4

7.1K 406 2
                                    

Kayra telah selesai membersihkan tubuh nya, gadis cantik berlesung pipit itu kini sudah mengenakan dress selutut perpaduan warna putih dan peach serta motif bunga kecil kecil yang menjadi favorit nya.

Pagi tadi Matt sudah mengirimi nya pesan, jika kulkas berpintu empat itu sudah berisi banyak sekali bahan makanan. Tak lupa cemilan, minuman kaleng dan buah buahan juga sudah Matt siap kan. Pria itu kini sudah berada di Bali, menyusul kekasih nya dengah dalih ingin meninjau gedung baru. Padahal kenyataannya pria itu semalam mengirimi sebuah foto, dirinya tengah di rangkul seorang gadis yang mengecup pipi kiri nya, siapa lagi gadis itu kalau bukan Elina.
"Aahhhh aku iri sekali!" Dengus Kayra, lantas kembali meletakkan ponsel nya di atas nakas.

Gadis itu kini tengah bersiap untuk membuat sarapan untuk dirinya sendiri nya. Sebuah omelet dan beberapa potong buah rasa rasa nya cukup. Dengan cekatan gadis itu mengambil telur, paprika, onion serta susu dan keju. Dengan gerakan indah, jari jari lentik itu memainkan wajan dan spatula. Wajah cantik nya berbinar, seperti nya sudah lama sekali ia tidak mengerjakan pekerjaan rumahan seperti ini. Sebab di Italy, semua Aunty Mika yang menyiapkan nya.

"Tara.. sudah jadi!" Gumam Kayra bermonolog, wangi telur menguar di seluruh penjuru ruangan. Gadis itu lantas duduk di meja makan seorang diri.
"Jadi kangen sama Aunty Mika!" Kayra memasukan sendok demi sendok Omelet buatan nya. Sebenarnya gadis itu sangat hobi sekali memasak, tapi Aunty Mika serta Uncle Bryan selalu melarang nya untuk memasuki dapur. Terutama Rodrigo putra mereka, yang sangat ketakutan jika dirinya masuk ke dapur hanya karena alasan klise, yaitu takut jika jari jari lentik nya tergores pisau.
Astaga..
Digo selalu berlebihan.
Kayra terkekeh seorang diri.
Usai melahap buah buahan nya, gadis itu berniat mengambil ponsel nya untuk menghubungi keluarga kedua nya di Italy. Tapi langkah nya terhenti saat sebuah ketukan terdengar dari luar pintu.

Kayra pun beranjak untuk membuka pintu itu terlebih dahulu. Seorang gadis sepantaran dengan nya tengah berdiri sembari membawa beberapa tumpuk Map di tangan nya.
"Kau pasti Berli kan?" Sapa Kayra dengan Riang nya.
Gadis itu mengangguk dan membalas senyuman Kayra.
"Silahkan masuk!" Perintah Kayra, di ikuti gadis itu di belakang nya.

"Ini berkas berkas yang Ibu perlukan untuk meeting di Pekalongan lusa besok!" Gadis berambut sebahu itu menyodorkan map map itu kepada Kayra.

"Wahh terimakasih, duduk dulu ya. Saya ambil kan minum!" Kayra melangkah menuju dapur, untuk mengambil dua kaleng minuman penyegar.
"Minumlah!"

Gadis itu mengangguk kikuk, lalu menerima kaleng minuman itu dari tangan Kayra. "Biasa saja sama Saya. Kau boleh memanggil ku Kayra, tidak perlu Ibu, Mba, Nona atau apalah itu. Kita seperti nya seumuran!" Oceh Kayra, memang ia memiliki sikap easy going. Jadi memudahkan siapa saja untuk bergaul dengan nya.

"Ahh Ibu, Berli jadi tidak enak!" Gadis itu tersenyum sembari menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Tenang saja! Jangan kembali memanggil ku seperti itu!" Kayra tertawa.

Gadis yang bernama Berli itu menatap Kayra intens, pasalnya hampir dua tahun dia bekerja di Zhi's Beauty Center, baru kali ini ia bertemu dengan Boss besar nya. Bahkan yang ia tahu selama ini Boss nya adalah Matteo, sebab pas awal pembukaan pun wajah Kayra tidak terlihat sama sekali.

"Saya tidak menyangka kalau pemilik Zhi's Beauty Center adalah seorang wanita cantik!" Ujar Berli.

Kayra tersenyum untuk kesekian kali nya, "Memang yang kau tau selama ini, siapa pemilik nya, Ber?"

"Ya aku tau nya Pak Matteo adalah pemilik nya, Bu!" Ungkap gadis itu polos.

Kayra terkekeh mendengar gadis itu memanggil Matteo dengan sebutan Pak.

"Apa kau sudah sarapan?" Tanya Kayra dengan sesekali membuka berkas di tangan nya.

"Sudah Bu! Eemmm.. saya permisi ya Bu! Saya ada banyak pekerjaan di kantor!" Pamit Berli, dia sangat tidak enak jika harus berlama lama berada di apartmen boss nya. Lantas gadis itu membungkuk kan badan nya sebelum tubuh mungil nya menghilang dari balik pintu.

Gadis itu...
Begitu polos dan sedikit pemalu. Kayra jadi semangat untuk mengajak nya berteman. Sesaat setelah kepergian Berli, pintu besar itu kembali terdengar suara ketukan. Kali ini siapa lagi?
Kayra menarik gagang pintu tersebut. Sudah ada dua orang pria dan wanita paruh baya yang berdiri di depan apartmen nya. Kedua nya tersenyum saat mendapati seorang gadis cantik juga tersenyum dengan mata berbinar ke arah mereka.

"Mom sangat merindukan mu, Sayang!" Wanita itu segera masuk lalu menubruk gadis di depan nya untuk di peluk.

"Kay juga rindu sama Mom!" Gadis itu membalas pelukan erat sang Ibu.  "Lebih baik kita masuk dulu, Mom, Dad!" Ajak Kayra mengurai pelukan sang ibu.

Kayra menatap dua orang yang sudah selama beberapa tahun ini tidak bersama nya, rindu di hati nya benar benar membuncah. Sampai sampai mata hazel itu berkaca kaca dan sudah siap meloloskan cairan bening yang sejak tadi tertahan.

"Kenapa kau tidak pulang ke rumah Kay?" Suara bariton sang Ayah terdengar menggema di seluruh ruangan.

"Kay belum siap Dad, Kay harap Dad mengerti!" Gadis itu menunduk, pulang ke rumah adalah sesuatu hal yang mustahil untuk ia lakukan dekat saat ini.
"Apa Matt memberitahu kalian tentang kepulangan ku?"

Kedua orang itu mengangguk mantab. Ahh Kayra sudah menduga nya, lantas siapa lagi kalau bukan Matteo. Bahkan Kenzi adik nya sendiri pun tidak di beri tahu jika ia akan kembali.

"Pulang ke rumah ya Kay!" Bujuk Nazhifa, wanita itu bergeser duduk di samping Kayra sembari mengelus lembut rambut putri nya.

"Kay belum siap Mom, tolong jangan paksa Kay! Lagi pula besok Kay mau berangkat meeting ke Pekalongan!" Ungkap gadis itu. Nazhifa hanya menggeleng pasrah, entah sejak kapan putri nya menjadi seorang yang ambisius dan workaholic seperti itu.

"Jadi kepulangan mu hanya untuk pekerjaan?" Zayn menimpali. Dan gadis di depan nya hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara.

"Mom sangat sedih Kay! Setiap hari Mom selalu menangis sebab merindukan mu, kepergian mu ke Italy yang mendadak waktu itu membuat Mom selalu menyalahkan diri nya sendiri!" Ungkap Zayn, sedangkan Nazhifa sudah menangis di samping putri nya.

"Kay minta maaf Dad!" Ujar gadis itu lirih.

"Kau tinggal dimana, sama siapa dan apa tujuan mu pergi membuat kita bertanya tanya. Bahkan kau memutuskan semua kontak hubungan kami!" Sambung Zayn.

Gadis itu hanya terdiam, ia tau bahwa dirinya adalah seorang pengecut, dengan pergi ke Italy selama lima tahun. Memutuskan hubungan dengan semua orang terdekat nya, bahkan dengan kedua orangtua nya sekalipun. Tidak tau apa yang ada di dalam pikiran Kayra kala itu. Tapi ia sangat berterimakasih, sebab Aunty Mika dan keluarga nya telah membantu untuk menyembunyikan keberadaan nya selama di Italy.

"Kita pulang ya Sayang!" Bujuk Nazhifa lagi, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu kini masih beruraian airmata.

"Kay cuma lima hari ini disini Mom. Jadi Kay harus memamfaatkan waktu lima hari itu sebaik mungkin. Mom tidak perlu khawatir lagi, sebab Kay tidak akan memutuskan kembali hubungan kita!"
Gadis itu memeluk sang Ibu erat, jujur ia sangat tersiksa melihat kesedihan Ibu nya. Tapi mau bagaimana? Kembali ke rumah itu sama saja membuat ia semakin sulit melupakan bayangan pria yang selalu hadir di setiap pikiran nya.

"Kayra minta maaf!"

~TBC..

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang