3

7.6K 419 2
                                    

Mata hazel itu mengerjap perlahan, menyeimbangkan sinar cahaya yang masuk sebab jendela yang lupa ia tutup semalam. Tubuh nya bergetar saat angin menerpa kulit putih nya.

"Astaga dingin sekali!"

Kayra mematikan pendingin ruangan dan menutup jendela besar yang membuat angin dengan leluasa masuk dan membuat sekujur tubuhnya bergetar sebab kedinginan.

Sebuah blanket ia sampirkan dari belakang leher nya, blanket bulu berwarna pink yang selalu ia bawa kemana mana. Blanket yang selalu menghangatkan tubuhnya ketika dingin menerpa.

..
Flashback..

"Kay! Apa kau mau ikut Kakak pergi ke puncak? Kebetulan Kakak mau melihat perkebunan teh milik Kakek!"

Dengan anggukan antusias Kayra langsung setuju dengan tawaran tersebut. Penat nya UTS membuat ia berpikir mungkin ini saat nya ia harus bersenang senang. Ke perkebunan teh seperti nya tidak buruk, setelah sekian lama Pria itu selalu mengajak nya pergi ke laut lepas.

Perjalanan menuju vila memakan waktu selama 4 jam, membuat Kayra kelelahan dan tertidur dengan pulas nya di samping bangku kemudi.
Pria yang duduk mengendalikan stir bundar nya hanya tersenyum dengan tangan yang terulur untuk mengelus lembut rambut dengan aroma strawberry yang menjadi favorit nya.

"Dasar tukang tidur!" Kekeh nya.

Sebuah padang teh terlihat begitu hijau meneduhkan. Membuat siapapun akan betah berlama lama disana, meskipun hanya untuk duduk dan menikmati kesegaran oksigen daerah pegunungan. Waktu menunjukkan pukul satu siang, tapi udara disini sama sekali tidak terik seperti di kota, begitu sejuk bahkan menjurus ke dingin.

"Kay! Bangun Kay! Sudah sampai." Pria itu menepuk pelan pipi chubby si gadis yang masih asyik dengan mimpi indahnya. Tidak ada pergerakan  dan perubahan yang terlihat dari gadis di samping nya.
Pria itu hanya terkekeh, lantas menggendong ala bridal style gadis yang selalu hadir di mimpi nya setiap malam.

"Selamat si..
Sapa seorang wanita tua yang langsung mendapat tatapan tajam dari si pria.

"Sssttt!!" Desis pria itu menegaskan bahwa jangan sampi membuat gadis yang berada di dalam gendong nya itu terusik.

Wanita setengah baya itu mengangguk paham, lantas menurunkan barang barang yang mereka bawa dari bagasi mobil. Menuju kamar mereka masing masing.

"Pulas sekali tidur nya!" Gumam Pria itu usai menidurkan Kayra di atas ranjang empuk nya.

"Kay! Kay!" Lagi lagi pria itu menepuk nempuk pelan pipi yang sehalus sutra itu, namun si empu nya mata tak mau untuk terbuka juga.
"Astaga!" Dengus nya kesal.

"Kyaaaaaaa.... Kak Langit hentikan!" Triak Kayra, Mata hazel itu akhirnya terbuka saat jari jari kekar itu menggeletiki telapak kaki nya.

"Kenapa kau lama sekali membuka mu matamu, hah!" Triak Langit frustasi. Tiba tiba saja ia sangat ketakutan kalau kalau mata itu tidak berbuka lagi.

"Kak Langit kenapa?" Kayra yang baru saja sadar dari tidur nya segera bangkit lalu memeluk pria yang berdiri di hadapan nya.

"Kau lama sekali memejam kan mata, Kakak takut tidak bisa melihat mata hazel mu lagi!" Bisik Langit seraya membalas pelukan erat Kayra.

"Aku lelah Kak, semalam aku sangat sulit tidur." Kay menatap netra gelap yang sudah mulai sedikit kembali menghangat.

"Maaf Kakak keterlaluan tadi!"

Kayra tersenyum lantas kembali memeluk tubuh kekar yang menjadi favorit nya selama ini.

"It's Okey!" Balas Kayra, tiba tiba saja sebuah rasa dingin menjalari tubuh gadis cantik itu. Tubuh dan bibirnya bergetar, Langit begitu panik saat menyadari tubuh ringkih itu bergetar di dekapan nya.

"Hey! Apa yang terjadi?" Langit melihat bibir pink itu memudar menjadi pucat.

"Dingin!" Suara Kayra tercekat, seakan sulit untuk di keluarkan.

"Dimana jaket mu? Mantel atau selimut?" Langit menidurkan Kayra kembali ke ranjang, menarik selimut tebal untuk menutupi sebagian tubuh ringkih itu.

"Aku lupa membawa nya!"

"Kau ceroboh sekali, tunggu dulu disini. Biar Mbok Nah membuatkan mu coklat panas!" Langit bangkit dari ranjang segera berlari kecil untuk mencari Mbok Nah yang sudah lama merawat vila keluarganya.

"Mbok, tolong buatkan coklat panas untuk Kayra!" Perintah Langit, dan di jawab dengan anggukan mantab.

Langit berjalan keluar dari Vila, Dan langsung mengenderai mobil nya menuju suatu tempat. Ia ingat jika di dekat perkebunan teh itu ada danau yang menjadi objek wisata. Jadi, Langit segera menuju kesana. Suasana begitu ramai, danau dan taman yang begitu indah. Banyak orang yang berjualan berbagai jenis makanan, mainan anak anak, serta souvenir untuk oleh oleh.

Langit segera keluar dari mobil nya, menuju salah satu pusat oleh oleh dimana disana menjual berbagai pakaian, syal, jaket dan sebagainya. Langit melihat sebuah blanket bulu berwarna pink yang di gantung di paling ujung. Langit segera meraih blanket itu, membayar ke kasir dan langsung membawa nya pulang.

Di perjalanan Langit tersenyum senyum sembari sebelah tangan nya menggenggam blanket yang baru saja ia beli. "Kay pasti suka!" Gumam nya.

Setiba nya kembali di Vila, Langit bergegas masuk kembali ke dalam kamar Kayra, gadis itu kembali terlelap. Bibir nya masih pucat tapi sudah tak begetar seperti saat ia tinggalkan tadi. "Kau sudah baikan?" Langit mengelus lembut puncak kepala gadis yang tenggelam di balik selimut.

Mata itu terbuka. Menampilkan senyum dengan lesung pipit terindah nya, ia mengangguk lemah. "Apa sebaiknya kita ke dokter?" Usul Langit terlihat cemas dengan kondisi gadis nya.

"Aku baik baik saja Kak, percayalah! Hanya agak sedikit kaget dengan hawa nya, biasanya kan Kakak ngajak Kay ke pantai yang panas, tapi kali ini ke pegunungan yang dingin nya menusuk kulit!" Gadis itu terkekeh, disambut senyuman Langit yang penuh arti.

"I have something for you Baby!" Langit menyodorkan sebuah paper bag berisi blanket yang ia beli untuk Kayra tadi.

"Thankyou so much Kak Langit!" Kayra memeluk Langit dari samping, lalu mengecup pipi pria itu singkat.
Mata Langit melebar, merasakan sensasi aneh yang menjalari perut bawah nya. Sebab baru kali ini gadis itu mencium pipi nya.

"This is Pink?" Kayra segera mengalungkan Blanket bulu itu di leher nya lantas memeluk blanket itu yang menghangat kan nya.

Flashback off
..

Kayra termenung...
walau ia harus bekerja sekeras apapun, ia tak mampu menghapus Langit dari ingatan nya. Dan kenyataan selalu mengatakan bahwa Langit sudah terpatri kuat di dalam hati nya.

~TBC...

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang