42. Hancurnya Hati Riana

785 58 1
                                    

Riana menatap Laki laki yg kini terbaring lemah didepanya..ya..dia Sadewa , wajahnya terlihat pucat dengan mata yg tertutup rapat

Perlahan Riana mendekati ranjang Sadewa , tangan dingin itu ia genggam se'erat mungkin. "Sa? Ini gue Riana , bangun Sa. Lo kan sahabat gue? Sahabat kan selalu ada pas sedih ato seneng , gue sedih nih Sa..masak lo biarin gue nangis sendirian si? "

Mendengar suara deru sepatu yg mendekat , Riana menatap Stella dengan jas putih serta sebuah Stetoskop melilit lehernya. Apa dia dokter?

Seakan mengerti arti tatapan Riana , Stella mengangguk pelan. "Tante Dokter di Rumah Sakit ini , jadi Sadewa Tante yg rawat " Riana mengangguk

"Ajak dia ngobrol , walaupun dia koma dia masih bisa denger apa yg kamu bilang "

Riana kembali mengangguk , diusapnya rambut Sadewa sembari tersenyum tipis. "Sa? Lo inget nggak? Lo Sekolah bareng gue? Trus nanti kita makan bareng di Kantin , trus kita belajar bareng di kelas tapi lain meja si , trus trus lo anter gue pulang pake mobil lo , lo kangen kan sama momen momen kek gitu? Makanya lo harus bangun Sa! "

"Nanti kalo lo udah sembuh , kita buat rusuh lagi di kelas Sa! Sapu ijuk lo masih senantiasa diem dipojok kelas buat lo jadi gitaris trus gue yg nyanyi , abis tu kita sembunyiin tas nya Pak Acim biar dia nambah bersin bersin gara gara pustakanya ilang " Riana begitu antusias menceritakan berbagai hal yg pernah ia lalui bersama Sadewa. Jika kalian berfikir bahwa Riana alim? Salah besar! Semenjak Riana berteman dengan Sadewa , ia sering membuat onar karna didikan Cowok ini!

Stella tertawa pelan , ahh pantas saja Anaknya begitu mencintai Riana..Gadis ini seperti memiliki pesona tersendiri pada tubuhnya. "Riana , Tante mau urus Pasien yg lain..kamu disini jagain Sadewa ya? " Riana mengangguk mantap

"Sa , lo ga kangen gue apa? Gue tau lo denger omongan gue Sa! Cepet sembuh dong , ntar gue buat syukuran deh sekampung kalo lo mau sembuh , suer deh "

Cowok itu tetap tak menjawab berbagai ocehan Riana , membuat Gadis itu mendengus malas. "Sa gue udah capek capek pidato di depan lo , sadar kek Sa! Gue timpuk lo ya?! "

Merasa haus , Gadis itu menatap sekitarnya berharap apa yg ia butuhkan saat ini ada , namun sial! Tidak ada air disini..dasar Rumah Sakit tak bermodal! Pikirnya

"Gue mau beli minum dulu , doain gue biar selamat sampe tujuan yah , god bebek Sa! " Gadis itu segera melangkah keluar dari kamar Sadewa menuju Kantin Rumah Sakit itu

Riana memicingkan matanya kala melihat seorang Laki laki yg saat ini berdiri membelakanginya terasa sangat sangat familiar dimatanya. Apa itu dia?

Menggeleng cepat , tidak! Tidak mungkin Cowok itu ada disini , mungkin dia salah orang..ya..salah orang!

Saat hendak kembali melangkah , Riana berdecak kesal..perasaanya mengatakan bahwa itu memang dia!...menatap kesamping , Laki laki itu masih disana. "Aduh , masak dia sih? "

Riana terus menatap gerak gerik Cowok itu , hingga saat Cowok yg diamatinya sedari tadi mengeluarkan suaranya. "Enggak lah! " dengan gerakan reflek Riana mencengkram kuat botol minum yg dipegangnya. " Ga mungkin. "

Saat Cowok itu hendak melangkah pergi dengan Orang yg dibawanya itu , dengan langkah cepat Riana mengikutinya diam diam. Ia harus tau apa yg sebenarnya.

Taman Rumah Sakit , ya. Disitulah mereka berhenti hingga mau tak mau Riana ikut menghentikan langkahnya

Riana mengusap air matanya cepat , kenapa ia harus mendapatkan banyak rasa sakit yg bertubi tubi? Tidak , ia tidak boleh lemah!

Riana mengusap air matanya cepat , kenapa ia harus mendapatkan banyak rasa sakit yg bertubi tubi? Tidak , ia tidak boleh lemah!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tangisan Riyana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang