Kondisi Kayra sudah mulai penuh sepenuhnya, dan Kriss tidak pernah main main dengan ucapannya. Ia benar benar membawa Kayra untuk pulang ke Jogja, tanah kelahirannya. Kayra sangat senang, Kriss melihat binar kebahagiaan itu di mata Putrinya, sebab Kayra tak henti hentinya mengulum senyumannya dari sejak awal perjalanan mereka.
"Kau senang, Sayang?" Kriss melirik sekilas putrinya yang menatap kagum bangunan bangunan klasik yang berjajar di sepanjang jalan kota Yogyakarta.
"Tentu Kay senang, Yahh. Akhirnya Kay bisa tinggal sama Ayah!" Ujar Kayra antusias.
"Kau akan lebih senang lagi jika melihat rumah kita nanti!" Ujar Kriss sembari mengusap pelan puncak kepalanya.
"Apa rumah kita terbuat dari kristal kristal es seperti di film Frozen, Yah?"
Kriss terkekeh saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh putrinya, ibarat seorang anak kecil yang tengah menghayalkan sesuatu dan memintanya pada sang Ayah.
Sepuluh menit kemudian, mereka sampai pada sebuah bangunan yang terlihat luas. Bangunan dengan aksen jawa klasik dimana dinding depan nya masih terbuat dari kayu ukir khas jepara. Cat berwarna coklat gelap lantas cahaya lampi temaram membuat aksen tradisional terasa sangat kental pada bangunan tersebut.
"Kay rasa, semua kesenangan Kay pada seni itu menurun dari Ayah!" Ucap Kayra, ia segera turun dari mobil untuk melihat lihat bangunan yang berdiri kokoh di depannya. Begitu mengagumkan decaknya.
"Ayah tahu kalau anak kesayangan Ayah ini suka sekali sama batik dankayu ukir tradisional seperti ini, jadi Ayah membangun rumah ini berharap bisa membuatmu senang dan nyaman berada disini!" Ungkap Kriss.
"Terimakasih banyak, Ayah!" Kayra berlari menghambur ke pelukan sang Ayah. Pria berusia setengah abad itu hanya tersenyum sembari menghujani kecupan kecupan lembut di puncak kepala putrinya.
"Ayo kita masuk!" Ajak Kriss.
Kayra pun patuh mengikuti sang Ayah, rumah tradisional semi modern ini sungguh menggugah hati Kayra. Semua rumah ini berbahan full kayu, sampai jendela, pintu, ranjang semuanya berbahan dasar kayu. Kayra sangat mengidam idamkan rumah seperti ini sejak dulu. Tapi ia sama sekali tak kepikiran untuk membuatnya, justru malah membeli apartmen mahal yang sekarang sudah ia tinggalkan.
Mengingat Apartmen tersebut, membuat Kayra mengingat kembali semua kenangan yang selalu saja membayangi dirinya.Kayra memilih duduk di sebuah kursi kayu ukir yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Selama ia di rumah sakit, Langit sama sekali tak menjenguknya. Bahkan menanyakan kabarnya lewat udara pun juga tidak. Apa mungkin Langit sudah benar benar melupakannya? Apa mereka tidak bisa menjadi seorang teman? Bukankah Daddy nya sudah membatalkan perjodohan antara dirinya dan juga Rodrigo, tapi mengapa Langit masih saja menjauhinya?
Pertanyaan pertanyaan itu selalu saja terngiang di dalam kepala Kayra, dan tanpa seorang pun yang mau menjawabnya."Apa kau baik baik saja, Sayang?" Kriss berbalik arah lantas ikut di samping putrinya.
"Ayah, apa Kayra tidak bisa berteman lagi dengan Kak Langit meskipun sekarang Kak Langit sudah bertunangan dengan Mellysa?" Kayra bertanya sambil menunduk tanpa berani menatap sang Ayah.
"Kau masih memikirkannya, setelah apa yang ia perbuat padamu? Ayah tidak pernah melarangmu berhubungan dengan siapapun, tapi untuk saat ini Ayah melarangmu untuk berhubungan dengan pria bajingan itu!" Geram Kriss.
"Ayah, maafkan Kayra!" Gadis manis itu menutup matanya lantas memeluk sang Ayah yang duduk di sebelahnya.
Kriss nampak menghela nafasnya panjang. "Bukannya Ayah tidak senang melihatmu bahagia, Sayang. Tapi Ayah tidak pernah rela melihatmu tersakiti, kau berharga buat Ayah. Ayah akan melakukan apapun untuk kebahagiaanmu. Dan Ayah tidak akan membiarkan orang orang itu untuk menyakitimu lagi!" Tutur Kriss.
"Paman-Paman.. ini ada...
Teriakan seseorang membuat Kayra melepaskan pelukan sang Ayah.
"Upss Sorry!" Sambung orang itu, ketika melihat orang yang di panggilnya tengah memeluk seorang gadis.
"Kau ini kalau masuk rumah selalu saja berteriak!" Geram Kriss.
"Maaf Paman, ini ada berkas yang harus Paman tanda tangani!" Pria itu terlihat seumuran dengan Kayra, ia menyodorkan map berwarna coklat dan juga pulpen untuk Kriss.
"Kau tau darimana jika Paman sudah kembali?" Tanya Kriss tanpa menoleh ke arah pria itu sedikitpun.
"Mba Tari yang memberitahuku, Paman!" Ujar Pria itu, diam diam ia mengagumi seorang gadis yang sejak tadi terdiam di kursi nya sembari menunggu pria tua di sampingnya itu menyelesaikan pekerjaannya.
"Ini!" Kriss menyodorkan map itu kembali pada si pembawanya. "Oh ya, besok Paman akan kembali ke kantor." Imbuh Kriss.
"Oke, Rama akan menunggu Paman besok, ada yang harus kita bicarakan." Ucap pria itu saat hendak beranjak dari tempatnya tiba tiba saja Kriss menghentikannya.
"Apa kau tidak ingin berkenalan dengan gadis yang sejak tadi kau lirik, Ram?" Tanya Kriss sontak membuat Rama membuang muka sebab malu karena ketahuan.
"Hehee.. maaf Paman, sebab Paman tidak pernah membawa seorang wanita pulang ke rumah!" Rama tersenyum canggung sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Dia Kayra, sati satunya wanita yang ada di hidup Paman!" Ungkap Kriss.
"Wahh ternyata Paman suka sama daun muda juga ya!" Celetuk Rama, lantas mendapat jitakan keras di dahinya dari Kayra.
"Suka sama daun muda gundulmu! Aku Kayra anak nya Paman mu itu, seenaknya saja berkata seperti itu. Memang Ayahku tipe lelaki yang sama dengan para sugar daddy itu?" Sungut Kayra kesal seraya meninggalkan kedua pria yang saling pandang itu menuju kamarnya.
"Duhh mati aku!" Rama meraup wajah nya secara kasar, sedangkan Kriss hanya tertawa sejak melihat Rama di jitak oleh putrinya.
"Makanya jadi orang punya pikiran itu di cuci, jangan di biarkan kotor!" Kriss kembali tertawa sembari meninju pelan bahu Rama.
~TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End (Selesai)
RomanceSequel dari Father for My Daughter.. #1 pengecut 15/06/2020