Selamat pagi sayang!
Gimana kabarnya hari ini?
Percuma si aku tanya, juga ngga akan dijawab kan? Paling paling kalian baca ini juga dalam hati, wkwkwk.
Dah la, pireding*****
Riana membuka matanya perlahan, ruangan serba putih dengan pencahayaan yg begitu terang membuat Gadis itu bingung, bau obat sudah menyambutnya sedari tadi.
" Gue dimana? "Kepalanya sangat sakit, Riana berusaha mengingat kejadian yg baru saja menimpanya, saat tanganya hendak bergerak, Cewek itu menjerit sekuat mungkin. " Akhh!! "
Seketika suara pintu terbuka masuk ke dalam pendengaran Riana, cepat cepat ia menoleh kearah pintu.
" Lo itu kan?... "Laki laki yg masih berdiri tegak diambang pintu itu berjalan mendekat ke arah Riana. " Iya, gue Rafa? Masih inget kan? "
"Lo ngapain ada disini? "
"Lo jangan banyak gerak, bahu lo baru aja diobatin " Rafa duduk disebelah Riana yg masih menatap kedua bahunya
" Gue dimana? "
"Lo di Rumah Sakit. "
"Hah? " Riana menatap Rafa bingung
"Rumah Sakit, bukan Rumah Nasi Padang "
Riana mendengus. " Gue tau dodol "
Riana menatap bahunya yg sudah tertutup kapas, kemudian Cewek berbaju Pasien itu meluaskan pandanganya. Jantungnya terasa bergemuruh ketika dirinya tak mendapati keberadaan Keluarganya.
"Keluaga gue kemana? Papa? Mama? Kakak?! " Riana memberontakRafa memegang kedua lengan Riana, menahan pergerakan Gadis itu agar tak membuat kedua bahunya sakit.
"Sssssstttt, Keluarga lo baik baik aja. Mereka cuma beda kamar, Ri "Riana menggeleng. " Gue mau sama mereka! Bawa gue ketemu Papa! "
"Lo tenang dulu, tulang dibahu lo itu rusak dan baru aja dibenerin, lo ngga boleh banyak gerak. Badan lo lemah Ri, banyak tenaga lo habis, banyak darah lo yg selama ini keluar, lo lemah Ri. " Rafa mencekal kedua lengan Riana
Riana diam kemudian tertawa. " Iya! Gue emang lemah!! Gue manusia paling lemah Rafa! Paling lemah! Puas lo?! Apa lo ngga bisa ngabulin permintaan kecil gue sebagai Cewek yg lemah?! " Gadis itu sudah menangis kencang
Rafa yg sedikit panik, reflek mencium kening Riana. Gadis itu terkejut dan terdiam, kedua matanya menatap Rafa dengan intens. " Rafa! "
" Diem kan? Haha kelemahan Cewek itu gampang banget " Rafa tertawa pelan
"Ga jelas lo bangsat!! " Riana hendak memukul Rafa namun yg ada kedua bahunya langsung terasa nyeri
" Mau pukul? Ayo pukul! Yg mana? Dipipi? Dahi? Hidung? Dimulut gue? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Riyana (END)
Novela Juvenil•kali ini, kebencian yg menjadi pelindungmu• Dalam kehidupan seorang Riana Bratadikara, dia harus menerima kebencian dan hinaan yg kerap dilontarkan oleh sekumpulan orang yg Riana sebut Keluarga. Rasa sakitnya begitu nyata, dan kekerasan fisik itu m...