22. KEVIN INGIN MEMBUNUH RIYANA?

855 62 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!


****

Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana Riana menghabiskan waktunya dirumah. Sekarang, gadis itu sedang asik menonton sebuah video musik dari laptopnya. Lagu milik Insomniack, yg berjudul -Pulang-  sudah mengalun dengan indah diruang tengah.

Riyan sedang tidak ada dirumah, cowok itu pamit pergi ke Supermarket untuk membeli bahan makanan yg mulai menipis. Sampai saat ini, hujan masih senantiasa mengguyur bumi. Entah lah, belakang ini, dunia sering menangis.

Riana melirik jam dinding, sudah 1 jam dia duduk disofa sambil memutar satu lagu yg sama dari tadi. Lagu yg diciptakan Insomniacks tersebut berhasil meracuninya untuk tetap mendengarkan lagu itu.

Merasa lelah, Riana memutuskan untuk merebahkan tubuhnya. Lagu masih berputar, menemani suasana di rumah itu. Perlahan, Riana memejamkan matanya.

"Tolong, tolonglah pulang.." Riana mulai bernyanyi, bagian lirik ini benar-benar mewakili perasaanya.

"Ku rindu wajahmu, senyummu yg sudah hilang.."

Sekelibat masa kecilnya terlintas dipikiran Riana. Dengan mata yg terpejam, gadis itu kembali meluruhkan air mata. Betapa bahagia dunianya dulu, ketika Riana hanya tau makan, tidur, dan bermain.

Tidak ada hinaan, rasa sakit, ataupun air mata seperti saat ini. Masa kecilnya terbilang sangat indah, Riana memiliki seorang Ibu yg begitu menyayanginya. Riana memiliki sosok Ayah yg selalu mencintainya, juga Kakek dan Nenek yg setiap waktu memanjakannya.

Namun tiba tiba, dalam hitungan jari. Situasi langsung berbalik dengan hebat. Tidak ada lagi Safira dengan senyum hangatnya, tidak ada lagi usapan halus dari Kakek dan Neneknya. Apalagi, Bara. Pria yg dia sebut Papa, sudah berubah drastis.

Riana tersenyum tipis. Ternyata, kekerasan fisik itu memang ada. Sampai saat ini, dia masih mengingat dimana letak pukulan yg Ayahnya berikan. Rasanya memang sakit, tapi tak sebanding dengan apa yg hatinya rasakan. "Papa, Mama. Jemput aku, bawa aku pulang."

Riana memposisikan tubuhnya untuk duduk. Cewek itu mematikan laptopnya kemudian memijat pelipisnya. Demi apapun, dia bena benar lelah. Tapi Riana juga tidak tau dia lelah karna apa, toh kerjaanya dari tadi cuma rebahan doang.

Tiba tiba, pintu berbunyi, seperti ada yg mengetuknya. Riana pun bangkit dan membuka pintu, berfikir bahwa yg datang adalah Riyan. Tapi dugaanya salah, ternyata Kevin yg datang, reflek Riana mengernyit bingung. "Elo? Ngapain kesini?"

Kevin menyugar rambutnya yg basah karna tertimpa hujan, cowok itu lalu menarik tangan Riana. Sampai membuat cewek bermata coklat itu terpekik keras. "EH, MAU KEMANA?!"

"Vin, Lo mau aja gue kemana?!" Riana menepis tangan Kevin ketika mereka sampai didepan mobil laki laki itu.

Kevin berbalik dan mendengus. "Ayo ikut gue."

Tangisan Riyana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang