak mau dimarahin lagi, Papi sama Om Jerry jahat," ungkap Lea.

Leo mendongak menatap wajah cemberut itu. "Lea gak salah, kenapa harus takut?"

"Tapi kenapa tadi malam Papi sama Om Jer marah-marah, padahal Lea gak salah?" sebal nya.

"Mereka cuma salah paham, ada yang mengarang cerita untuk menjatuhkan Lea. Jangan dekat-dekat dia lagi, anak baik kayak Lea gak cocok temenan sama orang jahat itu," jelas Leo mengusap lembut pipi sang adik.

Dua alis gadis itu menyatu bingung. "Siapa? Lea gak boleh deket-deket sama siapa?"

"Luna! Dia gak baik untuk Lea. Kalau dia mau deket-deket Lea lagi, usir aja. Bilang ke dia kalau Lea gak sudi temenan sama nenek sihir" pesan Leo.

"Ihh, serem. Jadi Luna itu sebenarnya nenek sihir?" tanya Lea dengan tampang lugunya.

Leo mengangguk seraya menahan tawa melihat ekspresi lucu adiknya itu. Ia yakin jika Lea pasti tengah memikirkan wajah nenek-nenek berwajah menyeramkan yang hanya ada di dalam televisi.

"Pantesan hidung Luna mancung banget, ternyata dia nenek sihir. Padahal Lea sempat iri loh karena pengen punya hidung mancung kayak Luna.Tapi gak jadi, deh," jujurnya saat mengingat hidung Luna yang mirip sekali dengan hidung nenek sihir yang pernah ia tonton.

Kekehan kecil seketika keluar dari bibir Leo, inilah yang selalu ia rindukan jika bersama Lea. Melihat keluguan sang adik menjadi kebahagiaan tersendiri untuk cowok itu.

"Kenapa mau hidung mancung? Hidung Lea udah bagus, kok," tuturnya mencubit ujung hidung gadis itu. "Nih, hidungnya kecil bikin yang liat jadi gemes."

"Oh ya?" tanyanya malu-malu.

"Iya," jawab Leo disusul gelak tawa.

Adiknya terlihat berkali-kali lipat lebih menggemaskan jika sedang malu seperti ini, pipi serta telinganya akan memerah di kulit putih pucat itu.

Cup

Satu kecupan dari Leo mendarat di kening sang adik.

"Lea gak boleh sedih lagi, ya. Meski Papi sama Om Jerry marah-marah sama Lea, Lea jangan takut. Lea harus berani jujur biar kebenaran bisa terungkap!" tegas Leo lagi.

"Kalau Papi sama Om Jer masih gak percaya, gimana?" tanya Lea.

"Kasih tau Abang, biar Abang yang pukul agar mereka sadar!"

"Emm, kalau Lea yang pukul, boleh gak?" tawarnya.

"Papi kan cowok, pasti tenaganya kuat. Sedangkan Lea cewek, gak akan kuat mukul Papi. Yang ada malah tangan Lea yang sakit," jelas Leo.

Lea menggeleng. "Lea pukul nya gak pake tangan, kok."

"Terus?" bingung Leo.

"Pake sapu!"

Jangan lupa votemen 🌟
Kali ini udah gak gantung kan😉😂

Duhh, komen kalian emang top banget dah, bisa bikin aku senyum-senyum sendiri 😂😂

Makasih untuk semangat, vote, dan komennya♥️♥️

Yang pengen double up, Aku double up di akhir cerita aja ya, hehe😁

Tetap semangat dan sehat terus ya kalian🤗😇💙

Salam
Rega💕

2 Juli 2020

Why You, Om? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang