46

4.3K 280 22
                                    

Sesal..
Tentu saja terjadi di belakang kisah, bukan di awal atau pun di pertengahan. Itu yang Zayn rasakan saat ini, putri kesayangan yang selalu ia utamakan kini tengah terbaring lemah di rumah sakit, dalam kondisi tidak sadar bahkan sesekali putri nya juga lupa bagaimana cara nya bernafas. Suster dan dokter khusus selalu standy disisi nya, memantau nya setiap saat lantaran beberapa hari yang lalu putri nya hampir saja tewas saat para dokter dan suster meninggalkan nya sendiri.
Zayn duduk di depan ruang I.C.U sendiri dan tengah termenung. Putri nya seperti ini tak lain dan tak bukan adalah Alluna penyebab nya, putri kandung nya sendiri. Kalau saja bisa Zayn ingin menggantikan posisi Kayra di dalam, tapi apalah daya nya.

Zayn sudah membicarakan perihal Kayra dan Rodrigo dengan keluarga Mika dan Brian. Pertama Rodrigo sangat terkejut saat Mama nya ingin menikah kan nya dengan Kayra, kebetulan kondisi Digo semakin membaik jadi sudah bisa pulang dan melakukan perawatan di rumah. Kedua Mika juga terkejut dengan kondisi Kayra, tidak ada yang sempat memberi nya kabar saat Kayra mulai di rawat di rumah sakit. Mika tak kalah menyesal nya sebab ini juga lantaran keinginan nya untuk menikahkan gadis itu dengan putra nya. Rodrigo juga berkata dengan jujur jika ia sudah mencintai wanita lain, yaitu Allena. Zayn sempat terkejut atas pengakuan Rodrigo, tapi pria itu meyakinkan kedua orangtua nya dan juga orangtua Allena, jika Allena tak sama dengan Alluna. Sampai akhirnya ketiga orang itu menyetujui hubungan Digo dengan Allena. Mika dan Brian berjanji jika ada waktu luang mereka akan mengunjungi Kayra di rumah sakit.

Satu masalah sudah ia selesaikan.
Sekarang tinggal akar dari permasalahan ini, yaitu Langit.
Zayn meraup wajah nya kasar, seharusnya ia tak mengizinkan putri nya berdekatan dengan pria bajingan seperti Langit. Ia pikir Langit bisa selalu melindungi putri nya seperti dulu dulu. Tapi semakin dewasa mereka, Langit justru membuat putri nya terluka. Luka yang sangat dalam sehingga menyebabkan kondisi nya memburuk seperti ini.

"Uncle!"

Zayn mendongak saat seseorang memanggilnya di ujung lorong.
Pria paruhbaya itu menghembuskan nafas nya pelan, lantas berjalan mendekati sosok yang memanggilnya.

"Mau apa kau kesini?" Desis Zayn.

"Aku mau tau keadaan Kayra, Uncle!"

"Pulanglah, kalau kau memang peduli dengan nya seharusnya kau berada disini sejak pertama kali ia di rawat. Jauhi dia, jika kau memang memiliki hati. Semua masalah dan rasa sakit yang putri rasakan ini semua bersumber dari mu. Jangan pernah temui Kayra lagi!" Usir Zayn.
Pria itu hanya terdiam, ia baru sadar jika keadaan Kayra seperti ini sebab dirinya yang tiba tiba saja bertunangan dengan Mellysa disaat Kayra di landa rasa cemas yang berlebihan atas keinginan Mika.

"Uncle, maafkan aku!"

"Sudah jangan terlalu banyak bicara. Uncle sudah memaafkan mu, Uncle tidak membenci mu. Tapi Uncle minta tolong padamu, jangan pernah lagi kau temui Kayra!" Zayn menepuk bahu pria yang tak lain adalah Langit lantas meninggalkan nya pergi.
Pria paruh baya itu berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan wajah merah padam. Dia sudah menjadi Ayah yang tak berguna untuk putri nya sehingga gadis kecil kesayangan nya mengalami hal buruk seperti ini.

"Dad!"

Matteo bergumam saat melihat sang Ayah nampak kacau, kemeja yang di pakai nya sudah acak acakan rambut yang biasanya selalu rapi dengan pomade kini sudah berantakan.

"Apa semua nya baik baik saja, Dad?" Matteo sudah berada disisi Zayn saat ini.
Zayn mendongak menatap Matteo yang baru saja tiba dari mengurus beberapa usaha Kayra yang berada di luar negeri.

"Matt!" Zayn bangkit dari tempat duduk nya lantas memeluk anak dari orang kepercayaan nya yang sudah ia angkat sebagai anak.

"Bagaimana keadaan Kayra?" Matt mengajak Zayn kembali duduk.

"Dia masih belum terbangun. Daddy sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa Matt. Dokter juga bingung dengan apa terjadi pada Kayra." Ungkap Zayn.

"Aku ingin menjenguk nya, Daddy mau ikut? Atau mau pulang saja?" Tanya Matteo seraya beranjak dari tempat duduk nya.

"Daddy akan ikut bersama mu!"
 Zayn pun berjalan  menyusuri koridor rumah sakit untuk kembali ke ruangan dimana Kayra di rawat.

Zayn dan Matteo saling pandang ketika banyak dokter dan perawat yang lalu lalang di lorong ruang I.C.U. Zayn merasa tiba tiba perasaa  nya tidak enak, sewaktu menatap Marlon yang duduk dengan cemas di ruang tunggu.

"Apa semua baik baik saja?" Tanya Zayn dengan nada gusar.

"Uncle!" Marlon terkejut saat Zayn menghampiri nya bersama Matteo.

"Apa yang terjadi?" Matteo mencekal kerah Marlon saat pria itu tak kunjung menjawab pertanyaan Zayn.

"Kayra sempat membuka mata nya beberapa waktu yang lalu. Dan kini tengah di periksa dokter!" Ujar Marlon dengan tenang. Perlahan Matt melepaskan cengkeraman nya, ia menatap pintu bertuliskan tiga huruf itu dengan perasaan tak kalah cemas, lantaran belum ada kepastian apapun dari para dokter.

"Mengapa lama sekali?" Marlon mengumpat berkali kali saat pintu belum juga terbuka.

"Daddy berharap semoga ada kabar nanti nya!" Sahut Zayn. Ketiga pria itu tidak ada yang duduj dengan tenang, semua terlihat gusar dan cemas.

Saat yang di nanti nanti akhirnya pun tiba, dimana pintu keramat itu terbuka mengeluarkan beberapa orang dokter dan suster yang mendorong brankar yang Kayra tiduri. Semua bernafas lega saat melihat wajah pucat Kayra yang sudah membuka matanya. Ada senyum tipis saat brankar gadis itu melewati ketiga pria yang terlihat khawatir padanya.

~TBC..

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang