5

6.7K 406 14
                                    

Kayra memandang kepergian kedua orangtua nya dengan tatapan nanar. Sebenarnya bukan keinginan dia untuk pergi meninggalkan mereka. Tapi ini semua demi kebaikan dirinya dan juga demi perasaan nya supaya tidak terluka semakin dalam.

Gadis berambut panjang itu lantas kembali memasuki kamar nya, membuka jendela kaca itu lebar lebar. Menyaksikan pemandangan gedung gedung tinggi yang terlihat sama. Kayra mendesah bosan, hari ini terasa lama, berkali kali ia mengutuk Matteo karena seharus nya ia menjadwalkan nya terbang ke Pekalongan hari ini.

Ingin sekali ia keluar untuk berjalan jalan sebentar, tapi tidak asyik rasanya jika ia harus bepergian sendiri.
"Kenzie!"
Tiba tiba sebuah nama terlintas di otak nya. Kenzie Romano Soedrajat, yang tak lain adalah adik laki laki satu satu nya yang ia miliki.

Tanpa pikir panjang, Kayra segera meraih ponsel nya lalu scroll ke bawah hingga akhirnya menemukan nama yang ia cari.
Ternyata tak butuh lama, nomor itu sudah tersambung dan mendapat jawaban dari si empunya.

"Kakak! Ini benar Kakak kan?" Suara diseberang sana seakan tak percaya. Pasal nya sebuah nomor baru saat ini tengah menghubungi nya, namun foto profil nya menggunakan foto sang kakak.

"Iya Ken! Kakak sudah di Jakarta sejak kemarin, bisa datang ke Apartmen Kakak? Kakak bosan sekali ingin jalan jalan sebentar!" Pinta Kayra.

"Tentu saja Kakak ku yang cantik. Share lokasi sekarang Okey! Dan aku akan segera menuju kesana!" Kayra tersenyum lantas memutus sambungan telepon nya. Gadis itu pun segera mengetik sesuatu yakni alamat ia tinggal saat ini.

"Sebaik nya aku bersiap siap!" Gumam Kayra, seperti nya gadis itu tak perlu mengganti pakaian. Ia hanya cukup memakai sun protector dan lip balm tipis di atas bibir nya. Meskipun gadis itu memiliki produk makeup sendiri, dan tentu nya beraneka jenis. Tapi Kayra sama sekali tidak berminat untuk bermake up tebal setiap saat.

Sekitar tiga puluh menit, Kay mendengar pintu apartmen nya di ketuk oleh seseorang. Orang keempat lebih tepat nya, yang sudah datang mengunjungi Kayra siang ini.
"Kakak!" Pria berusia 21 tahun itu kini sudah mendekap wanita yang berada dihadapan nya.

"Kakak sangat merindukan mu, Ken!" Ujar Kayra, mata nya berbinar. Adiknya sudah semakin dewasa saja sekarang. Padahal terakhir kali mereka bertemu Kenzie baru saja lulus Sekolah Menengah Pertama.

"Ini Apartmen Kakak?" Pria itu berdecak kagum dengan kemewahan Apartmen yang baru saja Matteo beli untuk Kakak nya. Meskipun semua desain dan arsitektur nya terlihat sangat feminin, tapi tidak menghilangkan kesan mewah dan berkelas.

"Iya, Kakak meminta Matteo untuk membelikan nya!"

"Ini keren sekali!"

"Kalau kau mau, Kakak bisa meminta Matteo untuk membelikan mu satu!" Kenzie mengerjab tak percaya, bibirnya melengkung keatas. Menunjukkan sebuah senyum bahagia atas tawaran sang Kakak.

"Benarkah?" Tanya Kenzie girang.

"Tentu saja! Tapi tunggu Matteo kembali, sebab Dia masih ada pekerjaan di Bali!" Terang Kayra.

"Thankyou so much my sist!" Lagi lagi Ken memeluk Kakak nya dengan gembira. Entah apa yang sudah di konsumsi Kenzie selama ini, tapi tubuh dan tinggi nya sudah melebihi sang Kakak.

"Sekarang antar Kakak jalan jalan ya!" Kenzie mengangguk mantab, kini gadis itu sudah mengaitkan tangan nya di lengan sang adik.
Entah apa jadi nya jika ia sampai bertemu dengan orang yang ia hindari selama ini. Tapi Kayra berlagak cuek, karena ia benar benar bosan jika harus diam sendirian di Apartmen sebesar itu.

Kedua nya ini sudah tiba di sebuah Mall, tepat nya ZZ Mall yang tak lain adalah salah satu aset milik Daddy mereka. Keduanya berjalan menikmati keramaian, Kay mengajak Adik nya untuk singgah sebentar ke sebuah kedai es krim.
"Kau mau rasa apa Ken?" Tanya Kayra yang sibuk membuka buka buku menu dengan varian es krim berbagai rasa dan bentuk.
"Apa saja, Kakak tentu tau kan kalau adik mu ini adalah pemakan segala!"

"Itu terdengar menyeramkan Ken!" Kayra tertawa, lantas ia segera memesan satu cup es krim matcha dan satu cup es krim coklat.

"Kakak nggak mau pulang?" Pria yang sejak tadi terlihat tengil dan konyol itu tiba tiba saja Berubah wajah menjadi serius.
Kayra menatap tajam adik nya, setelah sesaat ia menghembuskan nafas lelah nya.

"Kakak akan berangkat ke Pekalongan besok, Ken! Kakak disini cuma lima hari, jadi Kakak tidak tau apakah Kakak bisa singgah atau tidak!" Tutur Kayra lirih, gadis itu menunduk. sebab ia juga ingin sekali berkunjung tapi dirinya terlalu takut.

"Kakak takut bertemu Kak Langit kan?" Dan benar, Kenzie bisa membaca isi pikiran nya.

"Kakak bukan nya takut, tapi...
Kayra menggantung ucapan nya.

"Ken tau perasaan Kakak, Kak Langit sama hancur nya dengan Kakak. Kalian hanya butuh saling bicara Kak! Ku mohon!" Kali ini tatapan Kenzie berubah menjadi tatapan memohon.

...
Flashback

Seorang pria tengah berlari dengan tergesa gesa di lorong terminal bandara, pikiran nya kacau saat mengetahui bahwa gadis nya berniat pergi tanpa mengucap kalimat perpisahan.

Sepasang pria wanita paruh baya, serta seorang anak remaja berdiri memunggungi nya, di lihat nya tubuh mereka bergetar samar. Sudah di pastikan mereka pasti menangis sedih akan keputusan anak perempuan nya untuk pergi.

"Aunty, Uncle, dimana Kayra?" Pria itu berjalan perlahan mendekati tiga orang yang terkejut sebab kedatangan nya.

"Ini semua gara gara Kak Langit!" Teriak anak remaja yang tak lain adalah Kenzie, emosi nya memuncak saat pria itu datang menghampiri mereka.

"Apa maksud mu, Ken? Jelaskan pada Kakak! Dimana Kayra?" Ken mencengkeram kedua bahu Kenzie, meminta si empu nya supaya segera menjawab.

"Kakak pergi!" Jawab Kenzie singkat, anak remaja itu melepaskan cengkeraman tangan Langit yang mulai mengendur, pria itu jatuh bersimpuh di lantai. Airmata nya tumpah, nampak sekali kesedihan mendera nya saat ini.

"Kemana Kayra pergi?" Tanya Langit lirih.

"Ke Italy! Uncle tidak bisa mencegah nya Lang, Uncle minta maaf!" Zayn menepuk bahu Langit, lantas membantu nya berdiri. Tapi di detik itu juga Langit harus di larikan ke rumah sakit karena kehilangan kesadaran.

Kerumunan dan suara bising itu berubah menjadi silau putih tirai yang menggantung di sisi kanan kiri tempat Langit berbaring, punggung tangan nya terasa ngilu, sebab jarum infus tertusuk di balik kulit nya. Kepala nya kembali berdenyut, mengingatkan bahwa ia harus kehilangan gadis yang selalu bersama nya selama ini.

"Kakak sudah sadar?"

Rupanya sejak tadi Kenzie sudah duduk di sofa seberang ranjang nya, mengamati setiap gerak gerik Langit yang mulai tersadar dari pingsan nya.

"Kenapa Kayra pergi?" Tanya Langit dengan suara parau nya.

"Ken tidak tau, yang jelas Kakak memang harus pergi!" Kenzie menimpali pertanyaan Langit tanpa menatap pria itu sedikit pun.

"Apa yang mengharuskan Kayra pergi? Cepat katakan padaku apa alasan nya Ken?" Langit mulai menggeram frustasi, sebab sejak tadi Kenzie hanya memberi jawaban yang berputar putar.

"Itu semua karena kau dan Luna sudah menyakiti nya!" Suara itu begitu lembut, tapi menusuk bagi siapa pun yang mendengar nya.

"Ibu!" Langit begitu terkejut ketika mendapati Sara ibu nya masuk ke dalam ruang perawatan nya dengan wajah yang sulit di artikan.

Langit terdiam, dia memang salah sudah mengabaikan Kayra akhir akhir ini dan memilih untuk selalu bersama Aluna. Dan tanpa Langit sadari, tentu itu sangat menyakiti perasaan Kayra.
Langit sadar, bahwa Luna hanyalah menjadikan nya objek untuk ajang membalas rasa sakit nya kepada sang Ayah melalui Kayra.
Dan ternyata itu benar benar berimbas pada perasaan nya yang hancur sebab Kayra lebih memilih meninggalkan nya.

Flashback off
...

Kayra terdiam cukup lama, meskipun es krim sudah di depan mata nya. Tapi gadis itu masih enggan untuk menyentuh nya. Hati kecil nya berbisik "pulanglah Kay! Lihat bagaimana keadaan nya!"

"Kakak usahakan sepulang dari Pekalongan nanti, untuk singgah sebentar ke rumah! Tapi Kakak tidak berjanji akan lama disini, pekerjaan Kakak di Italy sangatlah banyak. Kakak mohon kau mengerti Ken!" Kayra menatap mata coklat keabuan milik sang adik, berharap pria itu mengerti dengan segala ucapan yang sang Kakak lontarkan.

~TBC...

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang