21. DIA, SI BAJU HITAM.

775 59 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

****

Setelah hampir 3 Minggu lamanya, Riyan mengalami koma dan harus menjalani masa pemulihan. Akhirnya cowok itu diperbolehkan untuk pulang. Ini adalah hari yg paling dinanti oleh Riyan, dia sudah sangat bosan tinggal di Rumah Sakit.

Riana mengusap keringat yg membasahi dahinya. Membereskan keperluan dirinya dan Riyan cukup menguras tenaga. Cewek itu menoleh kearah Riyan, kakaknya satu itu sedang membersihkan kamarnya. Untuk terakhir kali, kata Riyan tadi.

"Udah beres?"

Riana mengangguk, lantas menggendong ranselnya. Sebelum benar benar pergi, Riyan sempat memandang kamar rawatnya untuk terakhir kali. Bagaimanapun juga, tempat ini menjadi saksi bagaimana dirinya melawan maut untuk tetap hidup.

Riyan berjalanan berdampingan dengan adiknya, Riana. Senyum keduanya tak luntur dari tadi. Hingga mereka sampai diparkiran, Riana segera memasukan barang-barangnya.

"Sedih juga mau ninggalin ini rumah sakit." Ujar Riyan sambil memandang gedung tempat dirinya dirawat melalui jendela mobil.

Riana menghela nafas. "Yaudah, kita kontrak aja Rumah Sakitnya. Kita tinggal disana, gimana?"

Riyan menoleh. "Dih, saranmu tuh anjay banget tau ga? Kalo kita beli Rumah Sakit ini, sama dengan kita beli setanya juga."

Dan Riana hanya menghendikan bahunya. Mereka pun segera meninggalkan rumah sakit. Selama perjalanan, Riana begitu menikmatinya. Entah kenapa, akhir akhir ini dirinya selalu mendapat mimpi buruk. Padahal, mimpi buruk itu sudah terjadi. Tapi tetap saja Riana takut.

Setelah sampai, Riana segera mengangkut barang. Lain dengan Riyan yg sudah berlari masuk dengan girang. Riana mengerti, pasti cowok itu sangat merindukan rumahnya. Saat hendak masuk, tatapan Riana terkunci pada sebuah mobil putih milik Reyhan. Tuh kan, jadi rindu lagi!

Riana segera masuk untuk menyusul Riyan. Betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat kakaknya sedang memeluk TV, bahkan sampai menciumnya. Bentar, dosa ngga sih kalo Riana mikir, Riyan itu gila?

"Kak, ngapain cium TV segala sih!" Cibir Riana. Kalo meluk sih, masih aman. Ini sampe nyium loh, epik banget ciuman pertama direnggut TV!

Riyan pun menoleh lantas duduk disamping Riana. "Rindu banget sama Rumah, asli!"

Riana hanya menggeleng pelan. Tanpa sengaja, mata teduh cewek itu menatap sebuah tas yg tersimpan disamping TV. Tas itu milik Reyhan, tas yg biasa digunakan oleh Kakak pertamanya itu sewaktu kerja.

Tangisan Riyana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang