18

5.4K 336 24
                                    

Kayra dan Langit sudah tiba di vila milik Adit sekitar dua jam yang lalu, gadis itu tak henti henti nya mengulum senyum saat salah seorang penjaga vila menyapa kedatangan mereka.

"Mba Kay! Sudah lama sekali tidak berkunjung kemari, terakhir kali kemari sewaktu Mba Kay harus di larikan ke rumah sakit waktu itu!" Wanita tua yang biasa di sapa Mbok Semi itu tak henti henti nya mengoceh untuk mengungkapkan rasa rindu nya pada gadis yang berdiri di hadapan nya saat ini.

"Mbok Semi bagaimana kabar nya?" Tanya Kayra.

"Mbok baik baik saja Mba, dan Mba Kay semakin cantik saja! Dan Mbok lihat, semakin lengket juga dengan Mas Langit!" Goda Mbok Semi sembari melirik Langit yang sedikit salah tingkah sebab perkataan pembantu nya.

"Kay istirahat dulu ya Mbok!" Pamit Kayra berjalan menuju kamar nya, bersamaan dengan Langit yang mengikuti nya dari belakang.

Kayra membuka lebar lebar pintu kaca yang menghubungkan kamar nya dengan sebuah balkon. Gadis itu mencengkeram tralis dan menatap pemandangan laut dan pantai yang luas di depan sana. Suasana nya masih sama, cat di kamar nya juga tidak pernah berubah. Karena bagaimana pun Sara dan Adit sudah menganggap nya sebagai anak sejak dulu. Bahkan mereka selalu terlebih dahulu memprioritaskan kenyamanan Kayra daripada Langit.

"Kau senang!" Tiba tiba saja Langit datang sembari melingkarkan tangan kekar nya ke perut langsing milik Kayra.
"Ku mohon jangan di lepas, biarkan seperti ini beberapa saat!" Langit menaruh kepala nya di bahu polos milik Kayra, pria itu menghirup kuat kuat aroma yang selama ini sangat sangat ia rindukan.

"Kenapa kau memilih melakukan nya dengan Aluna?" Tanya Kayra datar, tiba tiba saja mulut nya meloloskan pertanyaan yang selama ini ia simpan rapat.

Terdengar helaan nafas di tengkuk Kayra, ia tahu bahwa Langit pasti akan kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang satu itu.

"Aku ingin menjaga kehormatan mu Kay! Kakak tau kau tidak ingin melakukan nya sebelum pernikahan itu terjadi!" Ungkap Langit lirih.

"Lalu, kenapa kau tidak mengajak ku menikah waktu itu? Apa aku tidak semenarik Aluna? Apa kau tidak pernah bergairah walau hanya dengan memandangku?" Kayra berbalik badan. Mata nya menatap netra gelap yang selalu membuat dirinya terhanyut di dalam nya.

"Kau salah!"

Langit mundur satu langkah, kedua lengan nya ia lipat di atas dada. "Kakak selalu menahan hasrat setiap kali berada di dekat mu, maka dari itu sebab nya kenapa Kakak melakukan itu dengan Aluna! Kakak banyak tau tentang bagaimana sosok Aluna, menurut nya havingsex adalah hal yang lumrah!"

Kayra terdiam, bibirnya mengatup rapat. Disisi lain ia ingin mengumpat tapi disisi lain ia juga menyesal, sebab ini semua terjadi juga karena dirinya.

"Kita mulai dari awal Kay! Kakak mohon. Kita kembali berkomitmen seperti dulu!" Pria itu kini kembali mencengkeram bahu Kayra, memaksa si gadis untuk kembali menatap dirinya.

"Hapus bekas gadis itu dari tubuh mu, maka aku akan mempertimbangkan keinginan mu!"

Langit mengeryit bingung. "Bagaiamana caranya? Apa sekedar mandi tidak cukup?" Tanya Langit begitu polos.

"Aku yang akan menghapusnya!"

Langit semakin tak mengerti akan semua ucapan Kayra, gadis itu berjalan mendekati Langit. Tiba tiba saja sebuah tangisan pecah, Kayra melampiaskan semua kemarahan yang selama ia pendam kepada Langit, gadis itu mencakar lengan, dada, leher serta tubuh bagian manapun yang mampu ia raih. Tapi pikiran gadis itu cukup jernih sehingga tidak mencakar cakar wajah tampan Langit.

Langit hanya terdiam, meskipun sesekali pria itu meringis menahan perih yang menjalar di sekujur tubuh nya. Ia terima, sebab ini semua tidak sebanding dengan luka yang pernah ia torehkan pada Kayra.

Siapapun pasti akan menatap miris, melihat kebrutalan Kayra yang berusaha menghapus jejak jejak Aluna dari tubuh pria nya. Bahkan gadis itu juga tidak memperdulikan kuku kuku indah nya yang sudah nyaris patah.

Kayra masih menangis, dan tubuh ringkih nya tiba tiba roboh ke lantai marmer yang dingin.
"Apa itu sakit?" Tanya Kayra si sela sela isak tangis nya.
Lantas Langit pun ikut duduk bersimpuh di hadapan Kayra, di Belai nya pelan wajah tirus yang sudah sering menangis sebab ulahnya itu.

"Ìni semua tidak sebanding dengan luka yang pernah kau rasakan, Sayang! Kakak harap, setelah ini hubungan kita bisa menjadi normal kembali!" Langit meraih tengkuk Kayra lantas mengecup kening itu lembut.

"Kau berdarah!"

Kayra terkejut melihat goresan memanjang di leher Langit yang mengeluarkan cukup banyak darah.

"Tidak masalah!" Langit tersenyum, walau sesungguh nya luka itu teramat perih bagi nya.

"Aku akan mengobati nya!" Kayra pun bangkit untuk mencari kotak obat untuk mengobati Langit.

Langit tersenyum, lantas duduk di sebuah sofa dengan karakter hellokitty yang terletak di sudut kamar ini. Pria itu tau betul sifat Kayra, gadis itu tidak mungkin membiarkan seseorang terluka karena nya. Kalau itu sampai terjadi, pasti gadis itu akan mencari bagaimanapun cara nya untuk mengobati luka itu.
Gadis nya kini benar benar kembali, dan mulai detik ini Langit tidak akan membiarkan gadis itu lepas dari genggaman nya untuk kedua kali.

Kayra kembali dengan sebuah kotak obat di tangan nya, gadis itu mulai menggigiti bibir bawah nya karena ia merasa bersalah atas semua luka di tubuh langit.

"Apa ini sakit?" Tanya Kayra saat membersihkan luka luka yang sekiranya dalam dan mengeluarkan banyak darah.

"Sedikit, tapi aku percaya ini semua akan segera membaik!" Ungkap Langit, mata nya terpejam mencoba menghalau setiap rasa perih akibat antiseptik yang di bubuhkah di atas luka nya.

"Astaga!" Pekik Kayra tiba tiba, sontak memaksa Langit untuk membuka mata nya.
"Dasar Kayra bodoh!" Gadis itu lantas memukul mukul kepala nya.

"Hei apa yang kau lakukan?" Reflek Langit langsung mencekal tangan ramping gadis itu.

"Seharusnya aku mencakar mu selepas kau pergi surfing, apa mungkin kau bisa surfing dengan keadaan seperti ini? Ini pasti akan sangat perih jika kena air garam!" Kayra sangat menyesal atas apa yang telah ia perbuat kepada Langit.

"Tenanglah, aku tidak berniat surfing hari ini. Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama mu, dan percayalah Pantai Watu Karung tidak akan kemana mana, ataupun menyusut air nya! Aku bisa surfing kapan saja aku mau!" Langit mendekap tubuh gadis itu dari samping, seperti nya bahu gadis itu menjadi tempat ternyaman nya saat ini..

~TBC...

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang