41

4K 243 13
                                    

Kayra menikmati hari hari nya di Vila. Menghabiskan waktu dengan membaca buku, mengunjungi pantai, serta berbelanja barang barang yang sebenarnya tidak penting bagi nya. Menghilangkan penat dan suntuk nya menghadapi berbagai masalah yang sungguh rumit dan sangat sulit di uraikan.

"Ini minum nya, Nona!" James menyodorkan sebuah kelapa segar untuk boss nya.

"Duduk James!" Perintah Kayra, pria itu menurut lantas duduk di gazebo sebelah gadis itu.

"Kalau Nona tidak mau menikahi Rodrigo, lebih baik katakan saja pada Nyona Mika. Saya tau Nona tidak mencintai Rodrigo, lebih baik Nona jujur saja!" Ujar James.

"Aku tidak pernah bisa menolak permintaan Aunty Mika, James. Aunty Mika yang sudah menolongku, saat aku di Italy. Aku bingung!" Kayra menyugar rambut nya, gadis itu nampak stress dengan wajah pucat serta kantung hitam di mata nya.

"Saya tidak tega melihat Nona seperti ini, Nona terlalu banyak mengorbankan kebahagiaan Nona." Tukas James.

"Terimakasih sudah mencemaskan ku, James! Percayalah, aku baik baik saja!" Kayra menepuk bahu James pelan kemudian beranjak dari tempat duduk nya.

Kayra berjalan pelan menyusuri tepian pantai, angin membuat gaun dan rambut panjang nya berkibar. Sebenarnya pantai adalah tempat yang paling Kayra hindari, sebab begitu banyak kenangan bersama Langit di pantai. Kayra menatap sekelompok pria yang tengah bergerombol dengan papan selancar di tangan mereka masing masing. Ada satu orang yang wajah nya tidak asing bagi Kayra, dia adalah Marlon. Coach selancar yang selalu mendampingi Langit.

"Marlon!" Seru Kayra.

"Kayra, benar?" Tebak salah satu dari pria tersebut.

"Ya benar, apa kabar?" Kayra mengulurkan tangan nya, lantas langsung di jabat oleh Marlon.

"Baik, lama sekali tidak bertemu dengan mu. Ngomong ngomong dimana Langit? Aku tidak melihat nya bersama mu!" Tanya Marlon, pria yang hanya memakai celana selutut itu menoleh kekanan kekiri untuk mencari keberadaan Langit.

"Kak Langit tidak ikut, dia banyak pekerjaan. Jadi aku berlibur sendiri sekalian meninjau pembangunan gedung baru untuk cabang usaha ku!" Terang Kayra.

"Aku melihat mu di cover majalas bisnis beberapa waktu lalu. Ternyata kau sungguh gadis yang hebat. Kau menghilang beberapa tahun dan kembali dengan kabar yang mengejutkan." Puji Marlon.

"Kau bisa saja." Kayra tersipu dengan ucapan Marlon. Sedangkan pria itu hanya terkekeh sembari mengacak rambut Kayra gemas.

"Ahh seandainya kau mau dengan ku, Kay! Aku pasti menjadi pria yang paling beruntung di dunia ini!" Ucap Marlon tiba tiba.

"Dan kurasa ucapan mu itu hanya sebuah gurauan!" Kayra tertawa.

"Kau salah Kay!" Tiba tiba saja Marlon menarik tangan Kayra menuju sebuah caffe terdekat.

"Jus jeruk dan bir satu!" Seru Marlon sebelum membawa Kayra di sebuah sofa cozy dengan pemandangan pantai.

"Jadi?" Kayra menatap Marlon penuh pertanyaan.

"Aku jatuh padamu sejak awal pertemuan kita beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah kau masih SMA waktu itu!" Ungkap Marlon lantas membuat Kayra sedikit terkejut.

"Kau bercanda Marlon!" Kayra terkekeh lantas menyesap jus jeruk nya.

"Astaga.. apa wajah tampan ku ini tidak terlihat serius, huh?" Kesal Marlon.
"Aku serius Kay! Tapi tenang saja, aku bukan seorang bajingan yang akan menghalal kan segala cara untuk mendapatkan cinta nya!" Timpal Marlon.

"Aku tau kau pria yang baik!" Kayra tertawa mendengar pernyataan Marlon.

"Dan aku juga tau, jika cinta mu hanya untuk Langit!" Sahut Marlon.
"Tapi aku merasa tidak tenang jika tidak mengungkapkan perasaan ku Kay!" Imbuh nya.

"Iya iya aku tau, kita masih bisa bersahabat kan? Cinta tak harus menjadi sepasang kekasih kan!" Ujar Kayra.

"Kau benar!" Marlon tersenyum kemudian menenggak bir di botol nya.

Kayra tiba tiba terdiam cukup lama saat mendapato sebuah notifikasi di ponsel nya, berkali kali ia mengerjapkan mata nya, namun apa yang ia lihat sama sekali tidak salah. Mellysa memposting sebuah video, dimana di dalam video itu ia menunjukkan sebuah undangan. Yang tak kalah mengejutkan adalah isi dalam undangan tersebut menunjukkan bahwa ia akan bertunangan dengan seseorang yang bernama Langit Aditya.

"Apa aku sedang salah lihat!" Gumam Kayra.

Marlon yang mendengar nya hanya mengerutkan kening lantas merebut ponsel Kayra.

"Langit?" Seru Marlon tak percaya.
"Ini pasti cuma Prank nya saja kan?"

"Tidak ini benar, Kak Langit akan bertunangan dengan gadis yang bernama Mellysa." Ujar Kayra lirih.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Marlon bertanya, ia sungguh tidak mengerti apa yang terjadi di antara Kayra dan Langit sahabat nya.

"Ada sesuatu yang terjadi saat aku kembali dari Italy. Kalau di jabarkan akan memakan waktu lama, Marlon. Yang jelas aku sudah tidak bersama nya lagi. Aku akan menikah dengan pria lain." Ungkap Kayra datar.

"Lalu Langit?"

"Aku juga tidak tahu jika Kak Langit akan bertunangan dengan wanita lain tiga hari ke depan." Kayra menghela nafas nya lelah.

"Lantas apa yang akan kau lakukan?" Marlon menatap Kayra cemas.

"Tentu aku akan pulang menghadiri pesta nya." Ujar Kayra tenang.

"Aku akan menemani mu!" Marlon tersenyum seraya menggenggam tangan Kayra erat.

"Kau serius?"

"Ya.. walaupun kita datang bukan sebagai pasangan, tapi kita bisa datang sebagai teman kan?" Kayra tersenyum lantas mengangguk penuh antusias atas tawaran Marlon.

~TBC...

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang