Chapter 23

489 80 32
                                    

Oria POV

Begitu kembali dari masa lalu, Sasage sudah ada di kuil. Mungkin sengaja tunggu kami pulang biar bisa salahkan aku. "Sudah tahu di mana salahmu, Oria?" Dia tanya padaku, menantikan pengakuan dosa gumpalan bulu.

"Dasar jahat! Kau pasti senang melihatku sedih!" Aku marah, kesal. Sakit hati, gundah gegana terpukul akan kebegoanku sendiri.

"Aku memberimu kesempatan untuk menebus kesalahanmu tahu. Dasar rubah tukang merajuk. Mungkin kubiarkan saja mereka seperti itu. Kau di sini saja, jadi maskot tak berguna." Aku menangis saat Sasage bilang begitu. Habis dikasih tahu, tak dikasih kesempatan untuk bertemu dan meminta maaf pada Fuku.

"Tuan, jangan mengerjainya lagi!" Hakon marah untukku, memang gumpalan bulu baik hati. Setidaknya dia mengerti akan kesedihan dan rasa bersalahku.

"Aku tahu, jangan terlalu emosian, Hakon." Sasage gerakan jarinya, memberi isyarat agar aku berjalan mendekatinya.

Aku berjalan dengan gontai, menatapnya memelas. "Ini untukmu." Sasage masih pasang muka santai yang membuatku emosi. Pakaikan aku sebuah kalung emas bermata merah menyala seperti api.

"Ini apa?" Aku menatap kalungnya dengan aneh, lalu tatap Sasage minta jawaban.

"Kalung anjing," katanya.

"Aku bukan anjing! Lepaskan!" Refleks aku hentak-hentak kaki emosi. Rasa sedihku berubah jadi marah karena tingkah bos bejat satu ini.

"Tenangkan dirimu, Oria." Hakon segera menghentikanku. Dia menarik tanganku agar menjauh dari Sasage. Saat itulah aku baru sadar, sosokku telah berubah menjadi bentuk arwah.

"Ini punyamu, Hakon." Kalung yang katanya kalung anjing itu kasih juga pada Hakon, jadi aku rasa itu bukan kalung anjing sungguhan. Soalnya Hakon langsung pakai. Terus sosoknya berubah juga.

Rambut putih panjangnya berubah menjadi hitam pendek. Mata merah menyala mesum itu jadi hitam bening. Kulitnya yang pucat jadi lebih berwarna. Hingga kuping dan ekor rubahnya hilang.

"Hakon jadi manusia!?" teriakku tak percaya.

Sasage putar bola mata malas. "Kau juga, Oria. Itu hanya sosok luar saja. Selama kalian memakai kalung itu, kalian akan terlihat seperti manusia." Dia kasih aku cermin ajaib yang munculnya kayak sihir. Tinggal jentikkan jari, muncul deh di tangannya.

Aku langsung berkaca. Ternyata benar, diriku yang kayak siluman telah berubah menjadi diriku yang hitam manis kayak gula aren. Berasa kembali jadi manusia sungguhan. Biarpun kurang ganteng, aku tetap senang mendapatkan sosok lamaku lagi.

"Eh, jangan-jangan itu sosok Hakon waktu jadi manusia ya?" Pas tanya begitu, Hakon sentil keningku.

"Semasa hidup aku adalah seekor rubah. Sudah dikasih tahu masa juga lupa." Nggak usah pakai sentil kali, kan bilangnya sudah lama sekali. Apa boleh buat kalau aku lupa Hakon dulunya gumpalan bulu oranye.

"Jadi kekuatan siluman kita sekarang hilang?"

"Kekuatan arwah, Oria." Hakon rajin sekali koreksi kata-kataku, berasa penting saja.

"Tidak hilang dan boleh digunakan di dunia manusia dengan catatan tak ada manusia yang melihatnya. Sosok asli kalian juga tak boleh ketahuan, paham?" Aku angguk-angguk kepala sok paham, aslinya hanya paham 50%. Sisanya dipahami di otak Hakon.

"Ingat Hakon, awasi rubah show ini. Pastikan dia tak melepaskan kalungnya." Sasage tahu saja aku tak bisa dipercaya, jadi ingatkan ke Hakon. Tandanya kami akan pergi berdua. Rasanya jadi lega, aku tak harus menentukan sendiri. Kan Hakon juga salah, menjebakku jadi gumpalan bulu. Jadi dia harus bantu aku tebus dosa.

What Does Fox Want 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang