Dunia berduka karena kehilanganmu, Dion.
Aku tak akan pernah melupakanmu.
Orang yang mengajariku tentang arti bahagia yang sesungguhnya.
Selamat jalan.-Dian.----------------
Saat ini, Dion sedang berada di dalam ruangan dengan dokter yang tengah menanganinya.
Semua yang menunggu hasil dibuat menangis, terlebih Dian. Dia orang yang merasa dipamiti oleh Dion kini tengah menangis sejadi-jadinya.
"Dion," lirihnya.
"Lo kuat Dion, lo harus bisa!" Katanya.
Dokter keluar dari ruangan.
Tatapannya nampak kecewa.
Dian langsung berlari menghampiri dokter yang baru saja keluar ruangan.
"Dok, gimana Dion? Gimana keadaannya?" Tanya Dian.
"Pasien mendadak kondisinya turun drastis. Jantungnya berhenti berdetak," balas dokter itu memberi penjelasan.
"Dan Dion, dinyatakan meninggal dunia."
Dunia Dian mendadak berhenti, semuanya seakan hancur. Saat mendengar dokter sudah memvonis Dion meninggal dunia.
"Lawak lo Dok!" Kata Dian yang langsung masuk ke dalam ruangan.
"Maaf Pak, Bu, tapi kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk keselamatan Dion," katanya menyesal.
"Dion." Cristin pingsan.
Santana yang tepat berada di sampingnya langsung membopong Cristin.
Mili, Sheva, Ravli, dan Nayla menggeleng kuat, tidak percaya dengan apa yang dokter katakan.
Saat ini, Dian menatap Dion yang tubuhnya sudah tidak terpasang alat medis lagi. Semuanya sudah dilepas, seakan seperti mimpi saja. Dion benar-benar pergi.
"Dion, kamu udah sembuh? Kok alat medisnya dilepas?" Tanya Dian yang sudah menangis sedari tadi.
"Ah aku tahu, pasti kamu yang minta buat dilepas kan? Soalnya kamu udah nggak butuh lagi, iya kan?" Lanjutnya.
Tubuh itu sudah terbujur kaku dengan beberapa luka lecet dan lebam karena kecelakaan tempo hari.
"Kita pulang yuk? Kamu udah sembuh kan? Kita jalan-jalan, kita mau kemana? Pasar malem? Beli permen karet? Beli ban bebek? Atau mau beli celana kolor yang baru?" Lirihnya.
Dian duduk di kursi samping brankar. Ia menggenggam erat tangan Dion.
Tangisnya semakin menjadi-jadi. "Tapi kamu harus bangun dulu, ini kok malah masih tidur?" Tanyanya.
"Kamu kok ninggalin aku? Kamu kok tega pergi Dion?" Lirihnya.
Ia menunduk. Tak kuasa menahan rasa sesak di dadanya.
"Dion bangun! Bangun!!" Bentak Dian mengguncang-ngguncangkan tubuh Dion.
"Bangun dong Dion. Lo denger nggak!?" Teriaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boyfriend [Completed✔]
Teen FictionNamanya Dion. Lelaki tampan dari kelas 11 IPA 2, namanya mulai menjadi perbincangan begitu aksi gilanya tersebar. Menembak gadis kelas sebelah melalui toa masjid sekolah. "DIAN!! INI DION GANTENG, MAU NGAJAKIN DIAN PACARAN. MAU ENGGAK!?" Dian, si...