11

5.8K 390 28
                                    

Flashback lagii wkwkwkkk..

Nafas tersengah dan keringat mengucur dengan aroma khas menguar di dalam apartmen seorang pria. Senyum kepuasan nampak nyata di wajah tampan nya. Tangan kekar itu mengusap rambut seorang gadis yang meringkuk tanpa busana di samping nya.

"Morning Lang!"

Pria itu tersenyum, lantas mengecup puncak kepala si gadis.

"Morning Sayang!"

Gadis itu tersenyum. Menerima belaian lembut di pipi nya.

"Emmm... Menikahlah dengan ku Lun!" Manik mata hitam itu menatap gadis yang kini tengah berbaring di atas dada bidang nya.

"Menikah?" Gadis itu tertawa lantas bangkit dari dari tidur nya.

"Why?" Pria itu menatap heran, apa mungkin ada yang salah dengan pertanyaan nya?

"Apa ternyata kau seserius hemm?? Untuk apa menikah jika tanpa menikah saja kita bisa bersenang senang!" Gadis itu mengulurkan tangan nya mengelus rahang tegas yang di tumbuhi bulu bulu halus di sekitar nya.

"Dengan menikah, aku bisa mempunyai hak milik atas dirimu!" Pria itu menatap tajam dan sebuah keseriusan nampak di wajah tampan nya.
"Dan setelah apa yang sudah kita lalui bersama setiap malam, apa kau tidak ingin menikah dengan ku?"

Gadis itu tergelak, kepala nya menggeleng samar. "Apa semua hubungan yang berakhir di atas ranjang akan di selesaikan dengan pernikahan? Astaga Langit, kau itu kuno sekali!" Gadis itu masih tertawa dan sesekali menghapus titik bening di sudut matanya.

"Apa maksud mu?" Netra itu semakin menggelap desis nya lebih mirip dengan sebuah geraman.

"Aku tau, jika hubungan kita hanya sekedar pelampiasan nafsu mu yang selama ini kau tahan terhadap gadis manja itu kan? Aku tau semua nya Langit Aditya!" Aluna menatap Langit dengan senyum miring di sudut bibir nya.

Langit terdiam, memang ada benar nya ucapan Aluna. Memang selama ini ia selalu menahan hasrat ketika berdekatan dengan gadis manja nya, gadis itu selalu menolak sebab ia akan melakukan di hari pernikahan nya. Langit selalu mencoba menahan itu sebisa mungkin, meskipun ia sangat kesulitan untuk menahan nya. Selama ini hanya sebatas peluk, cium pipi dan cium kening. Untuk cium bibir saja Langit harus mencuri nya diam diam ketika Gadis itu sedang tidur.

Tapi, saat Aluna mulai masuk ke dalam kehidupan nya. Bagaikan sebuah oase di tengah tengah gurun pasir. Bagaimana pun Langit adalah seorang pria normal yang membutuhkan pelepasan jika hasrat nya bergejolak.

"Pergi dari apartmen ku!" Langit menggeram, kedua tangan kekar nya mencengkeram bahu ringkih gadis mungil yang duduk di samping nya.

"Kau mengusirku?" Gadis itu menatap Langit tak percaya.

"Bawa semua barang barang mu dari sini. Lupakan jika kita pernah memiliki sebuah hubungan. Dasar Jalang!" Desis Langit, pria itu lantas masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu nya dengan keras.

Air shower itu mengucur deras membasahi tubuh kekarnya. Di saat ia mulai terpaut dengan Aluna, justru sebuah penolakan yang ia dapat. Langit tersentak, sungguh penyesalan yang ia dapat saat ini. Mengabaikan Kayra gadis nya, hanya sebuah hasrat seksual sialan ini.

Pria yang tengah terkapar di rumah sakit ini hanya bisa diam, usai Kenzie dan Sara Ibunya pergi meninggalkan nya. Langit masih mengingat percakapan nya dengan Aluna dua hari yang lalu. Dan sekarang ia juga harus menemui kenyataan bahwa Kayra juga pergi meninggalkan nya ke luar negeri.

Flashkback off...

☆☆☆

Kayra sudah tiba di jogja dua jam yang lalu. Gadis itu mendesah lelah di atas ayunan di vila milik Ayah nya. Kayra masih saja terdiam dan tidak atau apa isi pikiran nya usai pertemuan nya dengan Langit beberapa saat yang lalu.

Sedangkan Matteo dan Kriss duduk di sebuah bale di belakang Ayunan yang di duduki Kayra.
"Jadi, Kayra tadi benar benar bertemu dengan Langit?" Kriss membuka percakapan sembari menyesap kopi di cangkir nya.

Matt mengangguk. "Tapi bagaimana persis nya, saya tidak tau Om. Soal nya tiba saat Berli memberitahu Saya, jika Kayra di ajak seorang pria. Terpaksa saya menyewa helikopter supaya cepat sampai!" Terang Matteo.

Kriss mengangguk samar, pria setengah baya itu tau betul apa yang di rasakan putri nya saat ini. Dengan langkah perlahan, pria itu duduk di samping putri nya.
"Ayah tau, kau juga merindukan nya!" Gadis itu terkesiap, lantas menoleh ke sang Ayah yang menatap lurus ke depan.
"Pulanglah Kay! Kalian perlu bicara, ini semua perlu di luruskan!" Kini sang Ayah yang beralih menatap putri nya yang menunduk.

"Aku rasa aku tidak akan bisa berhadapan dengan nya lagi Ayah! Aku membencinya, tapi aku sangat merindukan nya!"

"Dan Ayah tau jika rasa rindu mu lebih besar dari rasa benci itu Sayang!" Kriss tersenyum sembari membelai lembut rambut panjang putri nya.

"Setiap kali aku melihat nya, hanya bayangan dia bersama wanita itu. Bagaimana cara ku menghapus nya Ayah? Katakan padaku, bagaimana cara nya?" Suara Kayra tercekat, ada amarah di setiap tutur kata yang ia lontarkan.

Kriss kembali tersenyum, pria itu tau kegamangan yang terjadi pada putri nya. Gadis yang kini menginjak usia 27 tahun ini masih saja takut untuk menghadapi masalah percintaan nya.

"Apa kau ingat bagaimana menyesalnya Ayah setelah kepergian Ibu mu? Dan Ayah tidak ingin ini juga terjadi padamu Sayang! Kembali lah ke rumah, Ayah yakin jika semua nya akan baik baik saja. Termasuk hubungan kalian!" Kriss menggenggam tangan putri nya dan meremas nya pelan.
Seakan gadis itu menerima sebuah aliran listrik sang Ayah. Gadis itu lantas beranjak dari tempat duduk nya, berlari dan menarik Matteo untuk meninggalkan Vila sang Ayah.

~TBC...

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang