Satu

22.7K 1K 148
                                    

Namanya Dion.

Dion Aksara Putra lebih tepatnya, dia adalah salah satu siswa SMA Trisakti yang saat ini duduk di bangku kelas 2 SMA.

Lebih tepatnya 11 IPA 2.

Nama Dion memang sudah tidak asing lagi di telinga Trisakti. Mengingat, tingkah laku dia yang selalu ceria itu, membuatnya dikenal banyak orang.

Namun, bukan itu alasan sebenarnya. Dion sering kali menjadi perbincangan usai melakukan suatu tindakan gila yang menyangkut salah satu murid kelas sebelahnya.

Dian namanya, Dian Salsabilla.

Nama mereka yang hampir sama, membuat guru-guru juga siswa lainnya sering kali beranggapan jika mereka berdua berjodoh.

Hal ini lah yang membuat Dian kesal, ia tidak suka di pasang-pasangkan dengan Dion. Baginya, Dion itu cowok nyebelin, ngeselin, aneh, gila, tidak berakhlak.

Tapi tidak bagi Dion, menurutnya, Dian itu cewek cantik, menyenangkan, ngangenin, lucu, dan yang terpenting, Dian adalah cewek yang setiap harinya bisa membuat Dion semakin jatuh cinta.

"CEK-CEK, TEST SATU DUA TIGA."

Bunyi suara itu, terdengar di setiap penjuru sekolah. Suara yang bersumber dari masjid itu, membuat warga sekolah menghentikan aktivitas mereka.

"DIAN!! INI DION GANTENG MAU NGOMONG PENTING PAKE BANGET. DIAN MAU ENGGAK PACARAN SAMA DION??"

Dian, si pemilik nama sontak menoleh. Tatapan siswa lain tertuju pada Dian yang saat ini tengah berjalan menuju kantin.

"OGAH!!" Teriak Dian, berharap Dion dapat mendengarnya.

"KALAU NGGAK MAU, GAPAPA DEH. DION PACARAN SAMA MAMA-NYA DIAN AJA."

"Dasar, cowok gila!"

"Dian, si Dion makin hari makin gila aja," ucap Nayla --sahabat Dian--.

"Emang dasarnya udah gila dia!" ucap Dian kembali melanjutkan langkahnya.

Terdengar melalui pengeras suara, ada seseorang yang meneriaki nama Dion.

"Haha, mampus, marahin aja Pak!" Ucap Dian bahagia.

"Emang nggak ada takut-takutnya ya tu anak, nembak lewat toa masjid," kekeh Nayla.

"Udah, biarin aja," katanya.

Dian, dia memang cantik. Gigi gingsul, dua lesung pipi. Rambut lurus bergelombang, kulit putih, pipi chubby, alis tebal, bulu mata lentik.

Maka nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan.

Namun sayang, Dian sudah ada yang punya.

"Dian, ke kantin nggak ngajak-ngajak," ucap seseorang yang baru saja tiba.

"Hehe, lupa," balas Dian yang kini tengah menyantap batagor.

"Dan, lo denger nggak? Pas Dion nembak Dian, ati lo panas nggak?" Tanya Nayla.

Zidan --pacar Dian-- menaikkan satu alisnya bingung.

"Emang dia nembak Dian?" tanya Zidan polos.

"Nggak, udah gausah diladenin. Nggak penting," balas Dian.

"Percuma ganteng, tapi budek!" Cibir Nayla.

Percuma Nay, mau Dion ngelamar gue di hadapan dia juga, Zidan nggak akan cemburu, batin Dian.

Zidan memang cowok yang tidak pernah merasakan yang namanya cemburu. Seolah sekedar status saja, Zidan tidak pernah sedikitpun marah pada siapa saja yang berusaha mendekati Dian.

Crazy Boyfriend [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang