07. KEDATANGAN PAPA KE SEKOLAH

1.2K 95 2
                                    

Ayo semangatin author dengan cara vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ayo semangatin author dengan cara vote!

*****

Riana menghembuskan nafas lega ketika suara bel istirahat terdengar di dalam telinganya. Kali ini sedikit berbeda, tidak ada lagi Riana yg berdiam dikelas ketika istirahat dan baru keluar ketika bel masuk telah berbunyi, tidak ada lagi Riana yg takut untuk keluar kelas hanya karna Anggita dan seluruh murid yg menindasnya. Tidak, sudah tidak ada lagi. Setelah merapikan bukunya, Riana beranjak dari kursinya kemudian berjalan keluar kelas.

Banyak pandangan yg tertuju pada Riana saat Gadis itu melangkahkan kakinya dari kelas, Riana tersenyum kecil menanggapinya. Mulai detik ini, dirinya akan menghancurkan Riana yg lemah dan penakut dan menciptakan Riana yg baru dengan keberanianya.

" Serius ini Riana? "

Riana menoleh kesamping ketika mendengar seseorang berbicara dan menyebut namanya. Riana mendengus, ternyata dia Kevin. " Bilang apa? "

Kevin mendekat. " Serius ini Riana? "

Riana mengangguk. " Ya iya lah, ya kali arwahnya doang "

Kevin tertawa kecil, Laki laki itu kemudian pergi meninggalkan Riana tanpa berucap apapun lagi. Membuat Riana mengernyit, " Tumben tu orang langsung pergi? Biasanya juga gue yg ngusir dia " Gumamnya

Riana memperhatikan Kevin dari belakang, Laki laki itu kini sudah berjalan bersama seorang temannya. Riana memicing, " Apa gue terlalu bodo amat ya, sampe gue baru tau kalo Kevin punya temen? "

Merasa tak peduli, Riana kembali melanjutkan langkahnya menuju Kantin. Memikirkan Kevin membuat kepalanya menjadi pusing saja. Sekarang Riana sudah sampai di Kantin, kondisinya sangat dipenuhi oleh murid murid membuat Riana berdecak

" Andai gue punya temen, pasti seru deh ke Kantin berdua gitu. Tapi masalahnya..

Riana menghentikan kalimatnya ketika seorang Gadis berhenti dihadapannya dan langsung mendorong bahunya secara kasar. " Tikus kecil ini, ngga pernah biarin gue bahagia " lanjut Riana

Dia Anggita, Gadis itu mendelik setelah mendengar apa yg diucapkan oleh Riana. " Maksud lo apa ngomong gitu?! "

Riana menaikan alisnya sebelah. " Emang gue bilang apa? "

Anggita yg sudah emosi, segera menyiram Riana menggunakan air minum yg dibawanya. Tenang, Riana tidak mengelak. Gadis itu tersenyum lebar ketika tubuhnya sudah basah saat ini

Anggita yg melihat Riana tersenyum, tentu saja bertanya. " Gila lo? "

" Lo yg gila. Lo yg ngga waras sampe ngabisin waktu cuma buat gangguin gue. " Setelah berucap, Riana pergi meninggalkan Anggita. Jangan lupa, Gadis itu dengan sengaja menabrak sedikit bahu Anggita

Tangisan Riyana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang