Sepi.
Rumah megah ini begitu sepi, hanya dua orang yang menghuni. Dion dan Mili.
"Kau lah Ibu-ku. Cinta kasih-ku."
Dion menangis.
Dia rindu Ibu-nya. Dia rindu Ayah-nya. Rindu suasana rumahnya. Dion merindukan itu semua.
Hari itu.
Flashback.
"Dion sama Mili itu anak aku, kamu nggak berhak buat bawa dia! Aku yang ngandung dia."
"Kamu cuma ngandung mereka, apa pernah kamu ngerawat mereka berdua? Selalu aku. Kalau nggak ada pembantu kita, Dion sama Mili nggak akan pernah keurus!"
Dion sudah terbiasa dengan suara kegaduhan ini. Setiap malam, setiap Mama Dion pulang kerja.
Pertengkaran itu terus terjadi, sampai akhirnya. Mereka berdua memilih untuk bercerai.
Dion dan Mili ikut Papa-nya. Mama-nya pergi meninggalkan Dion dan Mili.
Sosok Ibu yang seharusnya menjadi pelindung. Justru menjadi monster bagi anak-anaknya.
"Ma, Mili mau sama Mama aja."
"Kamu ikut sama Papa kamu, dia yang udah janji buat ngurus kamu sama Abang kamu itu. Nggak usah ikut Mama, kalian cuma bisanya nyusahin Mama aja."
"Ma! Dion sama Mili itu anak Mama, Mama nggak seharusnya ngomong kaya gitu ke Mili."
"Emang nyatanya gitu, kan? Ada kamu aja udah bikin pusing. Ditambah Mili, makin pusing. Papa biadab mu itu, selalu nyalahin Mama!"
"Papa nggak seburuk apa yang Mama kira. Papa baik, Papa baik sama Mili, sama Dion juga. Papa yang selalu ngasih waktu main sama kita berdua. Sedangkan Mama nggak pernah."
Plakk!
"Jaga ucapan kamu Dion, Mama kerja banting tulang buat ngehidupin kamu. Buat ngehidupin Mili juga, jadi wajar kalau Mama nggak ada waktu buat kalian berdua. Kalian ngerti dong."
"Cristin cukup! Lebih baik kamu pergi aja dari rumah ini. Aku nggak mau kamu nyakitin anak-anak aku."
"Oke. Aku nggak akan pernah kesini lagi."
Semuanya hancur.
Papa Dion, semenjak hari itu berubah. Dirinya sudah tidak ada lagi waktu untuk Mili juga Dion.
Papa Dion jadi lebih jarang pulang, sibuk dengan pekerjaannya. Setiap bulannya, ia akan mengirim uang guna kebutuhan Dian dan Mili sehari-hari.
Tapi bukan itu yang Dion inginkan, ia hanya ingin keluarganya kembali lagi. Ia bahkan sudah tidak mengenal Papa-nya lagi.
Papa Dion berubah.
Begitu juga dengan dunianya.
Flashback selesai.
"Tuhan, di ulang tahun Dion nanti. Dion cuma mau Mama sama Papa ngucapin selamat ulang tahun untuk Dion," ucap Dion menatap langit.
"Dion cuma mau, Mama sama Papa balik lagi kaya dulu," lanjutnya.
"Papa sama Mama nggak akan balik lagi, Bang," kata Mili yang tiba-tiba masuk kamar.
Dion sontak langsung mengusap air matanya.
"Dih lu mah bego, ngomong kaya gitu. Ngomong tuh yang baik-baik dong," kata Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boyfriend [Completed✔]
Ficção AdolescenteNamanya Dion. Lelaki tampan dari kelas 11 IPA 2, namanya mulai menjadi perbincangan begitu aksi gilanya tersebar. Menembak gadis kelas sebelah melalui toa masjid sekolah. "DIAN!! INI DION GANTENG, MAU NGAJAKIN DIAN PACARAN. MAU ENGGAK!?" Dian, si...