Dua Puluh Tiga

3.3K 304 15
                                    

Kalian tahu, bedanya teman dan sahabat?

----------

"Jadi, semalem lo pergi ke rumah Dian. Ngobrol sama orangtua Dian gitu?"

Hari Sabtu pagi ini, Sheva dan Ravli sudah datang berkunjung. Numpang makan, juga numpang tidur. Ingin menginap katanya.

"Iya," Dion mengangguk sembari memasukkan kuaci ke dalam mulutnya.

"Bapak nya gimana Yon? Biasanya, Bapak cewek cantik itu galak-galak," kata Sheva.

"Malah justru kebalikannya, baik banget. Dion juga nggak nyangka," balas Dion.

"Udah dapet lampu ijo nih," kata Ravli.

"Udah dong," balas Dion dengan penuh percaya diri.

"Tapi nih Dion, lo jangan seneng dulu. Akrab sama orangtuanya, belum tentu anaknya jodoh kita," kata Sheva.

"Ya iya lah, Dion akrab banget tuh sama orangtua tetangga, anaknya udah nikah. Nggak mungkin kan kalau sampai jodohnya Dion itu bini orang," sahut Dion.

"Kok lo bego sih, maksud gue bukan gitu," kesal Sheva.

"Gimana?" Tanya Dion polos.

"Serah lah, males gue," balas Sheva yang lebih memilih memakan kuaci ketimbang meladeni pertanyaan Dion.

"Gini loh Yang, maksud Sheva tuh gini. Lo deket sama orangtua Dian, belum tentu Dian itu jodoh lo," kata Ravli yang dengan senang hati mau menjelaskan.

"Ya kalian doain semoga jodoh lah," kata Dion.

"Gue sih aminin aja Yon, soalnya gue nggak sabar nunggu Zidan dateng ke nikahan kalian pakai alat berat penghancur bangunan," balas Sheva.

"Kalau gue sih, nggak sabar nungguin banjir datang menggenangi resepsi kalian," tambah Ravli.

"Ih makasih loh, tapi nanti Dion nikahnya di Pluto. Jadi, dengan berat hati. Dion tidak bisa melihat ekspresi bahagia kalian kalau-kalau doa kalian itu terwujud," kata Dion.

"Lo nikahan di Pluto?" Tanya Sheva.

Dion mengangguk.

"Bangun woy bangun, Pluto udah nggak dianggep kali. Lo mau nyari keberadaan dia gimana caranya ogeb!" Kata Sheva.

"Ya kalau kita emang beneran niat buat nemuin, ya harus dicari dong. Namanya juga perjuangan, dikejar, jangan cuma didiemin aja," balas Dion.

"Lo kesambet apaan sih?" Tanya Ravli.

"Kesambet cintamu Yang," kekeh Dion.

"Dion homo!" Pekik Sheva.

"Yang homo tuh elo kali Shev," kata Ravli.

"Masa?" Tanya Sheva.

"Ya iya lah, buktinya sampai sekarang lo nggak dapet pacar," balas Ravli.

"Kalau kamu aja yang jadi pacar aku, mau enggak?" Tanya Sheva dengan nada yang membuat Dion juga Ravli bergidik ngeri.

"Keluar lah kau wahai jin!!!" Ucap Ravli sembari memegang kepala Sheva menggunakan satu tangan seolah sedang meruqiyah.

Crazy Boyfriend [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang