02. PERCERAIAN PAPA DAN MAMA

4.3K 196 2
                                    

Happy reading!

****

Malam purnama, Riana menatap bulan itu dari jendela kamarnya. Semilir angin tak membuatnya beranjak, dan ini malam yg sama. Tak ada yg berubah, apalagi mengenai hubungan orang tuanya saat ini. Riana menghembuskan nafasnya pelan ketika keributan dibawah sana masih terjadi, seakan tak peduli, Riana hanya diam dan tetap memandang bulan purnamanya dari jendela.

Cukup lama, akhirnya Riana memutuskan untuk beranjak. Gadis itu melangkah keluar dari kamarnya, hendak mengambil air. Namun, saat Riana membuka pintu kamarnya, ternyata sudah ada Reyhan dan Riyan yg berdiri disana.

"Kakak?" Panggil Riana dengan raut bingung.

Bukanya menjawab, Reyhan dan Riyan segera membawa Riana masuk kembali ke kamarnya. Seolah tak ingin satu satunya adik perempuan mereka melihat keributan yg sedang terjadi diantara Ayah dan Ibunya.

Riana mendengus, sudah ia duga kedua Kakaknya ini pasti akan membawanya masuk kembali. "Kok aku di bawa masuk lagi sih? Aku mau ambil minum, Kak." Riana berucap seraya menatap kesal kedua kakaknya.

"Minum susu kakak aja" jawab Riyan, kemudian memberikan segelas susunya pada Riana.

Meski kesal, Riana mengambil susu kakaknya dan meminumnya hingga habis. Riana tau, Reyhan dan Riyan sedang mengalihkan perhatiannya. Walaupun sebenarnya Riana sudah tau tentang hubungan orang tuanya yg kini sudah tak baik, tapi Riana hanya tak ingin kedua kakaknya merasa gagal bila saja Riana mengetahui semuanya. Jadi, Riana memilih untuk berpura pura saja.

"Mama sama Papa udah pulang ya, Kak?" Tanya Riana, Reyhan dan Riyan beradu tatapan.

"Belum, Ri." jawab Reyhan, bohong.

Riana memicing, kemudian menjawab. "Kak Rey bohong! Itu suara Papa sama Mama kan di bawah?"

Reyhan terkesiap. " Kita main petak umpet aja gimana? " Ajaknya, Riana berdecak kesal.

"Main itu lagi? Bosen lah kak, setiap malem main itu mulu ntar aku ilang pas lagi sembunyi gimana?" Riana kembali berdecak. Sungguh, Riana bosan setiap malam bermain seperti itu. Kembali Riana ucapkan, Reyhan dan Riyan pasti selalu mengajaknya bermain petak umpet, katanya sih biar suasana jadi seru, padahal Riana tau sendiri, kedua kakaknya cuma mau Riana ngga sadar sama keributan yg terjadi dilantai bawah.

Senyum Riyan terpatri. "Trus kamu mau apa?"

"Tidur bareng Kak Rey sama Kak Iyan gimana?" Tanya Riana, sambil membalas senyuman Riyan.

"Idih, jijik banget. Ntar dikira apaan lagi! Nggak nggak. " Reyhan bergidik ngeri. Namun kakinya tetap berjalan mendekati ranjang Riana. 

Saat berada ditempat tidur, Reyhan dan Riyan kemudian menatap adik perempuanya yg masih berdiri didekat pintu seraya menunduk. "Kapan tidurnya kalo kamu berdiri disitu terus?" Tanya Reyhan.

Reflek Riana menoleh kearah suara Reyhan. Senyum lebarnya membuktikan betapa gadis itu senang mendapati kedua kakanya telah tidur diranjangnya.

"Cepet sini." ajak Riyan sambil menepuk bagian tengah kasurnya.

Mereka bertiga pun merebahkan tubuhnya, namun Riana masih belum mau memejamkan mata untuk tertidur. Gadis itu pun menoleh kesamping lalu berbisik. " Kak aku ngga bisa tidur, suara Papa sama Mama kenceng banget "

Kedua mata Reyhan sontak terbuka, lalu memposisikan tubuhnya untuk duduk. "Ya udah kakak nyanyi aja ya, biar ngga kedengeran suaranya." jawab Reyhan, dia mulai bernyanyi. Ya meskipun hanya lagu Balonku Ada Lima, setidaknya keributan tidak terdengar ditelinga Riana.

Tangisan Riyana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang