8

5.9K 382 1
                                    

Langit menatap nanar punggung gadis yang ia rindukan bertahun tahun lalu. Sungguh ia sudah berubah sekarang, gadis itu tak seperti Kayra nya yang dulu. Kayra yang akan merengek ketika ingin di belikan es krim, Kayra yang akan merengek ketika ingin di antar ke toko buku. Dan Kayra yang merengek untuk di ajari mengendarai mobil sendiri.

Langit mengusap titik bening di sudut mata nya. Ia tau, ini semua salah nya. Salah nya yang sempat mengabaikan nya, salah nya yang lebih memilih orang baru, daripada gadis yang selama ini selalu menemani nya.

...
Flashback..

Hari ini Langit berniat untuk mengajak Kayra ke sebuah toko buku yang baru saja meluncurkan buku terbaru. Namun, langkah nya terhenti saat dirinya masuk ke rumah, ia mendapati Sang gadis tengah duduk menenangkan seorang gadis yang mungkin usia nya tak terpaut jauh.
Langit melihat bahwa tubuh gadis berperawakan mungil itu sedikit bergetar, Langit menatap gadis itu dalam diam, sampai pada akhirnya si gadis menyadari kedatangan Langit, lantas menatap langsung ke arah mata nya. Dada Langit sedikit bergetar, menatap gadis itu yang menunjukkan rasa sedih yang menggelayuti nya.

"Uncle titip Luna sama kamu Lang! Uncle yakin, kau bisa menjaga Luna seperti Kau menjaga Kayra selama ini!"

Langit terperanjat, saat Zayn meminta nya untuk menjaga putri nya yang lain. Dan disitulah Langit mulai berkenalan dengan Luna dan hubungan mereka semakin dekat.

"Kak, bukan nya hari ini Kakak mau mengajak ku ke bioskop?" Suara rengekan Kayra datang menggema di seluruh ruangan tempat Langit dan Luna tengah bermain playstation dengan asyik nya.

"Kapan kapan saja ya Kay! Kakak sedang masih asyik nih, main sama Luna nya!" Ujar Langit tanpa memalingkan wajah nya dari layar kaca.

"Ohh baiklah!" Balas Kayra lirih, nyaris tak terdengar.

Langit sama sekali tak memperdulikan Kayra, ia masih saja asyik dengan stick di tangan nya. Sampai akhirnya permainan itu selesai dan Langit langsung memeluk Luna sembari menghujani kecupan kecupan hangat di wajah dan puncak kepala gadis itu.

Kayra yang sejak tadi belum beranjak dari tempat nya hanya bisa meremas ujung jaket yang ia kenakan. Hati nya terasa perih, tapi ia sama sekali tak bisa berbuat apa apa.

Flashback Off..
...

Langit membuka ponsel nya, wallpaper masih sama sejak Kayra mengganti nya dengan foto mereka. Langit merasa otak nya benar benar buntu, ia tidak bisa membujuk Kayra nya lagi supaya mau kembali.

"Kembali lah, Kay!" Gumam Langit dengan ponsel di tangan nya.

Meskipun harapan itu sangat tipis, tapi Langit akan terus berusaha supaya gadis nya kembali ke pelukan nya.

"Andai kau tau Kay! LK Gallery ini Kakak bangun untuk memenuhi janji Kakak dulu!" Lagi lagi Langit bermonolog dengan foto Kayra sebagai objek, seakan akan gadis itu berada di hadapan nya sekarang.
...

Kayra menangis sepanjang jalan, sampai akhirnya ia tiba di hotel tapi tangis nya tak kunjung reda.

"Kay! Apa kau baik baik saja?" Tiba tiba saja sosok Matteo sudah berada di dalam kamar nya bersama Berli dan juga Elina.

"Matt!" Gadis itu lantas segera berhambur ke pelukan pria yang selama ini menjadi sandaran ketika ia tengah jatuh.

"Berli menghubungi ku, untung urusan di Bali sudah selesai. Jadi aku bisa langsung menyusul kalian kemari!" Ungkap Matt sembari menyusuri helaian rambut panjang milik Kayra.

"Berli bilang, kau bertemu dengan nya?" Elina mendekat lantas mengelus lengan kurus itu pelan.

"Kenapa takdir mempermainkan ku El? Kenapa?" Tangis Kayra kembali pecah, tubuhnya berguncang. Matt semakin erat memeluk gadis itu sembari mengedipkan kode pada sang kekasih supaya diam dan jangan banyak bertanya.

"Sstttt.. ssstttt.. sudah sudah Kay! Yang penting urusan mu dengan Artshop itu selesai. Lebih baik kita kembali saja ke Jakarta sekarang!" Ajak Matt, pria itu melepaskan pelukan nya pada Kayra. Lantas mengusap airmata yang membasahi pipi gadis itu dengan tangan tangan kekar nya.

"Bisa antar aku ke Jogja Matt? Mungkin bertemu dengan Ayah Kriss bisa membuat ku lebih baik!" Pinta Kayra dengan airmata yang masih menggenang di pelupuk mata nya.

Matteo menatap Elina dan Berli secara bergantian.
Lantas mendapat anggukan dari kedua gadis tersebut.
"Baiklah! Kita akan mampir me Jogja. Tapi, Berli dan Elina tidak bisa ikut dengan kita, Kay! Mereka harus segera kembali ke kantor pusat." Timpal Matteo seraya mengelus pelan punggung gadis berambut panjang tersebut.

Kayra mengangguk, ia pun beranjak ke toilet untuk membasuh muka nya.

"Tolong jangan ungkit apa pun soal Langit. Okey!" Interupsi Matt pada Elina kekasih nya, sedangkan Berli hanya menatap mereka dengan penuh tanda tanya.

Kayra menatap dirinya di dalam pantulan cermin. Sesekali dirinya tersenyum, menertawakan dirinya sendiri. Dia bilang tidak akan ada pengaruh apapun jika waktu kembali mempertemukan mereka. Tapi nyata nya, gadis itu kembali menangisi Pria itu. Menangisi keadaan yang dulu tidak berpihak padanya.

~TBC...

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang