Entah harus percaya atau tidak, aku seperti sedang bermimpi.
-Dian.------------
Bagi Dian, melupakan seseorang itu bukanlah hal yang mudah, banyak sekali kenangan yang harus dilupa.
Tidak-tidak.
Bukan kenangannya, tapi rasa cintanya.
Menurut Dian, move on bukan tentang memaksa lupa akan kenangan. Karena kenangan itu tersimpan di dalam memori otak, selamanya tidak akan hilang. Kecuali kita mengalami amnesia dadakan.
Namun, move on adalah tentang berusaha melupakan perasaan kita akan seseorang. Bersikap biasa saja, dengan tidak terus mengingatnya.
Sudah berbulan-bulan, rasa Dian untuk Dion masih sama seperti dulu. Meskipun hubungannya dengan keluarga Dion masih baik-baik saja.
Dan hari ini, Dian kembali berkunjung ke makam Dion. Bersama keluarga Dion.
Karena hari ini, adalah hari ulang tahun Dion.
"Assalamualaikum Sayang," sapa Dian begitu tiba di area pemakaman.
Nisan bertuliskan nama Dion tertera indah dengan pohon bunga mawar di sampingnya.
"Tebak, ini tanggal berapa," kata Dian.
"6 September, hari ini, hari kamu," lanjutnya bermonolog.
"Abang, Mili dateng, sama Mama, sama Papa, bawa kue," kata Mili berjongkok di samping nisan Dion.
"Kue buat Abang," lanjutnya.
"Iya Sayang, Mama sama Papa ada disini buat kamu. Kita kabulin keinginan kamu, katanya. Mau ulang tahunnya dirayain sama Mama Papa," kata Cristin.
Air mata mulai keluar.
"Kita nyanyi yuk!" Ajak Santana mengangguk.
"Happy birthday Dion... Happy birthday Dion... Happy birthday, happy birthday... Happy birthday... Dion," mereka mulai bernyanyi.
Tak kuasa mereka semua membendung air mata. Terasa begitu menyesakkan, apalagi jika mengingat Dion sudah tiada.
"Waktunya tiup lilin Sayang," kata Santana.
Dian, Mili, Cristin, dan Santana. Mereka menium lilin itu hingga apinya padam.
"Lo suka nggak? Di atas kue ada gambar Spongebob," kata Dian.
"Dan ini, gue kasih lo kado," lanjutnya sembari mengeluarkan patung bebek yang sempat ia beli jauh-jauh hari.
"Kalau lo bosen, ajak main aja patung bebeknya. Namanya Ciwo, semoga Dion suka, ya," kata Dian meski dengan air mata yang setia membanjiri pipinya.
"Maafin Mama sama Papa ya, Sayang. Mama sama Papa belum bisa jadi orangtua baik buat kamu," kata Cristin menyesal.
"Buat Mili juga," lanjutnya sembari menatap Mili sendu.
"Om, Tante. Udah, nggak usah disesali, nggak akan balik lagi. Dion udah tenang disana, sekarang, pasti Dion lagi mandiin bebek," kekeh Dian.
![](https://img.wattpad.com/cover/228116052-288-k475847.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boyfriend [Completed✔]
Teen FictionNamanya Dion. Lelaki tampan dari kelas 11 IPA 2, namanya mulai menjadi perbincangan begitu aksi gilanya tersebar. Menembak gadis kelas sebelah melalui toa masjid sekolah. "DIAN!! INI DION GANTENG, MAU NGAJAKIN DIAN PACARAN. MAU ENGGAK!?" Dian, si...