28.Dipermainkan

718 67 0
                                    

"Syukurlah tidak ada yg perlu di kawatirkan...lukanya tidak terlalu parah dan kami sudah mengeluarkan peluru yg ada di kepalanya..tapi-

"Tapi kenapa Dok? " Tanya Sadewa mendesak

"Tapi akibat tembakan itu..Pasien mengalami amesia "

Riyan menahan nafasnya sejenak...apa? Amesia? Tidak mungkin..

"Nggak! Ngga mungkin!!! Lo bohong kan?! " Tanya Sadewa mencengkram erat kerah Dokter tersebut

"Tenang tenang..ia hanya lupa dengan kejadian yg dialaminya kemarin dan hari ini..selebihnya masi bisa ia ingat..tenang lah "

"Tenang bapak kauu!!!! " Teriak Riyan emosi menatap Dokter itu sengit

Sedangkan Sadewa mengacak rambutnya kesal..kenapa nasibnya harus seperti ini?!

Kala Riana mulai mencintainya mengapa seolah olah takdir tak merestuinya?!

Bila memang ia dan Riana tidak akan pernah bersatu..kenapa Tuhan membuat Riana mengucapkan kalimat yg tadi sangat indah ia dengar bahwa Riana akan belajar mencintainya?!

Kenapa?!

Tolong jelaskan alasannya pada Sadewa!!!

Ia merasa dipermainkan dengan takdir...dengan mudahnya membuat dirinya begitu bahagia..dan benar benar bahagia..namun kenapa semua itu hanya seperti ilusi semata?!

Brengsek!.

Sadewa mengatur nafasnya yg memburu..segera Laki Laki itu melangkah meninggalkan Riyan yg tengah diam mematung..entah apa yg ada di pikiran Cowok bermata coklat itu

Masih tak percaya dengan apa yg terjadi..Riyan berlari masuk kedalam menghampiri Riana yg terkulai lemah

Menatap tubuh Riana yg kini banyak terdapat perban dan luka luka keras..Riyan mengepalkan tangannya kuat

Kevin..bila saja Laki laki itu tidak menculik Riana..mungkin ini semua tidak akan terjadi!!..

Bila saja ia juga tidak pergi meninggalkan Riana..pasti kejadiannya tidak akan seperti ini..

Menggeram kesal..ia tidak akan membiarkan Kevin mendekati bahkan menyentuh Riana lagi..

Biarlah Riana tak mengingat apapun lagi tentang Laki Laki biadab itu..biar ia yg akan melindungi Riana dari Manusia santet itu

Diusapnya rambut Riana lembut tak lupa mengecup kening Riana sekilas..

"Rii? Kenapa kamu harus lupa semua itu? " Tanya Riyan menatap wajah Riana yg memejamkan matanya erat seakan tidak ada niat sedikitpun untuk membukanya

"Kenapa ngga Kakak aja yg ditembak Ri? Kenapa harus kamu? "

Ditariknya tangan dingin Riana lalu digiringnya untuk menyentuh dadanya lembut

"Apa gunanya Kakak ada kalo kamu masih tersiksa Ri? Apa gunanya Kakak hidup kalo kamu masih ngerasain sakit? "

Mengusap air matanya yg luruh..sungguh..ia tidak sanggup melihat Riana seperti ini

Baru tadi Siang Gadis ini berteriak memintanya untuk dibelikan Boneka Beruang..kini suara itu terasa hilang seketika

"Kamu mau Boneka Beruang kan? Udah Kakak beliin Ri..warna Pink lagi pasti kamu suka..cepet sembuh yaa " ucap Riyan kembali sambil menyelipkan sedikit rambut Riana kebelakang telinga Adiknya

"Dia akan sadar sebentar lagi..ini hanya efek bius yg saya berikan tadi " ucap Dokter yg tiba tiba muncul diambang pintu membuat Riyan berdecak kesal

Tangisan Riyana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang