"Om Jer, Lea mau itu." Tunjuk Lea pada sebuah pedagang bakso di pinggir jalan.
"Iya, ntar kita minta Madam buatin, ya," tutur Jerry.
"Lea maunya yang itu," ucapnya manyun sebab Jerry sama sekali tak mampir membeli makanan yang ia inginkan.
"Gak higienis, Lea. Mending bikin sendiri di rumah. Lebih sehat dan terjamin."
"Kata siapa gak higienis? Om Jer aja belum mampir, belum liat keadaan di sana gimana? Sok tau, deh," sebalnya.
"Yasudah," putusnya. "Lea boleh beli di sana asal dapat izin dari Leo." Jerry memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, pria itu kemudian mengeluarkan ponsel dari sakunya dan memberikan benda itu pada Lea.
Mendengar itu seketika Lea berdecak kesal. Jika Jerry saja tak memperbolehkan apalagi dengan Abangnya. Kakaknya itu adalah seorang Dokter yang sangat-sangat mengutamakan kesehatan.
"Gak mau, kalau sama Abang pasti Lea diomelin," rajuknya.
"Nah, itu tau. Mending Lea telpon Madam aja, terus bilang kalau Lea mau dibuatin bakso yang paling enak. Jadi kalau udah sampai rumah Lea bisa langsung makan," usul Jerry.
"Yaudah, deh."
Istri dari Jerry itu mengangkat ponsel sang suami. Wajahnya disejajarkan dengan ponsel guna membuka kunci layar ponsel tersebut.
Lea kemudian mencari kontak milik Madam alias kepala maid di rumahnya.
"Madam, Lea pengen bakso tapi Om Jerry larang," curhatnya.
"Gak dilarang, By. Lea boleh makan bakso tapi gak beli di sana," ralat Jerry.
"Hmm," balasnya. "Madam, buatin Lea bakso, ya. Pokoknya bakso yang paling enak."
Setelah mendengar persetujuan dari sebrang sana, Lea langsung berterima kasih kemudian memutus sambungan.
Gadis itu bersandar nyaman di kursi seraya menghadap jendela. Ponsel Jerry dimainkan tanpa memperdulikan si pemilik yang terus meliriknya.
"Le, hadap sini, dong. Masa suaminya dicuekin?" ucap Jerry mulai menjalankan kembali mobil dengan tujuan pulang ke rumah.
Mereka tadi dari rumah sakit untuk cek rutin perkembangan janin Lea.
Waktu mengetahui tentang kehamilan Lea saat pernikahan Leo dilaksanakan dua bulan yang lalu, hal itu membuat Jerry bahagia bukan kepalang.
Setelah menikah, Jerry tak berani menyentuh gadis itu hingga lulus kuliah. Paling intim hanya sekedar memberi kissmark di leher sang istri saat tertidur.
Paginya Lea akan melapor padanya sambil menangis saat melihat banyak bekas merah akibat ulah Jerry. Gadis itu berfikir bahwa ada banyak semut besar yang sudah menggigit lehernya.
Mengingat itu membuat senyum Jerry terbit dengan sendirinya. Momen-momen intim yang selalu Lea dapatkan darinya selalu gadis itu anggap sebagai hal baru yang menyenangkan.
Pernah sekali Jerry iseng meminta gadis itu untuk menemaninya mandi, tak disangka Lea setuju dan tak merasa terganggu sama sekali.
"Emang Om Jer takut? Masa kalah sama Lea yang berani mandi sendiri."
Sejak itulah Jerry tak berani membiarkan Lea keluar tanpa didampingi siapapun, segala ajakan orang selalu dianggapnya sebagai hal yang positif. Jika orang lain yang meminta gadis itu untuk mandi bersama, mungkin Lea juga akan menurut.
Terlalu mudah dihasut.
***
6 bulan kemudian."Lea kok pucat? Ada yang sakit, By?" khawatir Jerry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why You, Om? (Selesai)
RandomSERIES #4 Highest Rank : #1 of 25 in Sibbling [22/01/22] #44 of 53,1k in teen [16/1/2021] #18 of 36,9k in random [16/1/2021] #213 of 324k in romance [16/1/2021] #143 of 223k in love [16/1/2021] #1 of 5,03k in twins [11/1/2021] Ternyata semua tak sem...