31

4.1K 273 3
                                    

Kenzie datang dengan langkah tergopoh gopoh, pria itu tergesa masuk ke dalam kamar nya, namun yang di dapati bukanlah Kayra sang Kakak, melainkan Allena kakak nya yang lain.

"Dimana Kak Kayra?"

Allena yang ingin memejam kan matanya tiba tiba harus kembali membuka nya, sebab kedatangan Kenzie adik nya.

"Ken! Ada apa?"

"Aku melihat berita kecelakaan di televisi, plat nomor mobil Kakak, apa itu benar? Kak Kayra kecelakaan?" Terdengar nada khawatir dan muka Kenzie terlihat panik.

Pria itu baru saja kembali dari apartmen nya, sebab kelelahan usai pesta ulang tahun nya kemarin malam. Pria itu terkejut saat melihat kabar kecelakaan tragis dengan foto mobil berplat yang sangat familiar bagi nya.

"Kak Ara baik baik saja, tapi Rodrigo terluka parah!" Ungkap Allena.

Kenzie mengeryit. Rodrigo? Kapan pria itu datang.. bahkan Kenzie sama sekali tidak tahu jika anak dari sahabat Ibunya itu tengah berkunjung kemari.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Len? Dan sejak kapan kau datang?" Kenzie mendekati Allena berharap gadis itu bisa menjelaskan detail apa yang sebenarnya sudah terjadi.

Allena nampak menghela nafas nya perlahan. Gadis itu bangkit lalu duduk di sebuah sofa yang sama dengan Kenzie. "Aku sudah beberapa minggu berada di Indonesia, ada satu hal yang harus aku kerjakan. Sewaktu di jalan aku tidak senagaj melihat mobil di depan ku hilang kendali dan langsung menabrak pembatas jalan. Saat aku baca plat nomor nya aku sangat panik karena aku yakin itu adalah mobil Kak Ara, tapi ternyata saat aku berhasil membuka pintu nya seorang pria sendirian yang hampir pingsan tengah mengemudikan mobil tersebut." Ungkap Allena.

"Lalu, dimana Kakak sekarang? Dan bagaimana keadaan Digo?" Kecemasan masih saja melingkupi wajah tampan Kenzie.

"Kayra baik baik saja, dia ada di Mansion sebelah. Rodrigo aku tidak tau keadaan nya terkini, yang jelas dia belum juga sadar usai menjalani serangkaian operasi dengan waktu yang sangat lama!" Timpal Allena.

"Ohh syukurlah jika Kakak baik baik saja!" Kenzie mendesah lega, mata nya terpejam untuk menetralkan segala risau yang menggelayuti hati nya.

"Ken, selamat ulang tahun ya! Maaf Kakak tidak tau jika kemarin adalah hari ulangtahun mu!" Allena beranjak dari tempat duduk nya untuk mengambil sesuatu yang ia simpan di dalam tas nya.
"Terimalah!" Allena menyodorkan sebuah kotak persegi panjang yang cukup besar untuk adik laki laki nya.

"Kau seharusnya tidak perlu repot repote Allena. Terimakasih banyak!" Kenzie terlihat girang saat membuka kotak itu terdapat beberapa buah lensa untuk menunjang hobi nya sebagai fotografer.

"Aku mendengar nya dari Kak Ara, jika kau suka memotret. Semoga kau suka dengan hadiah nya!"

"Thankyou so much Allena!" Pria itu akhirnya mau memeluk gadis yang menjadi Kakak tiri nya. Allena terharu, sebab Kenzie sudah mau menerima kehadiran nya. Sebab di awal awal pria itu juga tidak menyukai Allena, karena ia fikir Allena akan sama saja dengan Alluna. Mengingat mereka adalah saudara kembar, tapi ternyata semua dugaan Kenzie salah.

"Suara apa itu?" Allena melepaskan pelukan Kenzie saat mendengar suatu keributan di luar kamar nya.

"Kita cek dulu!" Kenzie mengajak Allena untuk keluar kamar dan memastikan apa yang sudah terjadi.

Di lihat nya, Langit, Matteo, Sang Ayah, Om Adit dan beberapa laki laki yang tidak di kenal nya tengah berjalan menaiki tangga lantai dua.
"Apa yang terjadi, Dad?" Tanya Kenzie saat beberapa orang itu sampai di hadapan nya.

"Kami akan mengecek cctv di garasi, kalau mau ikut ayo!" Ajak Zayn. Kenzie dan Allena pun mengangguk.

"Siapa yang menjaga Rodrigo di rumah sakit? Apa tidak berbahaya meninggalkan nya sendirian?" Bisik Allena yang berjalan di samping Matteo.

"James sudah mendapatkan beberapa bodyguard untuk menjaga Rodrigo disana!" Tutur Matteo. Allena lantas mengangguk paham, seraya menyusul langkah yang lain yang sudah memasuki ruangan diujung koridor lantai dua.

Semua rekaman diputar dari beberapa minggu yang lalu, orang orang memperhatikan dengan seksama. Tiga pria asing yang bersama mereka adalah James dan dua yang lain adalah seorang polisi. "Lihat, itu Alluna!" Seru Kenzie saat seorang wanita tengah mengendap ngendap masuk ke dalam garasi dengan membawa sesuatu di tangan nya, mirip gunting tapi ukuran nya lebih besar. Tanpa ragu gadia itu membuka Kap mobil kesayangan Kayra lalu memutuskan sesuatu disana.

"Dan lihatlah Uncle, waktu dan tanggal nya menunjukkan malam dimana Aku membawa Kayra pergi ke Pacitan!" Langit menunjukkan sebuah angka di tepi layar monitor.

"Apa motif anak itu?" Zayn menggeram, rahang nya mengetat menahan amarah. Ia sama sekali tak menduga jika putri kandung nya tega ingin mencelakai salah satu saudari nya.

Sedangkan Allena, gadis itu hampir saja pingsan melihat kelakuan saudara kembar nya yang menurut ia sudah melewati batas. Ia tak saggup lagi berada disana, akhirnya gadia itu memilih pergi kembali ke kamar nya.

"Kau mau kemana Len?" Tanya Matteo.

"Aku akan kembali ke kamar!" Ujar Allena menundukkan wajah nya karena malu.

"Emm.. tolong jangan beri tahu Kayra ataupun Mommy, mau bagaimana pun Rodrigo dan keluarga nya adalah orang penting dalam kehidupan mereka. Jadi aku tidak mau mereka tau akan hal ini!" Tutur Matteo.

Allena hanya mengangguk lantas melanjutkan jalan nya menuju kamar yang ia tempati. Gadis itu merasa malu sebab kelakuan adik nya yang sudah kelewat batas, seharusnya Alluna tidak sampai melakukan hal ini kepada saudari nya.

Gadis itu menghubungi Orangtua nya untuk segera datang ke Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan yang telah diperbuat oleh Alluna. Gadis itu terisak, kebencian dan rasa dendam telah membutakan hati Alluna, sehingga ia begitu tega menyakiti saudari nya sendiri.

~TBC..

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang