Kayra mengerjabkan mata nya perlahan, mencoba menghalau cahaya yang menusuk kornea mata nya. Tubuh ringkih itu bangkit dari sesuatu yang di luar dugaan nya, ia terbaring di sebuah hamparan rumput hijau nan luas tak berujung. Kayra menatap sekeliling dan semua terlihat sama, namun tiba tiba pandangan nya tertuju pada sebuah bale yang berhiaskan tirai tirai putih. Kayra mengerutkan kening nya bingung, kepala nya terasa berat dan sedikit berputar. Bukankah tadi ia sedang bersama Rodrigo dan Allena di koridor rumah sakit? Tapi mengapa sekarang ia berada di suatu tempat asing? Kayra tak tahu..
Perlahan gadis itu berjalan mendekati bale yang bertiraikan kain kain tipis berwarna putih susu itu. Menyibakknya sedikit, dan memperlihatkan sesuatu di dalam nya.
Seorang pria tengah memejamkan mata dengan berbantalkan lengan nya.
Kayra mencoba mengucek mata nya seandainya ia tengah bermimpi saat ini. Namun ini nyata, pria itu masih terbaring di tempatnya. Membuat Kayra di landa kebingungan dan kecemasan. Tiba tiba saja ia merasa kepala nya berat dan sedikit berputar. Ia ingat terakhir kali ia berada di koridor rumah sakit bersama Rodrigo dan juga Allena. Tapi sekarang kenapa ia ada disini? Di tempat asing bersama seorang yang Kayra tidak tau itu siapa. Wajah nya tidak jelas sebab lengan sebelah nya lagi ia gunakan untuk menutupi wajah nya.Kayra berjalan mundur lantas meninggalkan bale tersebut. Ia tidak tahu harus berjalan kemana, hamparan hijau ini seakan tak ada ujung nya. Saat hendak berlari sebuah tangan kekar berhasil mencekal lengan nya. Menarik tubuh ringkih itu kasar sehingga wajah Kayra menabrak dada bidang seseorang yang di yakini adalah seoranv lelaki.
"Kau mau kemana?"
Kayra terperangah mendengar suara tersebut. Suara yang sangat ia kenali, bahkan suara itu selalu memenuhi isi kepala nya. Kayra merasa lidah nya kelu seketika, Kaki kaki nya lemas seakan tak bertulang. Mata nya menatap pria itu tajam, tak ada niatan sedikit pun untuk memalingkan pandangan itu. Jemari lentik nya terulur lantas menangkup wajah tersebut. Memastikan bahwa ia tak bermimpi saat ini.
"Ini benar dirimu?"
Kayra berucap pelan, mata nya berkaca kaca mengingat begitu banyak rintangan yang harus ia hadapi sendiri untuk memperjuangkan cinta nya terhadap pria tersebut. Rupanya tidak mudah untuk hidup bersama pria itu. Kebersamaan nya selama bertahun tahun bukan nya menjanjikan bahwa mereka akan terus bersama, melainkan saling menjauh dan saling meninggalkan satu sama lain.
Kayra melepaskan genggaman pria tersebut, ia berjalan pelan, Menunduk dengan kesedihan yang menggantung di perasaan nya. Kenapa harus dia? Bukankah ia memilih wanita lain? Bukankah ia sudah tidak menginginkan nya lagi? Tapi kenapa justru dia yang muncul? Apakah sesulit ini melepaskan nya bahkan melupakan nya? Bayangan nya selalu mengejar di setiap langkah Kayra. Ia mengutuk dirinya sendiri, saat dirinya bak orang gila yang tidak bisa melepaskan apa yang tidak bisa ia miliki.
Kayra berteriak, menjambak rambut nya dan mengerang frustasi. Keputusan nya bukan hanya melukai Langit, ia juga melukai dirinya sendiri, bahkan sebentar lagi juga akan melukai Rodrigo dan Allena. Tidak ada siapapun disana, tidak ada yang mampu menolongnya dari rasa sakit ini. Pria itu hanya berdiri sembari memasukkan tangan dalam saku celana nya. Mengamati setiap gerak gerik gadis yang berniat berlari dari nya, tapi tidak bisa. Tidak akan bisa.
Sebab perasaan itu sudah stuck disana, terkunci dan terpatri kuat sehingga tidak ada lagi cara untuk melepasnya. Sampai kapan pun bayangan itu akan tetap ada, sebab cinta itu masih bertumbuh semakin besar di hati nya.
"Aku salah apa?" Teriak Kayra keras.
Ia menangis histeris..
Menangisi setiap kejadian kejadian yang menimpa dirinya. Ini terlalu berat jika ia harus menanggung nya sendiri. Kayra tidak perduli jika ia di anggap sebagai gadis cengeng, ini lebih berat dari kenyataan nya. Bahkan kisah masalalu dari Ibunya tak seberat masalah yang harus ia hadapi sekarang. Begitu rumit dan sangat sulit mencari jalan keluar nya. Jika mengakhiri hidup adalah hal yang tepat, Kayra tentu sudah mengakhiri hidup nya sejak lima tahun yang lalu. Tapi ia bukanlah orang yang tidak punya otak. Kayra masih berpikir waras jika itu tidak akan menyelesaikan masalah nya.
Dan sekarang pria nya juga memilih wanita lain untuk mendampingi nya, setelah satu minggu saat ia mengungkapkan keputusan nya.
Bukankah ini semakin bertambah rumit?☆☆☆☆
Di depan pintu bertuliskan huruf I.C.U nampak beberapa orang tengah mondar mandir dengan tatapan cemas dan gelisah.
Mereka adalah Nazhifa, Zayn, Kenzie dan Kriss Ayah kandung Kayra.
Ini sudah hari ke lima belas Kayra tak sadar kan diri. Bahkan dokter sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada gadis itu. Ia tidak memiliki penyakit yang mengkhawatirkan, tetapi ia benar benar dalam keadaan tidak sadar, terkadang detak jantung nya melemah, terkadang nafas nya juga berhenti beberapa saat.Menangis pun seperti nya juga sudah percuma. Nazhifa sudah tak sehisteris seperti beberapa hari yang lalu saat Dokter mengatakan bahwa putri nya tiba tiba koma. Kayra adalah harta nya, ia sama sekali tidak pernah membentak ataupun berlaku kasar pada putri nya, bahkan Zayn pun lebih menyayangi Kayra daripada Kenzie si bungsu yang tak lain adalah anak kandung nya sendiri, lantaran ia juga ingat bagaimana gadis itu selalu di timpa kesulitan selama perjalanan hidup nya.
Kejadian sewaktu ia masih balita kini terulang kembali, ia koma untuk yang kedua kali nya.
Zayn tau mungkin gadis kecil nya kini merasa lelah dengan hantaman masalah yang seakan akan ingin melenyapkan nya. Zayn mencoba bersabar sembari memberi semangat pada istri nya supaya tidak selalu larut dalam kesedihan nya."Dokter bagaimana keadaan nya hari ini?" Zayn menghampiri pria bertumbuh gempal yang baru saja keluar dari ruangan dimana putri nya menjalani pengobatan.
"Seperti biasa Tuan Zayn!" Dokter menghembuskan nafas lelah nya, lantas menepuk bahu Zayn pelan.
"Dia sempat tidak bernafas selama 30 detik, jantung nya tiba tiba melemah tiba tiba berdetak normal. Ini kasus langka bagi kami, sebab baru kali ini kami menemukan orang sehat yang tiba tiba saja koma!" Ungkap Dokter tersebut, lantas beranjak meninggalkan Zayn dan keluarga nya.Kalau saja keadaan Kayra tersadar, Zayn akan langsung membawa nya ke psikiater sebab Zayn tau jima Kayra sangat tertekan dengan ini semua. Tapi dengan keadaan seperti ini, bagaimana Zayn bisa membantu putri nya? Membuka mata saja ia tidak mau.
Zayn menyesali semua nya, saat ia menjadi orangtua paling buruk sehingga semua masalah di timpakan pada putri nya.~TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End (Selesai)
RomantizmSequel dari Father for My Daughter.. #1 pengecut 15/06/2020