42

3.9K 243 14
                                    

Tidak ada yang tahu apa yang tengah Langit rencanakan saat ini, putusan nya untuk bertunangan dengan Mellysa sekertaris nya sudah mengejutkan banyak pihak. Selain Kayra yang kebetulan sedang berada di Bali, juga kedua orangtua nya yang masih shock saat Langit pulang dengan seonggok benda persegi yang tak lain adalah undangan pertunangan nya sendiri.

"Apa kau sudah benar benar memikirkan nya, Lang? Kesan nya kau sangat terburu buru, atau ini hanya ajang untuk membalaskan sakit hati mu pada Kayra?" Cecar Adit.

"Aku sudah memikirkan semua nya Ayah. Kalian tidak perlu khawatir, semua persiapan sudah seratus persen. Kalian tinggal datang saja lusa!" Ucap Langit, pria itu melirik sang Ibu yang sama sekali tidak menatap nya. Ia tahu bahwa Ibunya masih marah san kecewa padanya. Tapi ini semua tidak bisa mengubah keputusan Langit sama sekali.

"Terserah kau saja!" Adit menghela nafas nya pasrah sementara Langit beranjak menuju kamar nya.

Sara hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan putra semata wayang nya. Pelipis nya berdenyut saat ia sama sang suami tidak bisa menahan keputusan Langit untuk bertunangan dengan gadis itu. Sebab Sara memiliki keyakinan jika Kayra akan kembali pada Langit

"Anak itu benar benar keterlaluan!" Geram Sara.

"Kita lihat saja, Langit tidak akan bertahan lama jika ia tidak nyaman dengan gadis itu." Adit menepuk bahu istri nya, lantas mengajak nya masuk ke dalam kamar.

☆☆☆

Semakin hari keadaan Rodrigo semakin membaik, dan setiap hari pula Allena selalu menemani nya dengan sabar. Seperti hari ini  Allena dengan telaten nya memapah Rodrigo yang selesai terapi syaraf kaki nya.

"Apa kau tidak lelah setiap hari menemaniku, Len?" Rodrigo menoleh pada gadis yang mengapit erat lengan nya. Membantu nya berjalan perlahan supaya tidak terjatuh.

"Kau ini bicara apa? Kalau lelah aku tidak akan ada disini bersamamu sekarang!" Tutur Allena.

"Aku ingin duduk dulu sebentar!" Pinta Rodrigo, Allena mengangguk lantas menuntun pria itu ke sebuah bangku panjang di lorong rumah sakit.

"Awas pelan pelan!" Allena masih saja memegangi lengan Rodrigo supaya pria itu tidak terjungkal dan jatuh.

"Duduk sini!" Rodrigo menepuk bangku kosong di sebelah nya, Allena pun menurut lantas ikut duduk disana.

"Kau lelah? Apa ada yang sakit?" Tanya Allena.

"Tidak tidak, aku baik baik saja!" Digo tersenyum lalu memegangi tangan Allena.
"Len, apa selama beberapa hari kebersamaan kita kau tidak merasakan apa apa?"

Allena menatap aneh Rodrigo yang melayang pertanyaan seperti itu padanya.

"Apa maksud mu?"

"Aku jatuh cinta padamu Allena, aku tau ini terlalu singkat. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaan ku. Aku nyaman jika selalu bersama mu!" Ungkap Digo.

"Kau yakin dengan ucapan mu?" Allena menatap Digo lekat, senyum tersungging di bibir mungil nya, ternyata perasaan nya terbalas.

"Tentu saja!"

"Aku juga Digo, merasakan hal yang sama dengan mu! Terlepas siapa aku, aku percaya bahwa kau mencintai Allena bukan Alluna!" Ucap Allena.

"Terimakasih, Allena!" Digo pun ikut tersenyum seraya memeluk erat Allena.

Kedua saling berbahagia dengan perasaan yang sama, namun mereka tidak tahu rencana orang orang di rumah bahwa Rodrigo akan di nikahkan dengan Kayra. Mika melarang keras semua orang memberitahu Rodrigo bahkan Allena juga tidak ada yang memberitahu perihal rencana itu. Mika tidak ingin keputusan nya membuat Rodrigo stress sehingga menghambat proses pemulihan nya.

Until The End (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang