20

5.2K 335 6
                                    

Kayra mengerjapkan mata saat sesuatu yang bergetar di atas nakas nya, gadis itu merasa sebuah beban menindih perut langsing nya. Tangan kekar Langit yang memeluk nya sepanjang malam, gadis itu tersenyum lantas mengecup pemilik kening licin yang masih pulas tertidur. Kayra menepuk jidat nya pelan, karena sibuk dengan pemandangan indah di samping nya dan mengabaikan panggilan dari ponsel nya.

"Baru bangun, huum?" Sapa suara di seberang sana.
Kayra hanya mendengus saat yang di dengar bukanlah sapaan selamat pagi.

"Kau mengganggu tidur ku, Matt!" Bisik Kayra.

"Heii.. ada masalah apa dengan suara mu? Kenapa kau berbisik seperti itu?" Balas Matteo dengan nada berbisik pula.

"Aku bisa membangunkan nya!" Desis Kayra.

"Apaa? Kau tidur dengan nya?" Pekik Matteo dengan nada terkejut.

"Apa salah nya, jika aku tidur dengan nya?" Kesal Kayra.

"Jadi kau mengingkari janji mu untuk memberikan nya di saat malam pertama?" Ujar Matteo.

"Astaga Matt, kita hanya tidur tidak lebihh. Dasar otak mesum!" Umpat Kayra saat tau apa yang di maksud sahabat nya.
"Katakan ada masalah apa sehingga kau menghubungi ku sepagi ini?"

"Apa kau tidak berniat untuk pulang? Lusa Kenzie ulangtahun, dan aku berniat merayakan nya dengan pesta. Setelah sekian tahun, ulang tahun adik mu tidak pernah di rayakan sebab kepergian mu. Jadi tahun ini perlu di rayakan sebab kau sudah kembali!" Matteo memberi jeda. "Cepatlah kembali, jangan menghindari Luna lagi!" Ejek Matteo dengan tawa yang cukup keras, diiringi dengan berakhirnya sambungan telepon mereka.

Kayra terkesiap saat tangan kekar itu memeluk nya semakin erat, gadis itu menoleh saat mata hitam legam itu sudah terbuka. "Selamat pagi, Dear!" Sapa Langit dengan suara serak nya khas orang bangun tidur.

"Pagi! Kakak mau kopi, atau jus?" Gadis itu berniat ingin beranjak dari tempat tidur nya. Namun dengan sigap Langit menahan nya supaya tidak pergi.

"Kakak mau kamu!" Bisik Langit begitu sensual.

"Astaga! Ternyata aku baru sadar kalau Kak Langit sangatlah mesum, bahkan dalam keadaan baru bangun tidur pun!"
Dengus Kayra kesal.
Langit tertawa geli, melihat gadis nya yang kesal dengan muka memerah.

"Bikinin Kakak susu protein sama salad buah, Oke!" Langit mengacak rambut Kayra gemas, lantas bangkit menuju kamar mandi.

"Oke oke!" Kayra membasuh muka nya, seraya berjalan menuju dapur. Di lihat nya Mbok Semi tengah sibuk beberes, sedangkan Kayra berjalan meraih gelas lalu menuang susu protein dari dalam kaleng. Pantas saja tubuh Langit begitu bagus dan atletis, selain rajin mengolah tubuh pria itu juga mengkonsumsi susu protein seperti para binaraga.

"Mba Kay! Sedang apa?" Mbok Semi menghampiri Kayra yang asik berkutat degan buah buahan dan yoghurt.

"Kay sedang membuatkan sarapan Kak Langit, Mbok!" Tutur Kayra lembut.

"Kenapa nggak menyuruh Mbok saja? Mba Kay nanti kalau tergores pisau bagaimana?" Mbok Semi panik lantas mendatangi Kayra.

"Astaga Mbok! Kayra bisa melakukan ini!" Kayra tertawa, sembari menyelesaikan pekerjaan nya.

"Lebih baik Mba Kay mandi saja dulu, biar si Mbok yang menyelesaikan nya!" Tawar si mbok lagi.

"Ini sudah selesai Mbok!" Ungkap Kayra penuh penekanan. "Saya akan membawanya ke kamar!" Kayra menaruh semua makanan nya di atas baki, lantas membawa nya menuju kamar mereka di lantai dua.

Langit usai membersihkan dirinya saat Kayra kembali memasuki kamarnya. Kayra nampak sedikit terbengong saat melihat tubuh atletis Langit yang hanya berbalutkan handuk di bagian bawahnya. Perut roti sobek nya menggoda untuk di sentuh, serta tetesan tetesan air dari rambut basahnya membuat siapapun akan meneguk ludah. Termasuk Kayra juga!

"Kau akan memiliki nya Dear, maka jangan terus terusan memikiran usaha mu itu, menikahlah dengan ku. Lantas kau akan bisa menyentuhnya kapan pun kau mau!" Langit tersenyum menggoda Kayra yang menggeleng samar, lalu menuju sebuah kursi dan meja yang terdapat di seberang ruangan.

"Cepat pakai baju mu, lalu habis kan sarapan mu Kak Langit!" Sungut Kayra, gadis itu segera memasuki kamar mandi untuk menetralkan degub jantung serta muka merah nya. Saat melewati Langit pun Kayra hanya menunduk tanpa menoleh ke arah pria yang sejak tadi mengamati gerak gerik nya.

☆☆☆

"Kita harus kembali hari ini!" Ajak Kayra di sela sela sarapan nya bersama Langit.

Langit menatap Kayra dengan menaikkan satu alis nya. "Kenapa secepat ini? Bahkan ini baru hari ketiga, bukankah sesuai kesepakatan kita akan disini satu minggu?" Heran Langit, keinginan gadis di depan nya begitu cepat berubah.

"Lusa Kenzie akan melangsungkan pesta ulang tahun nya, dan aku tidak ingin melewatkan itu!" Rengek Kayra dengan tatapan memohon nya.

"Oke, aku akan menyewa helikopter untuk mengantar kita pulang!" Langit menghentikan sarapan nya, tangan bergerak meraih ponsel yang terletak disisi kanan meja nya. Tak butuh lama, pria itu selesai mengetikkan email untuk menyewa helikopter seperti keinginan nya.

"Bagaimana?" Tanya Kayra penuh harap.

"Kita akan berangkat dua jam lagi, habiskan sarapan nya. Dan kita akan berkeliling pantai sebentar sebelum pulang!" Ajak Langit, lantas di balas anggukan antusias Kayra.

Entah kenapa sejak kembali ke Pacitan gadis itu seakan melupakan semua yang sempat terjadi di antara dirinya dan Langit. Semua seakan berjalan normal dan perselisihan itu tidak pernah terjadi.

"Apa kau mendapatkan Apartmen nya Matt?" Tanya Kayra di balik benda pipih yang menempel di telinga nya.

"Tentu saja! Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk kesenangan Kenzie lagi?" Balas suara di seberang sana.

"Belikan jam tangan model terbaru, bungkus yang rapi. Dua jam lagi aku akan kembali ke Jakarta, aku mau semua siap saat aku tiba nanti!" Pinta Kayra.

"Everything for you Dear, safe flight oke!"

Kayra tersenyum seraya menutup sambungan ponsel nya.

"Matteo?" Tebak Langit disesi jalan jalan mereka di tepian pantai.

"Menurutmu siapa lagi?"

"Dia laki laki yang baik!" Puji Langit.

"Tentu saja! Dan dia selalu menuruti semua kemauan ku!" Timpal Kayra.

"Kadang aku sangat iri dengan kedekatan kalian, tapi mau bagaimana lagi? Aku tidak mungkin memisahkan kalian juga kan?" Ujar Langit santai.

"Eemm Kay!" Tiba tiba Langit berhenti, tubuhnya ia posisikan berhadapan dengan Kayra. Sembari menggenggam kedua tangan lembut itu.
"Sepulang kita darisini, Kakak mau hubungan kita semakin membaik. Kakak juga tidak ingin kembali mengecewakan Ibu! Jauhkan dari Luna. Ku mohon!" Langit menatap lekat mata hazel yang selalu menggetarkan hati nya. Senyum nya terkembang sesaat Kayra menganggukan kepala nya mantab.

~TBC...

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang