35.Awal Rahasia

752 56 4
                                    


Gimana kabarnya hari ini?

******

"Kita balikan ya? "

Riana tersentak lalu tersenyum senang..ini yg ia inginkan..namun tak lebih dari lima detik senyum itu hilang...tidak..bagaimana pun juga..ia telah berjanji pada Ibunya untuk menjauhi Kevin..

Tersadar dengan hal itu..segera Riana mendorong tubuh Kevin menjauh..oh tidak..apa yg ia lakukan tadi?!..

"Rii? Gue mohon..kita mulai semua dari awal " ucap Kevin menatap sendu

Menggeleng cepat. "Nggak Vin , lo tau sendiri keluarga kita bertentangan , ngga mungkin kita bisa bersatu "

"Lupain gue Vin , lupain semua yg pernah kita lewatin , bukan lo doang..gue juga..kita sama sama terpojok sekarang Vin , gue mohon hapus rasa cinta lo itu buat gue..dan lo kasi rasa itu ke cewe yg tadi sama lo " Riana berucap dengan nada yg begitu lirih dan putus asa..tidak ada pilihan lain selain saling melupakan..mau tak mau ia harus merelakan Kevin demi kebaikan semuanya

"Nggak! , Cinta ngga boleh dipaksa gitu aja Ri..kalo emang kita ngga bisa bersatu..kenapa takdir ngasi perasaan ini ke kita?! Jelasin ke gue kenapa?! Kita bakal tetep terpojok kalo kita ngga ada usaha sedikit pun buat mendekat kembali ke titik tengah "

Ucapan Kevin sukses membuat Riana merenung..benar..jika tidak ada usaha untuk bersama..maka mereka akan selamanya terjebak dalam lingkaran ini..jadi..apakah ia harus menerima Kevin kembali?

"Tapi gue udah janji sama Mama Vin..gue ngga bakal deket sama lo lagi " Riana kembali terisak..ia merasa seolah olah dirinya tengah berada dipinggir jurang yg bila sedikit saja melangkah kedepan maka hancur lah semuanya..

"Gue juga..gue juga janji sama Ayah gue..tapi lo harus yakin Ri..gue ngga akan pernah bisa mencintai orang lain selain lo "

"Lo bisa Vin! Lo bisa cinta sama orang lain selain gue! Buktinya lo tadi bisa deket sama cewe lain ketimbang gue?! " Riana berteriak kencang , sungguh hatinya terasa dicabik cabik dengan semua ini

Siapa pun tolonglah bawa ia keluar dari lingkaran ini..

Kevin menggeleng pelan. "Ngga Ri..gue ngga bisa..lo sendiri yg bilang sama gue jangan menilai orang lain dari mata tapi dari hati..jujur sama gue..apa hati lo bilang kalo gue bisa ngelakuin itu? " Kevin menatap mata coklat milik Riana begitu dalam..sorot matanya sangat sendu..dengan bulu mata yg terlihat basah..Gadis ini pasti selalu menangis..Kevin yakin itu

Riana ambruk..membiarkan tubuhnya jatuh diatas rumput kecil itu..Cewek itu menunduk sembari terisak pelan dengan tangan yg mencengkram kuat rumput dibawahnya..

Riana menggeleng cepat..iya..perasaannya mengatakan bahwa Kevin tidak bisa melakukan itu semua..apa apaan ini?!...kenapa ia selalu saja dipermainkan oleh akal dan perasaanya?!..

Kevin segera memeluk Riana yg tengah terisak itu..pelukanya begitu erat hingga membuat Riana benar benar tersiksa..tersiksa mengapa pelukan itu masih saja terasa nyaman dalam dirinya..tersiksa mengapa ia tidak bisa berlari dari semua ini...

"Jangan jatuhin air mata lo..itu terlalu berharga buat gue Ri " Kevin berbisik lembut membuat tangis Riana semakin keras kala itu juga

"Gue ngga nangis karna lo pergi Vin...gue ngga nangis karna lo deket sama cewek lain selain gue..gue cuma nangis karna gue ngga bisa lari dari semua ini..gue kalah perang Vin..perasaan gue kalah sama jalan takdir..gue nangis karna gue bener bener ngga bisa ngelepas lo..hati gue sakit Vin..sakit banget sampe gue sendiri bingung jelasinya kek gimana.." Riana menjawab dengan mata yg masih mengeluarkan cairan kristal itu..ia benar benar kalah melawan takdir

Tangisan Riyana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang