"Karena Om sama Tante, orangtua Dion juga."
-----------
Mall.
Ternyata, Yosie dan Johan mengajak Dion juga Dian pergi ke mall. Untuk sekedar berbelanja juga makan bersama.
"Dion gimana? Suka sama bajunya?" Tanya Johan sembari memperlihatkan salah satu model baju pada Dion.
"Kalau Dion sih suka aja Om, tapi lebih suka Dian sih," balas Dion terkekeh.
Dian yang mendengarnya memilih untuk buang muka.
"Coba deh kamu pakai, pasti cocok banget," kata Yosie.
"Duh, Om sama Tante nggak perlu repot-repot beliin Dion baju. Dion jadi nggak enak," kata Dion.
"Gapapa kalau sama calon menantu mah," kata Yosie.
"Mama," ucap Dian berbisik.
"Kan emang bener, iya kan Dion?" Ucap Yosie.
"Woah, bener banget tuh Tan," balas Dion terkekeh.
"Dion aja cocok kok, nanti tinggal Dion bilang sama Mama Papa Dion buat dateng ke rumah ngelamar Dian," kata Yosie yang sontak langsung merubah raut wajah Dion.
Dian yang menyadari itu langsung mengode Mama nya berharap peka. Namun, belum sempat Mama Dian peka, ekspresi Dion sudah kembali lagi.
"Nanti Dion ngelamarnya ngajak orang satu RT," balas Dion dengan senyum lebarnya.
"Sama nanti peliharaan pak tentara Dion ajak juga," lanjutnya.
Lo emang paling jagonya nutupin kesedihan ya Dion, batin Dian menatap Dion sendu.
"Emang peliharaan pak tentara apaan Yon?" Tanya Johan.
"Ayam jago Om," balas Dion.
"Wah boleh tuh, nanti bisa diadu sama ayam Om," kata Johan.
"Nanti, kalau Dion ketemu sama pak tentara, Dion sampein deh," kata Dion.
"Nggak usah, yaudah sana kamu ganti baju dulu," balas Johan terkekeh.
"Siyap calon mertua," kata Dion seraya hormat.
Johan dan Yosie dibuat tertawa melihatnya.
"Ma, Pa, jangan singgung soal orangtua kalau ada Dion," kata Dian begitu Dion sudah hilang dari pandangan.
"Oh, Dion udah nggak punya orangtua gitu?" Tanya Yosie menutup mulutnya tak percaya.
"Bukan, orangtua Dion itu masih ada. Masih lengkap, tapi ya gitu," balas Dian.
"Mama sama Papa nya udah lama cerai, Dion sama Mili ikut Papa nya, tapi Papa Dion jarang pulang. Dia cuma ngirim uang buat Mili sama Dion," lanjutnya.
"Kebangetan," kata Johan geram.
"Anak itu yang dibutuhin kasih sayang orangtua, bukan sekedar uang," lanjutnya.
"Kalau gitu, Mama sama Papa jangan pergi jauh-jauh dong. Kan Dian juga pengen perhatian dari Mama sama Papa, jalan-jalan kaya gini. Bosen tahu, kalau cuma sama Abang doang," kata Dian memanfaatkan situasi.
"Iya," balas Johan mengacak gemas rambut Dian.
"Serius Pa?" Tanya Dian dengan mata berbinar.
Johan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boyfriend [Completed✔]
Novela JuvenilNamanya Dion. Lelaki tampan dari kelas 11 IPA 2, namanya mulai menjadi perbincangan begitu aksi gilanya tersebar. Menembak gadis kelas sebelah melalui toa masjid sekolah. "DIAN!! INI DION GANTENG, MAU NGAJAKIN DIAN PACARAN. MAU ENGGAK!?" Dian, si...