"Lea butuh apa, hmm?" tawar Leo.
Ia tak suka melihat adiknya hanya diam tak bersuara, mata gadis itu terus menatap kosong seolah tengah memikirkan sesuatu.
Agar tak membuat Lea terus memikirkan hal buruk itu, Leo sebagai seorang Kakak mencoba untuk mengalihkan perhatian sang adik. Apapun asal jangan diam dengan tatapan kosong.
"Ohiya, Abang mau request, nih," tutur Leo lagi. "Lea mau gak gambarin jas Dokter buat Abang? Nanti Abang yang arahin, terus Lea gambar. Lea kan gambarnya bagus," lanjutnya lagi.
Ternyata, usahanya berhasil. Mata sang adik kini tengah menatapnya bingung. "Baju Dokter? Untuk apa?"
Leo mengangkat bahunya tak tahu. "Abang cuma mau Lea gambar baju impian Abang," balasnya.
"Oh, oke," Lea mengangguk, tubuhnya ia tegakkan setelah sedari tadi bersandar di kepala ranjang.
Leo beranjak menuju meja belajar sang adik. Tangannya meraih sketchbook serta pensil milik Lea, memberikan benda itu pada adik kesayangannya.
"Lea buatin pola dasarnya dulu ya, Bang. Nanti Abang yang desain sesuai kemauan," jelas Lea seraya fokus dengan gambarnya.
"Iya," jawab Leo kemudian tersenyum. Matanya menatap Lea dengan lembut, hatinya ikut sakit melihat kondisi gadis yang selalu ceria itu berubah menjadi pendiam.
"Abang mau yang lengan panjang atau pendek?" tanya Lea lagi, tangannya masih dengan lihai menggores buku itu dengan terampil.
"Yang panjang aja, biar keliatan rapih," balas Leo.
"Saku nya mau yang di dada atau di bawah aja?" tanya Lea lagi.
"Di pinggang," celetuk Leo.
"Loh?" bingung Lea. "Mana ada saku di pinggang," elaknya.
"Ada, ini baru mau di buat," canda Leo.
"Abang, itu aneh tau. Ntar dikira Abang gila, loh," ucap Lea menakut-nakuti.
"Gak apa-apa, mungkin aja bisa jadi tren baru," balas Leo lagi.
"Tren apa yang kayak gitu," sebal Lea. "Jangan di pinggang, Bang. Lea bingung gambarnya gimana, Lea cuma gambar pola dasar dari sisi depan sama belakang doang, nih," tawarnya.
"Yaudah, di punggung aja."
"Terus?" lanjut Lea mulai meraih pensilnya yang sempat ia lepas tadi. "Ehh, emang bisa, ya?"
Leo mengangguk. "Bisa, coba aja."
Akhirnya Lea menurut, ia menggambar dua saku di bagian belakang jas sesuai permintaan Leo.
"Ihh, jelek. Saku di belakang gak cocok, Abang. Di depan aja udah," putusnya.
"Ya udah, gambar yang menurut Lea bagus aja," jawab Leo dengan lembut.
Senyumnya tak pernah luntur sejak tadi, ia rela bertingkah bodoh demi menyenangkan sang adik.
Bagi Leo, Lea adalah segalanya.
***
"Lea?" panggil Jerry yang baru saja selesai membersihkan diri di kamar mandi."Iya?" sahutnya.
Gadis itu masih asik sendiri dengan kegiatannya seraya tengkurap di atas ranjang.
"Lea ngerjain apa, sih? Sampai gak noleh dipanggil sama Om?" tanya Jerry. Tubuhnya ikut ia hempas dengan posisi tengkurap di atas ranjang tepat di sebelah Lea.
"Ini, lagi gambarin Abang jas Dokter. Bentar lagi selesai, kok," jawabnya.
Jerry mengangguk-angguk paham. "Emang Lea gak capek? Lea belum istirahat sejak tadi, padahal yang lain udah pulang, loh," tanya Jerry.
Lea menggeleng. "Gak kok. Abang udah baik sama Lea, Abang selalu jagain Lea, lindungi Lea dari orang-orang jahat, Abang juga sayang banget sama Lea. Sebagai balasannya, Lea mau nurut sama Abang. Cuma ini yang bisa Lea lakuin untuk balas semua kasih sayang Abang," tuturnya.
Jerry tersenyum mendengar hal itu, tangan lebarnya mengusap lembut rambut sebahu Lea. "Liat Lea sehat, Lea senyum, dan Lea bahagia. Itu udah bisa membayar semua kasih sayang yang udah Leo kasih buat Lea selama ini. Om yakin, Leo sekarang pasti masih cemas. Tadi aja, dia mau nginep nemenin Lea, tapi Mami kamu nolak soalnya besok Leo ada kegiatan kampus yang penting banget," jelas Jerry.
Lea mengangguk setuju. "Iya, besok ada bazar. Abang yang jadi ketua panitianya, jadi Abang harus tanggung jawab sama tugasnya," tutur gadis itu.
"Oh ya?"
"Iya, besok Lea mau ke sana sama Luna," ucap Lea.
"Boleh, tapi Lea harus sembuh dulu. Leo pasti marah kalau liat Lea jalan-jalan dalam keadaan gak sehat kayak gini," pesan Jerry.
Gadis itu tiba-tiba menghentikan kegiatan, tubuh mungilnya ia putar hingga menghadap Jerry.
Di peluknya leher sang Om, Jerry yang mendapat perlakuan itu pun segera memperbaiki posisinya menjadi berbaring dengan posisi menyamping menyambut pelukan sang tunangan.
"Lea kenapa?" cemasnya.
"Pusing," jawab Lea seraya menenggelamkan wajahnya di leher sang Om.
"Lea istirahat dulu, besok lagi lanjutinya," saran Jerry. Tangan pria itu terulur untuk memeriksa suhu tubuh Lea.
Hangat.
"Minum obat dulu, yuk," ajak Jerry. Pria itu bangkit, turun dari ranjang dan berjalan ke arah nakas untuk mengambil obat untuk Lea.
"Sebentar lagi, Lea belum selesai," tolaknya kemudian kembali melanjutkan gambarnya.
"Minum obat sebentar aja, Le. Yuk, katanya tadi pusing. Badannya juga mulai hangat lagi, tuh. Padahal tadi siang udah reda panasnya," jelas Jerry.
"Nanti, Om. Ntar Lea minum sendiri aja," tawar Lea.
"Gak, ayo bangun dulu. Minum obat setelah itu baru dilanjut kerjaannya," tutur Jerry berbohong, ia tak akan membiarkan gadis itu melanjutkan pekerjaannya lagi, penyebab Lea pusing pasti karena kelelahan.
Bibir Lea seketika maju beberapa centi karena merasa sebal. "Kalau sudah minum obat, Lea langsung ngantuk, mana sempat."
"Sempat, kok. Sebentar Om ambilkan makan sama minumnya," kekeuh Jerry sembari berjalan ke luar meninggalkan Lea yang kini diam sambil memasang wajah ditekuk.
Tubuhnya tergeletak di atas tempat tidur masih dengan posisi awal. Perlahan tapi pasti, matanya mulai menutup dengan paksa hingga kesadarannya dikuasai oleh kegelapan.
Tak lama Jerry datang membawa nampan berisi makan malam untuk sang tunangan. Diletakkannya benda itu di atas nakas.
"Lea," panggil Jerry.
Apa gadis itu sudah tidur?
Dibaliknya perlahan tubuh mungil berbalut selimut itu. Pemandangan pertama yang Jerry liat membuat dirinya seketika panik.
Lea rupanya tak sadarkan diri
dengan darah yang mengalir dari hidung mungilnya.
Jangan lupa votemen 🌟
Mon maap ini update nya telat😁
Jika ada typo atau kesalahan dalam cerita ini silahkan di komen 😉
ThanksSalam
Rega♥️22 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Why You, Om? (Selesai)
RandomSERIES #4 Highest Rank : #1 of 25 in Sibbling [22/01/22] #44 of 53,1k in teen [16/1/2021] #18 of 36,9k in random [16/1/2021] #213 of 324k in romance [16/1/2021] #143 of 223k in love [16/1/2021] #1 of 5,03k in twins [11/1/2021] Ternyata semua tak sem...